Laporkan Masalah

Analisis Semiotika Ajaran Tasawuf Rumi dalam Komik Sufi Rumi : Keajaiban Hati

ANIS NUR MUHAMMAD FARID, Drs. Widodo Agus Setianto, M.Si.

2017 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Akhir-akhir ini, marak terjadi aksi kekerasan mengatasnamakan agama. Mulai dari sweeping dan bom bunuh diri. Aksi tersebut terjadi karena kesalahan dalam memaknai agama. Pada hakikatnya, agama adalah ajaran cinta. Menurut para ahli, pelaku kekerasan adalah mereka yang beragama tanpa hati. Dalam Islam, olah hati disebut Tasawuf. Pada, 2015, Andityas Praba, dibantu Komikus Rizki Goni menerbitkan Komik Sufi Rumi edisi ke-2. Komik ini seakan menjadi oase di tengah kondisi beragama kita. Komik ini menceritakan tentang Maulana Jalaluddin Rumi, seorang sufi besar. Ajarannya tentang cinta menjadi jawaban bagi permasalahan sekarang ini. Memilih satu cerita yang berjudul “Kue Untuk Siapa?”, dengan metode semiotika Roland Barthes, penulis mencoba menjelaskan ajaran cinta Rumi yang terkandung di dalam komik. Teori Roland Barthes menggunakan analisis melalui pemenggalan teks ke dalam leksia-leksia untuk menemukan bentuk kode yang memungkinkan terjadi sebuah makna. Selain itu, juga digunakan referensi lain di luar komik sebagai informasi yang mendukung guna mengungkap makna secara lebih medalam. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa memang terdapat ajaran cinta Rumi dalam cerita Kue Untuk Siapa? Ajaran cinta tersebut adalah keteladanan Rumi yang meberikan makanan berupa roti kepada anjing yang baru melahirkan anak-anaknya. Ini sesuai dengan definisi tasawuf, yaitu yaitu meniti jalan menuju Tuhan, kemudian memanifestasikan sifat-sifat ketuhanan di muka bumi; manusia yang mencintai seluruh entitas tanpa membedakan identitas.

Lately, rampant violence in the name of religion. Starting from sweeping and suicide bombing. The action occurred because of mistakes in interpreting religion. In essence, religion is the teaching of love. According to experts, the perpetrators of violence are those who are religious without heart. In Islam, if the heart is called Sufism. In 2015, Andityas Praba, assisted by Comic Rizki Goni published the 2nd edition of Komik Sufi Rumi. This comic seemed to be an oasis in the midst of our religious condition. This comic tells about Maulana Jalaluddin Rumi, a great Sufi. Her teaching on love is the answer to the present problem. Choosing a story entitled "Kue Untuk Siapa?", With Roland Barthes's semiotics method, the author tries to explain the love of Rumi that is contained in the comic. Roland Barthes's theories use analysis through the cutting of text into leksia-leksia to find the form of code that allows a meaning to occur. In addition, also used other references outside the comic as supporting information in order to reveal the meaning more deeply. The result of this research is that there is indeed a love of Rumi in Kue Untuk Siapa? The teachings of love is the example of Rumi who give food to the dog to give birth to their newborn children. This is in accordance with the definition of Sufism, which is to walk the way to God, then manifest the divine attributes on earth; man who loves all entities without distinction of identity.

Kata Kunci : Komik, Kue Untuk Siapa?, Rumi, Semiotika Roland Barthes, makna

  1. S1-2017-299772-abstract.pdf  
  2. S1-2017-299772-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-299772-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-299772-title.pdf