POLITIK BAHASA NARATIF: STUDI TENTANG WACANA DAN HEGEMONI MILITERISTIK DALAM PENULISAN ANGKATAN UMAT ISLAM (AUI) DI KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH SEBAGAI PEMBERONTAK PADA BUKU SEJARAH NASIONAL DI ERA ORDE BARU

MUHAMMAD FAUHAN FAWAQI, Ashari Cahyo Edi, S.IP., M.PA.

2018 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

Narasi yang ditulis dalam buku sejarah selama ini kerap kali dianggap sebagai sebuah informasi yang objektif oleh banyak kalangan, terutama para pelajar sekolah menengah, terlebih jika buku sejarah tersebut ditulis oleh pihak otoritas seperti pemerintah. Akibatnya banyak masyarakat yang terpengaruh yang meyakini peristiwa-peristiwa yang ditulis dalam buku sejarah sebagai sebuah fakta-fakta tanpa terpengaruh oleh tarikan kepentingan. Padahal dalam setiap peristiwa yang tereprentasikan pada narasi-narasi di buku sejarah baik secara langsung maupun tidak, memberi keuntungan pada pihak yang dicitrakan baik. Salah satu yang diuntungkan dari narasi sejarah yang ditulis pada masa rezim orde baru adalah pihak militer atau TNI AD. Sebab sebagai pihak yang terlibat dalam penyusunan sejarah negara Indonesia, TNI AD bukan saja memilih setiap isi pesan agar memberikan kesan heroik kepada pembacanya terhadap lembaga TNI AD, me;ainkan juga memilih media penyampaian pesan dalam bentuk buku sejarah nasional untuk bahan ajar di sekolah-sekolah menengah sehingga menekankan kesan faliditas peristiwa yang disusun secara naratif. Apa yang dilakukan oleh TNI AD ini dapat dipahami dalam konsep hegemoni militer. Dimana kehendak militer untuk survive di kancah nasional ditempuh dengan cara mengendalikan persepsi publik melalui peraiman bahasa naratif serta media penyampai pesan yang terkesan otoritatif seperti buku sejarah nasional. Hal ini bukan saja digunakan untuk membangun citra pribadi melainkan juga digunakan untuk memperlemah kelompok-kelompok yang dianggap berpotensi mengancam keberlangsungan survival politik TNI AD. Dalam hal ini, organisasi perjuangan bernama Angkatan Umat Islam (AUI) yang bergerak di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya yang berpusat di Kabupaten Kebumen, untuk suatu kepentingan tertentu mengalami preduksian naratif pada buku sejarah yang ditulis oleh anggota-anggota TNI AD. Dalam catatan naratif yang disebarluaskan pemerintah rezim ot=rde baru, AUI disebut-sebut telah melakukan aksi pemberontakan. Cara ini telah memberi implikasi secara nyata terhadap masyarakat yang terhegemoni serta secara efektif wacana tentang pemberontakan AUI bertahan hingga generasi berikutnya.

Narratives written in history books are often regarded as an objective information by many, especially high school students, especially if the history books are written by authorities like the government. As a result many affected societies believe in events written in history books as facts without being affected by attraction. Whereas in every event that is attached to the narratives in the history books, whether directly or indirectly, benefits the good image. One of the beneficiaries of the historical narratives written during the New Order regime was the military or the army. Because as a party involved in the preparation of the history of the state of Indonesia, the army not only chose each message to give a heroic impression to the readers of the army institution, me also choose the medium of delivery of messages in the form of national history books for teaching materials in schools medium so as to emphasize the impression of the falidity of events that are arranged narratively. What is done by this Army can be understood in the concept of military hegemony. Where the military will to survive in the national arena taken by controlling public perception through narrative language as well as media penyampai message that seemed authoritative like a national history books. This is not only used to build a personal image but also used to weaken groups that are considered potentially threatening the survival of political survival of the army. In this case, a struggle organization called the Islamic Forces (AUI) engaged in Central Java and its surroundings centered in Kebumen District, for a particular interest experienced a narrative preduction on history books written by members of the Army. In the narrative notes distributed by the government of the new autod-rde regime, the AUI is said to have committed an insurgency. This method has given real implications for the hegemonic society and effectively the discourse about the AUI uprising lasts until the next generation.

Kata Kunci : Kelompok TNI, Wacana, Hegemoni, Politik Bahasa narasi buku sejarah nasional, Angkatan Umat Islam