Makna Unsur-Unsur Arsitektur Tongkonan (Studi Perbandingan pada Dua Bangunan Tongkonan di Wilayah Adat Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja)
ANNA DIAN SETIAWATI, Sektiadi, S.S., M.Hum.
2018 | Skripsi | S1 ARKEOLOGITongkonan adalah bangunan tradisional suku bangsa Toraja yang berbentuk persegi panjang, ditopang oleh tiang-tiang besar, serta memiliki bentuk atap yang melengkung. Toraja terdiri atas 32 wilayah adat yang berdiri sendiri dengan aturan dan ciri khas yang berbeda. Meski begitu, 32 wilayah adat tersebut berada di bawah satu payung yang sama yaitu aluk todolo sebagai dasar adat istiadatnya. Setiap hasil budaya yang dihasilkan oleh masyarakat etnik berasal dari ide yang dituangkan kedalam perilaku untuk menghasilkan materi. Penelitian ini mengkaji bangunan tongkonan sebagai budaya materi yang dihasilkan oleh masyarakat etnik, untuk melihat ide yang terkadung di dalamnya melalui simbol-simbol arsitektural pada bangunan tongkonan di wilayah adat Mengkendek. Dari hasil kajian yang dilakukan diketahui bahwa makna yang terkandung dalam unsur arsitektural tongkonan dapat dibedakan menjadi makna yang bersifat fungsional dan makna yang bersifat filosofis. Perbedaan bentuk fisik bangunan tongkonan yang ada di Toraja merupakan buah dari ide yang bersifat fungsional mengikuti keadaan dan kondisi alam maupun dinamika masyarakat pendukungnya. Sementara aluk todolo yang mengikat kehidupan masyarakat Toraja secara ketat menjadi sumber dari makna yang bersifat filosofis pada bangunan tongkonan.
Tongkonan is a traditional Toraja building that is rectangular, supported by large poles, and has a curved roof shape. Toraja consists of 32 adat regions with different rules and characteristics. Even so, those 32 adat regions were bound together by the same aluk todolo as their shares customary basis. Every cultural items produced by the ethnic community is a realisation or ideas through material producing behavior. This study examines the building of tongkonan as a material culture produced by the ethnic community to see the ideas contained in it through architectural symbols on the tongkonan building in the traditional area of Mengkendek. The results show that the meaning contained in the architectural elements of tongkonan can be divided into two parts, namely the meaning which is functional and meaning that is philosophical. Differences in the physical form of tongkonan in Toraja is a functional idea to dictated by the natural condition and circumstances and the dynamic of supporting community. While aluk todolo that tied the life of Toraja society is strictly a source of philosophical meaning in tongkonan building.
Kata Kunci : arsitektur tradisional, Mengkendek, makna fungsional, makna simbolis