PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG (KASUS : WADUK JATIBARANG)
IRENE CAROLINE SIHOMBING, Prof. Dr. Su Ritohardoyo, M.A.
2017 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHKota Semarang telah diketahui sebagai kota yang sering mengalami musibah banjir. Pada tahun 1990, terjadi banjir besar karena jebolnya tanggul di Banjir Kanal Barat menyebabkan kerugian sebesar 8,5 miliar rupiah. Untuk mengurangi limpasan air yang banyak saat hujan dan menjaga pasokan air baku, pemerintah mencetuskan program pembangunan Waduk Jatibarang di Kecamatan Mijen dan Gunungpati. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi (1) perubahan kondisi lahan milik masyarakat, (2) identitas kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terkena dampak secara langsung, dan (3) pengaruh pembangunan Waduk Jatibarang terhadap penggunaan lahan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lahannya digunakan sebagai lokasi pembangunan Waduk Jatibarang. Penelitian ini termasuk kategori penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Data yang digunakan dalam penelitian didapatkan dengan mengumpulkan informasi masyarakat yang lahannya digunakan sebagai lokasi pembangunan Waduk Jatibarang. Data penelitian terdiri dari data primer berupa observasi lapangan dan wawancara dengan bantuan kuisioner sebagai alat, dan data sekunder, berupa data fisik, demografi, serta sosial ekonomi. Teknik sampling menggunakan teknik snowball sampling pada 70 responden sebagai sampel dari populasi pemilik lahan yang terkena pembangunan Waduk Jatibarang. Data dianalisis dengan teknik analisis peta, perbandingan, data tabulasi, dan hubungan pengaruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) luas perubahan lahan milik masyarakat paling besar berada di Kelurahan Kedungpane mencapai 60%, sedangkan yang paling sedikit berada di Kelurahan Jatibarang hanya sebesar 8% dari luas sebelumnya dengan bentuk perubahan paling banyak dari sawah dan tegalan menjadi perairan waduk serta kawasan sabuk hijau pada tahun 2010, (2) sebagian besar mata pecaharian masyarakat mengalami perubahan berupa petani menjadi buruh tani, proyek bangunan, dan jasa perahu bebek, sehingga pendapatan masyarakat di Kelurahan Jatibarang dan Jatirejo mengalami penurunan sebesar 7% dan 14%, sedangkan di Kelurahan Kedungpane dan Kandri mengalami peningkatan 4% dan 1%, (3) pembangunan Waduk Jatibarang memiliki nilai korelasi sebesar 0,656 pada perubahan penggunaan lahan, sedangkan pada kondisi sosial ekonomi sebesar 0,210.
Semarang, Central Java, Indonesia, has been well known as one of the cities that frequently experiences an enormous flood and able to cause a fatality. In 1990, a major flood happened due to the broken levee in West Flood Kanal (Banjir Kanal Barat) during the rainy season, leaved a loss to IDR 8.5 billion. To reduce water runoff when the rain is heavy and to maintain water supply, the development program of Jatibarang Reservoir in Mijen and Gunungpati District was commenced by the Semarang's government. The purposes of this study are to identify (1) transformation of land condition owned by community, (2) direct impacts identification of the socio-economic of community, and (3) the influences of Jatibarang Reservoir's development on land usage and socio-economic conditions of community whose lands is used as Jatibarang reservoir. This research is counted as a quantitative research with method of survey. Datas of research was conducted by gathering information toward community as a subject of land-use change because of Jatibarang's reservoir development. Datas were divided by primary data in the form of surveys and interviews along with questionnaire, and secondary data, by collecting physical data, demographic, and economic, as well as enclosing. The respondents were determined by snowball sampling techniques with 70 respondents as a sample from population whose lands is used as Jatibarang reservoir. Datas were analyzed by map analyze, cross table analysis, description table, comparison, and correlation. Result of research shows (1) District of Kedungpane has the biggest change amount of land use change with 60% change from total area before, whereas District Jatibarang has the fewest change with 8% from total area before with rice field changed to reservoir ang green belt at 2010, (2) most of population has experience a livelihood change from farmer to laborer and ducks boat service, so affecting their incomes. Incomes in District Jatibarang and Jatirejo has decrease 7% and 14, whereas District Kedungpane and Kandri has increase 4% and 1%, (3) The Development of Jatibarang resevoir has correlation to land use change 0,656 whereas to social-economy conditions 0,210.
Kata Kunci : Waduk Jatibarang, Perubahan Penggunaan Lahan, Sosial-Ekonomi/Jatibarang Reservoir, Land usage transformation, Social-economic