EVALUASI VALUE PROPOSITION DAN BUSINESS MODEL PRODUK KSM MELALUI VALUE PROPOSITION CANVAS DAN BUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADA BANK MANDIRI CABANG WATES

IG NGURAH DANU S., Ertambang Nahartyo,Dr.,M.Sc.,CMA.,Ak., Ca.,

2018 | Tesis | S2 Manajemen

Turunnya laba bank Mandiri pada tahun 2016 dibandingkan dengan bank-bank BUMN yang lain menyebabkan bank mandiri mengutamakan penyaluran kredit yang lebih aman seperti Kredit Serbaguna Mikro (KSM). Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah semenjak difokuskan pada awal tahun, penyaluran kredit KSM di Mandiri cabang Wates kurang optimal. Guna memenangkan persaingan dengan kompetitor dan mengoptimalkan penyaluran kredit KSM maka bank Mandiri Wates perlu memetakan model bisnis dan memenuhi kebutuhan pelanggan agar dapat menerapkan strategi bisnis yang cocok. Kanvas model bisnis yang diciptakan Alexander Osterwalder memiliki keunggulan menjelaskan strategi perusahaan secara sederhana dan tepat sehingga evaluasi model bisnis akan dilakukan. Value proposition mempengaruhi produk yang dijual, oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap value proposition KSM dengan menggunakan Value Proposition Canvas dari Osterwalder et al. (2014) agar mengetahui kebutuhan, kendala, dan harapan dari para konsumen. Value Proposition Canvas juga bertujuan untuk mengetahui fit (kecocokan) antara produk dengan konsumen. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan wawancara semi terstruktur. Informan dalam penelitian ini adalah internal perusahaan mandiri agar peneliti dapat mengetahui perspektif elemen Kanvas Model Bisnis yang sudah dijalankan, nasabah KSM bank Mandiri untuk mengetahui perspektif value proposition yang sudah dijalankan, dan konsumen kredit pegawai agar peneliti dapat melakukan customer profiling. Analisis selanjutnya menggunakan Kanvas Model Bisnis untuk menjabarkan implementasi strategi KSM dan Value Proposition Canvas untuk menjabarkan Customer Profiling dan Value Map. Hasil penelitian menunjukkan sembilan elemen kanvas model bisnis terkoneksi secara tepat. Perpaduan value proposition, channel, dan customer relationship mampu memberikan rasa puas pada konsumen. Catatan yang muncul adalah value proposition pada segmen non payroll dimana nilai unik yang diberikan belum mampu bersaing dengan kompetitor. Berdasarkan customer profiling, apa yang konsumen butuhkan adalah pendanaan untuk tujuan konsmutif atau produktif. Kendala konsumen adalah suku bunga tinggi, potongan angsuran hanya 50%, agunan, dan proses kredit lama. Harapan dari konsumen adalah pelayanan full service dan after sales. Saran dari penulis adalah perlu membuat produk yang berbeda antar wilayah untuk non payroll ,mengaktifkan produk KSM Combo untuk segmen non payroll, dan kolaborasi mikro kredit sales dengan cabang dan kepala unit untuk sosialisasi produk.

The decline of Bank Mandiri's profit in 2016 compared to other state-owned banks has led to self-sufficient banks prioritizing more in safe credits such as Kredit Serbaguna Mikro (KSM). Problems that occurred in the field is since the focus at the beginning of the year, the distribution of KSM credit in the Bank Mandiri branch Wates less optimal. In order to win the competition with competitors and optimize the distribution of KSM credits, the bank needs to map the business model and meets customer needs in order to implement a suitable business strategy. The business model canvas created by Alexander Osterwalder has the advantage of explaining the company's strategy simply and appropriately so that the evaluation of the business model will be done. Value Proposition affects the product being sold, therefore in this research will be evaluated on KSM value proposition by using value proposition canvas from Osterwalder et al. (2014) to know the needs, constraints, and expectations of consumers. Value Proposition Canvas also aims to know fit between products and consumers. This research was based on qualitatively method and used semi structured interviews. Informants in this research come from internal company so that researchers can know the perspective of element business model canvas that has been run, KSM bank Mandiri customers to know the perspective of value proposition that has been run, and consumer credit employees so that researchers can do customer profiling. Further analysis uses a business model canvas to describe the implementation of KSM and Value Proposition canvas strategies to describe customer profiling and value maps. The results showed nine elements of business model canvas connected properly. The combination of value proposition, channel, and customer relationship can provide a sense of satisfaction to the consumer. The note that appears is the value proposition in the non payroll segment where the unique value provided has not been able to compete with competitors. Based on customer profiling, what consumer needs are funding for consumptive or productive purposes. Consumer constraints are high interest rate, only 50% installment cut, collateral, and long credit process. Expectations from consumers are full service and after sales service.Suggestions from authors are the need to create different products between regions for non payroll, activate KSM Combo products for non payroll segments, and mikro kredit sales collaboration with branches and head units for product socialization.

Kata Kunci : KSM, value proposition, kanvas model bisnis, value proposition canvas