Ketidakpastian Hidup di Pemukiman Kumuh: Kemampuan Adaptasi Penduduk dalam Mencapai Resiliensi Ekonomi di Tamansari Bandung, Jawa Barat
M. EKAZAKI KURNIA, Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si
2018 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGITesis ini mengkaji terkait bagaimana resiliensi ekonomi penduduk di pemukiman padat dan kumuh di Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Tulisan ini menjelaskan tentang tiga tipe adaptasi masyarakat dalam menghadapi gangguan ekonomi hidupnya saat ini. Tiga tipe adaptasi ini diantaranya; coping capacities, adaptive capacities, dan transformative capacities. Saya menjelaskan siapa saja yang mampu memiliki kapasitas tersebut dan mengapa mereka mampu memiliki kapasitas tersebut. Tiga tipologi tersebut dibingkai dalam konsep resiliensi. Penggalian data dilakukan secara kualitatif melalui observasi dan pengamatan terlibat dengan pemilihan informan secara purposive. Secara historis penduduk Tamansari merupakan pendatang dari daerah seperti Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Cirebon, dan Cilacap. Konteks sejarah nasional seperti pemberontakan DI/TII, dan REPELITA menjadi dorongan sekaligus paksaan mereka untuk berpindah ke lahan kosong di Tamansari paska kepergian Belanda dari Indonesia. Mereka hidup di kota dengan menempati lahan-lahan kosong milik pemerintah kota karena pada awalnya juga mereka bekerja sebagai tenaga kasar dalam rangka pembangunan kota Bandung paska kemerdekaan. Sejak itu mereka telah terbiasa hidup dari remah-remah sektor ekonomi kota seperti menjadi PKL, menyewakan kos-kosan, dan membuka warung. Mereka terbiasa hidup dalam ketidakpastian, baik secara ekonomi, keamanan lahan tempat tinggalnya, atau terimbas silih bergantinya kebijakan kota. Penelitian ini memperlihatkan bahwa jaringan sosial memegang peranan krusial untuk mencapai resiliensi hidup di pemukiman padat dan kumuh di tengah Kota Bandung. Jaringan keluarga dan pertemanan ialah lapisan dasar untuk terus bertahan hidup dari hari ke hari. Selanjutnya ialah modal simbolik seperti ketokohan juga kualifikasi pendidikan. Menjadi tokoh dan dikenal di masyarakat memungkinkan para aktor memanfaatkan beragam gangguan menjadi keuntungan. Kemudian pendidikan merupakan hal krusial lainnya jika mereka ingin melakukan mobilitas sosial. Selain itu pemahaman tentang kebijakan kota menjadi variabel lainnya dalam memahami situasi untuk kemudian melakukan strategi adaptasi.
This study examines how urban dwellers in slum area achieve their economic resilience in Kelurahan Tamansari, Bandung. This thesis describes that there are three types of adaptation amongst the dwellers to face their economic disturbance. These types are; coping capacities, adaptive capacities, and transformative capacities. I described the reason why people of Tamansari have those capacities. These three of typologies are framed with the concept of resilience. Data were collected qualitatively within 5 RW in Tamansari and informants are selected based on their ability to understand the history of their neighborhood and their role within community. If we looked at the history Tamansari dwellers, actually they are immigrants that originated from many areas such as Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Cirebon, dan Cilacap. DI/TII revolt and the REPELITA National Policy force them to leave their village and migrated to Bandung, which is considered as a safe place to stay. They live in abandoned lands which belong to the city municipal because they could not afford to rent a house. They worked in the informal sector such as street vendor or tavern. Their livelihood was sourcing to vulnerability because of their fluctuating income. This study showed that social network playing a crucial role in order to reach resilience in a slums area of Bandung. Families network became their basic layer to from day to day from economic disturbance. Symbolic capital such as local leader charisma and education playing a crucial role if they want to achieve their economic resilience. In addition, the understanding of city policy also became a crucial tool to cope with any daily social and economic turbulence.
Kata Kunci : resiliensi,pemukiman padat,perkotaan, adaptasi, jaringan sosial, modal simbolik, kerentanan