EVALUASI RUJUK BALIK PASIEN HIPERTENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUJUK BALIK PASIEN HIPERTENSI PESERTA BPJS KESEHATAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ARMY MARIA ULFAH, Prof.dr.Hari Kusnanto, SU, DrPH.; DR.drg. Dibyo Pramono, MDSc.,SU.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Hipertensi merupakan faktor risiko terpenting untuk penyakit kardiovaskuler. Penatalaksanaan hipertensi secara terpadu, holistic dan terintegrasi dalam program rujuk balik diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta hipertensi dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Tujuan: Mengevaluasi implementasi Program Rujuk Balik serta mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rujuk balik hipertensi peserta BPJS Kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode: Penelitian menggunakan metode studi kasus eksploratoris dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah terhadap 3 orang spesialis penyakit dalam di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 3 orang dokter pelayanan primer, 3 orang apoteker pasien hipertensi peserta BPJS Kesehatan. Hasil: Dokter spesialis penyakit dalam menyatakan telah melakukan rujuk balik hipertensi namun dari sisi pemahaman terhadap regulasi masih kurang. Hal tersebut diketahui dari masih banyaknya kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan rujuk balik hipertensi. Menurut dokter spesialis, ketepatan waktu rujukan kembali dan kemampuan FKTP menangani kasus rujuk balik hipertensi serta komunikasi diantara keduanya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi dokter spesialis terhadap rujuk balik. Menurunnya jumlah pasien dengan adanya rujuk balik juga menjadi hal yang disampaikan dokter spesialis. Dokter FKTP menyatakan memahami ketentuan rujukan dan rujuk balik, serta menyatakan salah satu kendala dalam pelaksanaan rujuk balik adalah kurangnya komunikasi dengan dokter spesialis serta ketersediaan obat PRB yang tidak kontinu sebagaimana juga disampaikan oleh responden apoteker. Dari persepsi pasien masih ada keinginan dilayani di rumah sakit oleh karena factor kelengkapan sarana prasarana.. Kesimpulan : Rujuk balik pasien hipertensi peserta BPJS Kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta belum berjalan sesuai dengan pedoman yang ada. Faktor yang mempengaruhi antara lain pemahaman terhadap regulasi, ketiadaan insentif bagi faskes, persepsi terhadap kemampuan/kompetensi FKTP, ketersediaan obat rujuk balik yang tidak kontinu hubungan komunikasi antar faskes serta keinginan pasien untuk dilayani di rumah sakit.

Background : Hypertension is one of major risk factor for cardiovascular disease and other chronicdiseases. A holistic and integrated management of hypertension are expected to improve the qualityof services to participants with hypertension and prevent further complications. It is shown on the communication among health facilities which reflect the effectiveness of referral feedback. Aim : To evaluate implementation of the referral feedback programme of BPJS Kesehatans participant with hypertension at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta and determine the factorsthat may affect the implementation. Method : Exploratory case study method with in-depth interview and focus group discussions is applied on this research. In-depth interview is conducted on 3 internist at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 3 primary care physicians and 3 pharmacists. Focus group discussions is gathered withhypertension patient participant of BPJS Kesehatan. Result : The internist of RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta are acknowledge that they have performed referral feedback for hypertension patient. Meanwhile, lack of knowledge regardingregulation of referral feedback is observed shown by a lot of obstacles during implementation ofreferral feedback program. Accuracy of referral feedback and competency of FKTP physician withrespect to taking care of hypertension patient and communication between FKTP physician and theinternist are giving impact on the internists perception of referral feedback program. The internist is also considering decreasing of patient number due to referral feedback program. FKTPs physician stated that they are understand with referral and referral feedback program and revealedmajor problem of referral feedback are lack of communication with the internist and the availabilityof drugs at PRB which is align with statement of pharmacist respondent. From patient perspective,the intention to be taken care by internist in the hospital is due to completeness of the facility in hospital. Conclusion : The referral feedback of BPJS Kesehatan participants with hypertension at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta is not implemented as per guideline/regulation. Some factors whichinfluence the implementation are knowledge related to regulation, inexistence of incentive forfaskes, perception of internist of FKTPs physician competency, availability of drugs in faskes,communication between faskess coleague and patients intention to be taken care in hospital.

Kata Kunci : rujuk balik, hipertensi, BPJS Kesehatan, Referral feedback, Hypertension, BPJS Kesehatan