Representasi Politik Populis Jokowi dalam Video Youtube Flash Mob Versi 'Jokowi-JK adalah Kita' Tahun 2014
AYU WARDANI, Kuskridho Ambardi, M.A., Ph.D., Dr. Muhamad Sulhan, M.Si.
2016 | Tesis | S2 Ilmu KomunikasiABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membongkar makna penggunaaan teks politik populis dalam kepemimpinan Jokowi yang direpresentasikan dalam video Youtube Flash Mob versi 'Jokowi-JK adalah Kita', di mana video ini digunakan sebagai salah satu alat kampanye dalam pemilihan presiden tahun 2014 lalu. Teori-teori yang digunakan yaitu teori yang berhubungan dengan populisme, seperti teori M. Roberts serta teori pendukung lainnya yang berkaitan dengan populisme, semiotika, serta representas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menunjukkan bahwa di balik penggunaan teks populisme dalam kepemimpinan Jokowi terdapat suatu proses perencanaan yang panjang, di mana dalam hal ini sangat berkaitan dengan sejarah PDI Perjuangan dalam kancah politik selaku partai yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden pada pemilu tahun 2014. Selain itu, penggunaan politik populis dalam kepemimpinan Jokowi, hanyalah berujung pada mitos politik pencitraan Jokowi semata, yang tidak lain bertujuan untuk menarik perhatian konstituen pada Pemilihan Umum (Pemilu) pemilihan presiden tahun 2014.
ABSTRACT This research aims to expose the meaning of populist political text application in the era of Jokowi that representated in the Youtube flash mob video version of 'Jokowi-JK adalah Kita', where the video is used as one of the campaign tool in presidential election in 2014. The theories that used in this research related to populism, like theory by M. Roberts and also another supporting theory that related to populism, semiotic, and representation. This research is using qualitative method with semiotic analysis technique by Roland Barthes. This research shows that behind the using of populism text in Jokowi's era there is a long planning process, where this is really related to the history of PDI Perjuangan into Politics as a party that carries Jokowi as the presidential candidate in election of 2014. Besides, the usage of populist political in the era of Jokowi, it is only end up in the myth of Jokowi's political branding, and that does aim to draw an attention to constituents on presidential Election of 2014.
Kata Kunci : Kata Kunci : Flash mob, Populis, Representasi, Semiotika