PEMANFAATAN RUANG JALAN D.I. PANJAITAN DAN K.H. ALI MAKSUM Studi Kajian Ruang Jalan Panggung Krapyak-Kampung Wijen Yogyakarta
FUAD ASHAD LANGGUTA, Diananta Pramitasari; Syam Rachma Marcilia
2018 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturPanggung Krapyak terletak 2 Km dari arah selatan Kraton Yogyakarta. Pada awalnya Panggung Krapyak merupakan Kastil yang digunakan oleh Raja untuk menonton para prajurit untuk berlatih dan berburu Rusa. Selain Panggung Krapyak, terdapat Kampung Wijen yang terletak di utara kawasan Panggung Krapyak yang merupakan visualisasi dari konsep Sumbu Filosofi dari Kota Yogyakarta yaitu melambangkan benih dari proses perjalan manusia menuju kedewasaan. Panggung Krapyak juga disebut sebagai kampung santri karena keberadaan Pondok Pesantren yang telah lama berada di kawasan tersebut, hal ini mendeskripsikan bahwa keberadaan Pondok Pesantren sangat mempengaruhi dari perkembangan yang terjadi pada kawasan panggung Krapyak-Kampung Wijen. Terjadinya pemanfaatan ruang jalan D.I. Panjaiatn dan K.H. ALi Maksum yang tidak semestinya karena intensitas kegiatan yang berada pada ruang jalan tersebut semakin tinggi sehingga terjadi perubahan beberapa fungsi yang berada di ruang jalan tersebut, seperti bangunan yang mulanya permukiman menjadi tempat usaha, jalur pejalan kaki (jalur pedestrian) yang berubah menjadi tempat parkir, munculnya pedagang kaki lima di badan jalan, area parkir yang penempatannya tidak jelas, hal ini dapat menghilangkan bentuk pelestarian dari kawasan bersejarah seperti ruang jalan D.I. Panjaitan dan K.H. Ali Maksum sebagai salah satu bagian dari Sumbu Filosofi yang berada di Yogyakarta karena kondisi yang terdapat di ruang jalan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan data diolah secara kualitatif. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi dan pengumpulan data dengan menggunakan cara pemetaan prilaku dengan pembagian waktu untuk melihat pemanfaatan yang dilakukan dari waktu ke waktu. Observasi bertujuan untuk pengumpulan data primer dengan melihat secara visual pemanfaatn yang terjadi dari pembentuk ruag jalan yang berada pada penggal jalan D.I. Panjaitan dan K.H. Ali Maksum. Hasil dari penelitian ini bahwa terjadi beberapa bentuk pemanfaatan ruang jalan yang dilakukan oleh santri pondok pesantren, pedagang kaki lima dan warga sekitar Pemusatan aktivitas yang dilakukan terhadap pemanfaatan di ruang jalan pada waktu yang sama, Pemanfaatan jalur pedestrian di penggal jalan D.I. Panjaitan yang tidak sesuai dengan peruntukan karena overlapping aktivitas berjalan kaki dan parkir kendaaraan sebagai intervensi ruang oleh santri Pondok Pesantren dan warga sekitar serta aktivitas berjualan oleh pedagang kaki lima mengakibatkan ketidaksesuain pemanfaatan yang terjadi pada ruang jalan D.I. Panjaitan dan K.H. Ali Maksum.
Panggung Krapyak is located 2 km away from southern area of Kraton Yogyakarta. It was once a castle which functioned for king to watch soldiers training and hunting deer. Besides, there is also Kampung wijen, situated in northern area of Panggung Krapyak as visualization of Philosophical Axis concept of Yogyakarta city that symbolizes weed of from human journey process to adulthood. Panggung Krapyak is also named as Kampung Santri (Islamic student village) due to a long existence of Pondok Pesantren (Islamic boarding school) in that area, it described that the existence of Pondok Pesantren immensely influenced development in Panggung Krapyak-Kampung Wijen area. The settlement development that was caused by Pondok Pesantren existence was very exquisite, especially the settlement near to Pondok Pesantren, many changes of settlement land use for the Pondok Pesantren and its students (santri) need fulfillment, like temporary housings, kos-kosan (rented bedroom), restaurants, photocopy shops, and angkringan (food-selling push cart or food stall), thus there was activity mix, mainly locations near to the Pesantren. The problem of this research was to see the former characteristics of D.I. Panjaitan and K.H. Ali Maksum street spaces so that it became a guide in the recommendation of current D.I. Panjaitan and K.H. Ali Maksum street space development. The used methods in this research were observation and research-related document collection. Observation was aimed for primary data collection by observing visually the changes that happened from street space formers in D.I. Panjaitan and K.H. Ali Maksum street spaces. Secondarily data collection was obtained from existed documents and it could be reference to compare the existed documents with observation result. The result of this research was that the D.I. Panjaitan and K.H. Ali Maksum street spaces were implied the area of cultural heritages and historical relics which was not compatible with development that occurred in D.I. Panjaitan and K.H. Ali Maksum caused by environment quality especially street space formers that had less support on it. It needed follow up forms from related stakeholders, roles and public in Panggung Krapyak area to fulfill the D.I. Panjaitan and K.H. Ali Maksum street as one of city image preservation cores to annunciate the cultural heritage and historical relic area.
Kata Kunci : Ruang Jalan, Pemanfaatan, Perkembangan