Laporkan Masalah

WACANA HUMOR POLITIK DALAM AKUN TWITTER @CAPRESJOKES PADA PILPRES 2014

BADRIYAH WULANDARI, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.

2015 | Tesis | S2 Ilmu Linguistik

INTISARI Wacana humor politik (WHP) di akun twitter @CapresJokes merupakan bentuk reaksi publik terhadap pelaksanaan pilpres 2014. Substansinya berupa komentar dan didukung dengan isu-isu atau gambaran peristiwa seputar pelaksanaan pilpres yang dikemas secara jenaka. Kekhasan WHP dibanding dengan wacana humor lain dapat diamati dari strukturnya, proses penciptaan humornya, maupun fungsinya. Selain itu, dalam WHP juga terdapat figur capres-capres, dalam hal ini Prabowo dan Jokowi, yang terepresentasi membentuk suatu citra tertentu. Analisis struktur WHP dilakukan menggunakan metode agih dengan me-nerapkan teknik bagi unsur langsung (BUL) untuk membagi satuan lingual WHP menjadi beberapa bagian atau unsur. Metode padan pragmatis digunakan untuk menyelidiki penyimpangan aspek-aspek pragmatis dalam mengkreasi humor. Sementara itu, pengkreasian humor melalui aspek-aspek kebahasaan dianalisis mulai dari aspek kebahasaan terkecil hingga terbesar. Analisis fungsi WHP dilakukan dengan interpretasi setiap bagian WHP, dan analisis citra Prabowo dan Jokowi dilakukan dengan metode interpretasi terhadap tuturan dalam WHP. Hasil penelitian menunjukkan struktur WHP secara umum meliputi bagian nama akun yang berfungsi sebagai identitas, bagian isi, serta waktu dan tanggal posting. Bagian WHP yang memiliki struktur yaitu isi, terdiri atas tweet (T) dan meme (M). Subbagian T berfungsi mengomentari meme, mempertahankan topik, mengekspresikan perasaan penulis, dan menciptakan humor. Subbagian M berfungsi menggambarkan peristiwa, menginformasikan sesuatu, dan mencipta-kan humor. Jenis WHP yang dianalisis terdiri dari WHP bertipe monolog, dialog, dan nonmonolog atau nondialog. Pengkreasian humor dalam WHP dilakukan dengan mempertentangkan pemetaan makna (script). Selain itu juga dapat diamati berdasarkan penyimpangan prinsip kerja sama, prinsip kesopanan, dan parameter pragmatik. Peserta pertuturan dalam WHP, secara tekstual melanggar maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Secara interpersonal, peserta tutur juga menyimpangkan maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Penyimpangan juga dilakukan terhadap parameter jarak sosial, parameter status sosial, dan parameter kedudukan tindak tutur. Humor dalam WHP juga memanfaatkan aspek ortografis, aspek fonologis, aspek morfologis, ketaksaan, metonimi, hiponimi, sinonimi, antonimi, eufimisme, nama, deiksis, kata ulang, pertalian kata dalam frasa, konstruksi aktif-pasif, pertalian antarklausa, kalimat tanya, kalimat eliptis, ragam dan variasi bahasa, serta pertalian antarproposisi. WHP memiliki fungsi antara lain bercanda, mengejek, memerintah, memberi pembenaran, menyindir, mengkritik, dan menyatakan ketidaksetujuan. Citra Prabowo yang terepresentasi dari beberapa data WHP antara lain: figur yang dipersalahkan dalam kasus pelanggaran HAM 1998, otoriter, kasar, peniru, licik, lemah, inkonsisten, inkompeten, penyebar fitnah, ambisius, dan tidak bertanggungjawab. Sedangkan, citra Jokowi sebagai figur yang kuat, gemar melakukan pencitraan diri, tulus, masa bodoh, merakyat, boneka partai, dan pintar.

ABSTRACT Wacana Humor Politik (Political Humor Discourse abbreviated as WHP) in @CapresJokes twitter account is a public opinion toward the presidential election in 2014. This account is filled with comments and supported by the issues or phenomenon about presidential election in a humorous way. The typical of WHP compare with others humor discourse can be seen from its structure, humor creating process, or its function. Besides, there are candidates figure, in this case Prabowo and Jokowi, which represent their images. The structural analysis is using distributional method by applying segmenting immediate constituents technique. Pragmatic identity method is used to investigate the violating of pragmatic aspects in creating humor. Meanwhile, creating humor through linguistics aspects is analyzed from the smallest up to the biggest linguistics aspects. Functional analysis in WHP uses interpretation in every part of WHP, while analysis for the Prabowo and Jokowi images also uses interpretation method. The result shows that generally the WHP structure includes account name shows identity, content, and posting date. WHP part that has structure consist of tweet (T) and meme (M). T functioned to comment meme, to defense the topic, to express writer emotion, and to create humor. M functioned to describe event, inform something, and create humor. WHP types that are analyzed consist of monologue, dialogue, and non-monologue or non-dialogue. Humor creation in WHP contradict script. In addition, it also can be analyzed based on the violation of Cooperative Principle, Politeness Principle, and Pragmatic Parameters. The participant, in this case the figures in WHP, textually violate maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance and maxim of manner. Interpersonally, participant is also violating tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Violating also happen toward social distance parameters, social status parameter and the rank utterance parameter. Humor in WHP is also used orthographic aspect, phonological aspect, morphological aspect, ambiguity, metonymy, hyponymy, synonymy, antonym, euphemism, name, deixis, reduplication, inter-phrasal element relation, active-passive construction, inter-clausal relation, interrogative sentence, elliptic sentence, language variation, and inter-propositional relation. the function of WHP is for joking, insulting, ordering, claiming, teasing, giving critics, and stating disagreement. Prabowo image that is reflected in WHP such as a figure who is responsible for human rights violation in 1998, authoritative, rude, imitator, tricky, weak, inconsistent, incompetent, liar, ambitious, and irresponsible. Meanwhile, Jokowi is a strong figure who like to build self-image, ignorance, sincere, sociable, puppet, and smart.

Kata Kunci : Kata kuWacana Humor Politik, Pemilihan Presiden, Pragmatik, Struktur, Fungsi, Citra

  1. S2-2015-352259-abstract.pdf  
  2. S2-2015-352259-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-352259-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-352259-title.pdf