Laporkan Masalah

Start Up Enterprise Sebagai Inovasi Kelembagaan dan Kewirausahaan dalam Bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Media Digital (Studi kecenderungan dan kemampuan golongan muda dalam membuat sistem perusahaan rintisan di Kota Depok, Jawa Barat)

MIFTAH FARID B, Dra. Susi Daryanti M.Sc.

2017 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

Intisari Start Up Enterprise, dapat diartikan sebagai perusahaan rintisan dewasa ini telah mengalami fase yang menjanjikan. Apabila melihat fakta yang ada saat ini bahwa jumlah perusahaan rintisan tersebut sudah mencapai angka 1.500 buah, tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Faktor pendukung yang cukup signifikan dalam meningkatkan angka berdirinya perusahaan rintisan ini tidak lain yakni angka pengguna internet di Indonesia yang cukup tinggi, dalam 2013 saja sudah dapat diperkirakan berdasar hasil riset oleh beberapa lembaga bahwa angka 70 juta pengguna internet di Indonesia sudah terlampaui. Aspek ekonomi kreatif tidak dapat dilepaskan begitu saja dari motif dan modus berdirinya perusahaan rintisan serta tidak terkait dengan relasi korporasi besar dan mapan. Perusahaan rintisan hadir dalam segmentasi ekonomi akar rumput, dan dikategorikan sebagai hasil inovasi kelembagaan dan kewirausahaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat muda. Dapat ditemukan fakta yang ada bahwa angka pengangguran yang cukup tinggi di kota besar, didominasi oleh golongan muda, dan jumlah wirausahawan yang belum menjanjikan untuk merubah kondisi ekonomi sektoral dearah dan nasional, hadirnya perusahaan kecil yang didirikan dengan manajemen permodalan berbasis swadaya tersebut dalam tujuan normatif dapat mendukung peningkatan angka wirausahawan dan menciptakan lapangan kerja baru sehingga mengurangi jumlah pengangguran, serta meningkatkan pemasukan dan nilai tambah bagi daerah. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan informan dalam penelitian ditentukan dengan Purposive Sampling. Penelitian dilakukan dengan observasi lapangan dan interview mendalam. Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kota Depok, Jawa Barat, dengan pemusatan lokasi di tiga Kecamatan (Sukmajaya, Cimanggis, Pancoran Mas). Terdapat 10 informan dalam penelitian ini yang terdiri dari pihak pengelola Co-Working Space Code Margonda, pihak Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok, serta pihak masyarakat yang diwakili oleh kalangan mahasiswa, karyawan swasta dan pekerja di sebuah perusahaan Start Up. Temuan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini terkait relasi yang terjadi antara pihak komunitas pegiat Start Up yang terhimpun dalam komunitas Code Margonda dengan pihak Pemerintah Kota Depok, dalam hal ini secara khusus pihak Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok, dalam usahanya mengembangkan industri kreatif berbasis digital di wilayah Kota Depok yang mengalami tren perkembangan signifikan dan dapat menjadi solusi alternatif dalam memecahkan masalah ketimpangan akses lapangan kerja. Sebagai dua pihak yang berada dalam lingkup berbeda, pihak komunitas Code Margonda telah melahirkan beberapa perusahaan rintisan yang berbasis di Kota Depok dan sekitarnya, sehingga perkembangan iklim industri kreatif digital dapat berkembang pesat dan menjadi solusi dalam penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat. Akan tetapi, berdasarkan tren positif yang telah dilahirkan oleh komunitas tersebut masih belum memiliki sinergi dengan pihak Pemkot Depok selaku otoritas yang lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah ketimpangan akses lapangan kerja bagi masyarakat Depok. Missing link yang terjadi diantara kedua belah pihak dan belum adanya trust serta sinergi bersama. Kata Kunci : Perusahaan Rintisan, Ekonomi Kreatif, Pengagguran, Lapangan Kerja

Abstract Start Up Enterprise, can be interpreted as a pioneering company today has undergone a promising phase. Consider at the facts that exist today that the number of pilot companies has reached 1,500 pieces, spread across several major cities in Indonesia. The significant supporting factor in increasing the number of companies is the number of internet users in Indonesia is quite high, in 2013 alone can be estimated based on the results of research by some agencies that the number of 70 million Internet users in Indonesia has been exceeded. The creative economy can not be separated from the motive and mode of the founding of the pilot company and not related to large and established corporate relations. Start Up companies are present in the grassroots economic segmentation, and are categorized as the result of institutional and entrepreneurial innovation conducted by a group of young people. It could be found that the unemployment rate is high enough in big cities, dominated by young people, and the number of entrepreneurs who have not promised to change region and national economic condition in scale, the presence of small companies established with self-capitalized capital management in the normative objectives Supporting the increase in entrepreneurial numbers and creating new jobs so as to reduce the number of unemployed, as well as increase income and so much added value for the region. The new perspective which could be explained in this study related to the relationship between community of Start Up actor who collected in the community of Code Margonda with the Depok City Government, in this case specifically the Department of Manpower and Social Depok City, in an effort to develop the creative industries based on digital In the Depok City region experiencing significant development trends and can be an alternative solution in solving the problem of inequality of employment access. As the two parties are in different spheres, the Code Margonda community has spawned several pilot companies based in Depok City and surrounding areas, so the development of the digital creative industry climate can grow rapidly and become a solution in the provision of employment opportunities for the community. However, based on the positive trends that have been born by the community still do not have synergy with the City Government of Depok as the authority is more responsible in solving the problem of inequality of employment access for the people of Depok. Missing links that occur between the two parties and the absence of trust and synergy together. Key Words : Start Up Enterprise, Creative Economy, Unemployment, Job Field

Kata Kunci : Perusahaan Rintisan, Ekonomi Kreatif, Pengagguran, Lapangan Kerja

  1. S1-2017-336295-abstract.pdf  
  2. S1-2017-336295-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-336295-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-336295-title.pdf