Evaluating The Institutionalisation of Core Values In The Ministry of Finance of Indonesia

SURYADI, T. Hani Handoko, Dr., M.B.A.,

2017 | Tesis | S2 Manajemen

Nilai-nilai inti yang dinyatakan dalam sebuah pernyataan mengenai nilai memerlukan pengujian apakah nilai-nilai tersebut adalah benar-benar diterapkan, menginformasikan kepada para anggota organisasi apa yang penting alih-alih hanya semata nilai-nilai yang ingin diasosiasikan kepada organisasi itu. Nilai-nilai tersebut harus ditanamkan dalam-dalam untuk memastikan bahwa para pegawai memahami dan memiliki rasa memiliki organisasi. Pada akhirnya, pelembagaan nilai-nilai harus secara efektif tercapai untuk memastikan bahwa semua anggota organisasi mengaktualisasikan nilai-nilai dalam aktivitas pekerjaannya. Penelitian ini menginvestigasi dokumentasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia atas pelembagaan nilai-nilai inti, mewawancarai para personel yang terlibat dalam pelembagaan, dan mengobservasi sejumlah artifak terkait. Nilai-nilai tersebut telah dinyatakan dengan jelas, didefinisikan, dan dijabarkan ke dalam perilaku yang dikehendaki untuk membantu Kementerian merancang program pelembagaan nilai-nilai. Kementerian Keuangan telah memanfaatkan tiga dari enam mekanisme penanaman primer, yakni Perhatian Pemimpin, Upaya, dan Kontrol; Bagaimana Pemimpin Mengalokasikan Sumber Daya; dan Bagaimana Pemimpin Mengalokasikan Ganjaran dan Status. Di sisi lain, organisasi ini kurang memanfaatkan tiga mekanisme penanaman utama lainnya, yaitu Reaksi Pemimpin atas Insiden Kritis dan Krisis Organisasi; Teladan, Pengajaran, dan Pelatihan; dan Bagaimana Pemimpin Memilih, Mempromosikan, dan Memberhentikan. Tiga mekanisme sekunder mendukung upaya Kementerian dalam melembagakan nilai-nilai inti, yakni Desain dan Struktur Organisasi; Sistem dan Prosedur Organisasi; dan Pernyataan Formal Filosofi, Kredo, dan Piagam. Tiga mekanisme sekunder lainnya kurang mendukung pelembagaan: Ritual Organisasi; Desain Ruang, Fasad, dan Bagunan; dan Cerita Mengenai Kejadian dan Orang-orang Penting.

The core values that are stated in a value statement needs an examination whether they are values-in-use that actually inform members what is important in the organisation instead of being merely espoused values with which the organisation want to be associated. The values should also be deeply embedded to make sure that employees comprehend and have sense-of-belonging to them. Ultimately, the values institutionalisation must be effectively achieved to make sure that all organisation members actualise the values in their work activities. This research investigates the Ministry of Finance's documentations on core values institutionalisation, interviews with those involved in the institutionalisation, and observes a number of relevant artefacts. The values have been clearly stated, defined, and translated into specific preferable behaviours which helps the Ministry to design programs to institutionalise the values. The Ministry has taken advantages of utilising three out of six primary embedding mechanisms, i.e. What Leaders Pay Attention To, Measure, and Control; How Leaders Allocate Resources; and How Leaders Allocate Rewards and Status. On the other hand, it lacks of some benefits from the rest three primary embedding mechanisms: Leader Reactions to Critical Incidents and Organisational Crises; Deliberate Role Modelling, Teaching, and Coaching; and How Leaders Select, Promote, and Excommunicate. Three secondary mechanisms support the Ministry's efforts to reinforce the institutionalisation of core values, i.e. Organisational Design and Structure; Organisational Systems and Procedures; and Formal Statement of Organisational Philosophy, Creeds, and Charters. The other three mechanisms weakly support the reinforcement: Rites and Rituals of the Organisation; Design of Physical Space, Facades, and Buildings; and Stories about Important Events and People.

Kata Kunci : core values, institutionalisation, nilai inti, pelembagaan