PENJUAL SATE MADURA: REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA ETNIS MADURA DI YOGYAKARTA

SITTI ZULAIHAH, Prof. Dr Irwan Abdullah

2017 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGI

INTISARI Pandangan masyarakat Yogyakarta terhadap orang Madura sebagai penjual sate tidak lepas dari sejarah orang Madura yang sudah sekitar 86 tahun berjualan di Yogyakarta. Apalagi secara kuantitatif, penjual sate Madura semakin banyak di Yogyakarta. Penjual sate Madura juga mengkonstruksi identitas mereka melalui simbol-simbol ke-Maduraannya agar berbeda dengan yang penjual sate lainnya sehingga masyarakat Yogyakarta pun dengan gampang mengidentifikasinya. Tesis ini mengkaji tentang penjual sate Madura sebagai representasi identitas budaya etnis Madura di Yogyakarta. Bagaimana eksistensi penjual sate Madura di Yogyakarta dan bagaimana penjual sate Madura merepresentasikan simbol keMaduraannya sebagai bentuk identitas budaya etnis Madura. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan selama tahun 2015, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi patisipan dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi penjual sate Madura di Yogyakarta terbentuk dari awal, yaitu belajar menjadi penjual sate Madura, berjualan sate, mewariskan kepada anak dan memiliki jaringan kekerabatan yang kuat antar penjual sate Madura. Orang Madura juga tidak serta merta menjadi penjual sate, mereka harus belajar terlebih dahulu. Tidak hanya tentang tampilan dan rasa dari sate Madura namun juga simbol-simbol ke-Maduraan seperti gerobak kapal, on-so�¢ï¿½ï¿½on, baju Sakera, sarung, dan dialek bahasa yang menjadi representasi identitas budaya etnis Madura. Simbol tersebut tidak hampa makna namun sebenarnya adalah representasi dari identitas budaya orang Madura sendiri. Simbol-simbol tersebut mengandung arti kerja keras, ulet, sederhana, apa adanya dan pantang menyerah dalam menghadapi hidup. Media massa juga menampilkan penjual sate Madura bersama simbol ke-Maduraan tersebut. Namun representasi penjual sate Madura sebenarnya mengalami ambiguitas karena di satu sisi semakin mengokohkan orang Madura sebagai penjual sate yang terkenal. Di sisi lain, seakan mengatakan bahwa orang Madura hanya cocok jadi penjual sate.

ABSTRACT Yogyakarta society's view on the Madurese as satay seller can not be separated from the history of Madurese who had about 86 years of selling in Yogyakarta. Moreover quantitatively, satay seller Madura more in Yogyakarta. Madura satay seller also construct their identity through their Madurese symbols as opposed to other satay seller so that Yogyakarta society also easily identify it. This thesis examines the Madurese satay seller as representation of Madurese ethnic cultural identity in Yogyakarta. How the existence of Madurese satay seller in Yogyakarta and how Madurese satay selle represents how all Maduraannya as a form of ethnic cultural identity of Madura. This study is a qualitative research conducted during 2015, data were collected by interview, observation and documentation patisipan. The results of this study indicate that the existence of Madura satay seller in Yogyakarta formed from the beginning, namely learning to be Madura satay seller, selling satay, bequeath to the children and have a strong kinship networks among sellers satay Madura. Madurese not necessarily be a satay seller, they have to learn first. Not just about the look and taste of satay Madura but also symbols of all Maduraan such as wheelbarrows ship, on-so'on, Sakera clothes, gloves, and a dialect that became the representation of ethnic cultural identity of Madura. The symbol is not empty of meaning but actually it is a representation of the cultural identities of Madura itself. These symbols contain the meaning of hard work, perseverance, simply, what it is and unyielding in the face of life. The mass media also displays symbols satay seller Madura together all these Maduraan. However, the representation of Madura satay seller actually experiencing ambiguity because on the one hand increasingly cemented Madurese as the famous satay seller. On the other hand, as if to say that the Madurese just fit so satay seller.

Kata Kunci : Penjual Sate Madura, Representasi, Identitas Budaya, Simbol ke-Maduraan