Gambaran Penerapan Bridging System antara Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dengan Primary Care (P-Care) di Puskesmas Umbulharjo I Kota Yogyakarta

FATIKA INAYAHIMA MAULIDHA, Nuryati,S.Far.,MPH

2016 | Tugas Akhir | D3 REKAM MEDIS SV

Latar Belakang: Di era JKN saat ini BPJS sebagai badan penyelenggara jaminan sosial menciptakan sistem berbasis web yaitu Pcare sebagai alat pengumpulan data setiap pelayanan yang ada di Puskesmas. Selain Pcare terdapat Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) sebagai sistem untuk menyimpan data pelayanan yang diberikan kepada pasien. adanya dua sistem membuat ketidakefisiennya suatu pekerjaan, karena harus memasukkan data yang sama ke dalam sistem yang berbeda. Oleh karena itu diciptakan sistem bridging untuk menjembatani data agar masuk ke dalam dua sistem dalam waktu yang bersaman. Sejak bulan November tahun 2015 Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta telah menerapkan sistem bridging untuk membantu petugas dalam penyelesaian tugas pelayanan terhadap pasien. Tujuan: Mengetahui pelaksanaan dan kendala dalam pelaksanaan sistem bridging serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini berjumlah tujuh orang, yaitu dua orang petugas pendaftaran, seorang petugas medis poli gigi, seorang petugas medis poli umum, seorang petugas entri data KIA, seorang petugas apotek, petugas admin. Objek yang digunakan adalah kebijakan, SIMPUS, alur, Pcare BPJS Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pelaksanaan penerapan sistem bridging memiliki manfaat dalam efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan, karena petugas pengentri data hanya memasukkan data hanya ke dalam satu sistem dan data tersebut dapat masuk ke dalam dua sistem yaitu SIMPUS dan Pcare dalam waktu bersamaan. Terdapat kendala di setiap indikator dalam pelaksanaan sistem bridging. mulai dari people, hardware, software, policy, dan process. Faktor people kendala yang ada yaitu tidak semua petugas dapat operasional komputer, dilakukan upaya pelatihan komputer. Faktor hardware koneksi internet belum stabil, daya listrik kurang terpenuhi, dan web service belum stabil. Faktor software pengubahan data pasien dalam sistem, spesifikasi kode da terminologi medis dalam SIMPUS. Faktor policy belum adanya kebijakan secara tertulis tentang penerapan sistem bridging. Faktor process belum adanya standar operasional prosedur dalam pengentrian data ke dalam SIMPUS setelah adanya sistem bridging. Kesimpulan: Kendala terbesar dalam pelaksanaan penerapan sistem bridging yaitu ketika web service oleh Pcare mengalami ketidakstabilan jaringan untuk diakses sehingga menyebabkan data yang dibridging tidak dapat langsung masuk ke Pcare atau offline mode. Upaya yang dilakukan terhadap kendala terbesar terkait pelaksanaan penerapan sistem bridging yaitu dengan menciptakan sebuah aplikasi tunda untuk menanggulangi tertundanya data yang masuk ke dalam Pcare ketika offline mode.

Background: In the current era of JKN, BPJS as national health insurance create a web-based system that is Pcare as a means of collecting data every existing services at the Puskesmas. In addition there is Puskesmas Management Information System (SIMPUS) as a system for storing data services provided to patients. The existence of two systems makes a job doesn�t efficient, having to enter the same data into different systems. Therefore created a bridging system for bridging data to be entered into the two systems in the same time. Since November 2015 Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta has implemented a bridging system to assist officers in the completion of the task of service to patients. Objective: Knowing the obstacles in the implementation and execution of bridging systems and the efforts taken to overcome these obstacles in Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Methods: This type of research is descriptive with qualitative approach and case study design. Subjects of this study were seven people, two people registration officer, a medical officer of poly teeth, a general clinic medical officer, a data entry KIA officer, a pharmacist, the admin officer. The object that is the policy, SIMPUS, groove, Pcare BPJS Results: From the research results that the implementation of the application of the bridging system has benefits in efficiency and effectiveness in service, because the entry data officers is only just entering data into the system and the data can be entered into the two systems of SIMPUS and Pcare in the same time. There are obstacles or barriers in every indicator in the implementation of the bridging system, ranging from people, hardware, software, policy, and process. Factors people, there are obstacles, not all of officer can operate the computer, so that the officer conducted computer training efforts. Factors hardware, Internet connection is not stable, less electrical power is fulfilled, and the web service is not yet stable. Factors patient, data conversion software in the system, the specification of code medical terminology in SIMPUS. Factors policy is not a policy in writing on the application of the bridging system. Factors process,there is no standard operating procedures yet in a entry data context into SIMPUS after bridging system. Conclusion: The biggest obstacle in the implementation of the application of the bridging system that is when the web service by Pcare instability causing the network to access data can not go directly to Pcare or offline mode. Efforts are being made against the biggest obstacles related to the implementation of the application of the bridging system by creating an delay application to overcome the delay in the data that goes into Pcare when offline mode.

Kata Kunci : Gambaran, bridging system, Pcare, Pelaksanaan, Penerapan