Laporkan Masalah

Studi Kelayakan Proyek Migas Dengan Sistem Kerja Sama Operasi (KSO) Dengan Analisis Sensitivitas Keekonomian Proyek: Studi Pada Perusahaan Kontraktor Minyak Dan Gas PT PME RBS

TEGUH YULIANTO, Eddy Junarsin, S.E., M.B.A., Ph.D.

2016 | Tesis | S2 Manajemen

PT PME RBS adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang eksploitasi minyak dan gas bumi. Wilayah kerja dari PT PME RBS berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda. Saat ini perusahaan sedang menghadapi proses perpanjangan pengelolaan wilayah kerja blok migas yang sebelumnya telah dioperasikan oleh perusahaan selama 20 tahun mulai tahun 1995. Evaluasi keekonomian atas potensi wilayah kerja pun dilakukan untuk mengambil keputusan apakah sebaiknya mereka mengelola kembali wilayah kerja ini atau mereka harus merelakan wilayah kerja ini dikelola oleh Pertamina EP. Harga pasaran minyak bumi akhir-akhir ini memang menunjukkan tingkat harga jual yang kurang menggembirakan. Dibandingkan harga rata-rata minyak bumi pada tahun 2014 yang dapat mencapai US$ 99/ barel, pada awal tahun 2016 harga minyak masih berada di kisaran US$ 40/ barel. Industri migas memang sangat terpukul dengan penurunan secara signifikan harga minyak dunia dan tidak terkecuali PT PME RBS ini. Di dalam penelitian ini, penulis ingin membantu perusahaan dalam melihat potensi wilayah kerja dengan memperhatikan faktor harga minyak yang sangat tidak stabil. Untuk mendukung hal tersebut, dilakukan uji kelayakan pengelolaan blok migas tersebut dengan melakukan analisis sensitivitas dengan memperhatikan tingkat produksi minyak, besarnya biaya yang dikeluarkan, harga minyak serta beberapa variable yang mempengaruhi perhitungan keekonomian blok tersebut. Data perkiraan produksi didapat penulis dari departemen terkait berdasarkan observasi produksi aktual wilayah kerja tersebut beberapa tahun terakhir. Setelah dilakukan analisis, diperoleh kesimpulan bahwa: Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa pada tingkat produksi paling optimis lah didapatkan hasil keekonomian positif. Kehati-hatian dalam membuat keputusan pada tingkat harga minyak yang cukup rendah ini membuat perusahaan harus memperhatikan variabel-variabel yang mempengaruhi hasil keekonomian proyek yang akan dilaksanakan. Variabel internal yang dapat dikendalikan adalah besarnya biaya operasional sehari-hari yang bisa dibilang menjadi kendali penuh perusahaan. Namun dalam mencapai tingkat keekonomian yang tinggi, dibutuhkan variabel eksternal yang paling berpengaruh dalam penelitian ini yaitu harga minyak yang tinggi. Tentu variabel tersebut tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan karena memang mekanisme pasar lah yang menentukan tinggi rendahnya harga minyak dunia saat ini. Keterlibatan faktor politik dalam penentuan harga minyak dunia juga menjadi salah satu potensi risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan minyak dimanapun perusahaan itu berada. Dengan perkiraan tingkat produksi mencapai 1.131 barel per hari, perusahaan baru mampu menghasilkan keekonomian positif pada tingkat harga US$ 50/ barel. Melihat perkembangan harga minyak di paruh tahun 2016, agak sulit memperkirakan harga minyak akan berada di rata-rata harga US$ 50/barel. Untuk itu perusahaan harus mengajukan proposal pengelolaan wilayak kerja ini dengan konsep bagi hasil yang lebih layak dan kedua belah pihak tetap diuntungkan.

PT PME RBS is an Indonesian company engaged in the oil and gas exploration and production. This company working area comprises the district of Kutai Kertanegara and Samarinda city. PT PME RBS has been operating since 1995 and is currently undertaking the process to extend the operatorship of the working area. An economic evaluation is thus necessary to decide whether the company should continue its operations in these areas for the next 20 years or to give the operatorship rights to Pertamina EP. Compared with the oil price in 2014, oil price today has significantly declined. In 2014 the average price for a barrel was USD 99, whereas for the first half of 2016 the average oil market price was only USD 40 for a barrel. The declining oil prices has certainly affected oil and gas industry, including PT PME RBS. This research aims to see the potential of PT PME RBS working area under the unstable conditions regarding world oil prices. The potential of the working area is determined by conducting a feasibility study, which includes a comprehensive analysis of oil production quantities, expenditure on exploration and production, global oil prices and other variables. The data used for this analysis was collected from related department, based on the observation of actual production in the working areas over the past few years. This research concludes that the positive result can be achieved merely on the most optimistic scheme. The circumspect decisions, which are made when the oil prices are low, require a calculation of other variables. These variables consist of internal and external variable. The internal variable is the operational expenditures, which can be fully controlled by the company. However, an external variable is required in order to achieve high economic value. The most influential external variable is the oil prices, which depends highly on market mechanism and therefore cannot be controlled by the company. In addition to this, political factor is another risk potential faced by oil and gas companies. This research reveals that the company will earn positive economic profit with the estimated production level of 1,131 barrel a per day and the average oil price reaches USD 50 for a barrel. However, considering the average oil price in the first half of 2016, USD 50 for a barrel may be difficult to reach. Therefore, PT PME RBS should propose an appropriate profit sharing agreement and contract, which is beneficial for both parties.

Kata Kunci : studi kelayakan, layak, keekonomian proyek, capital budgeting, feasibility study, feasible, project economic

  1. S2-2016-361051-abstract.pdf  
  2. S2-2016-361051-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-361051-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-361051-title.pdf