SENI PERTUNJUKAN LENGGER DALAM TINJAUAN ETIKA LINGKUNGAN EKOFEMINISME
INDRIYANI, Dra. Sri Widayanti, M. S
2015 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFATLengger merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional di Banyumas. Seni pertunjukan Lengger selain sebagai sarana hiburan masyarakat juga mempunyai peranan sebagai sarana ritual, khususnya ritual yang berhubungan dengan alam. Skripsi ini berusaha menjawab tiga rumusan masalah 1) deskripsi seni pertunjukan lengger, 2) pemikiran etika lingkungan ekofeminisme, 3) analisa pemikiran etika lingkungan ekofeminisme mengenai perempuan dalam seni pertunjukan lengger. Seni pertunjukan Lengger sebagai objek material dalam penelitian ini menunjukkan peran perempuan sebagai penari Lengger yang berfungsi sebagai mediator antara masyarakat dengan alam dalam ritual-ritual yang ada di Banyumas. Anggapan mengenai penari Lengger yang dianggap mempunyai kedekatan dengan alam, kemudian ditinjau menggunakan pemikiran etika lingkungan ekofeminisme sebagai objek formal penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif bidang filsafat. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka. Tahap pertama penelitian ini dimulai dari inventarisasi data, lalu klasifikasi data, yang kemudian dianalisis menggunakan metode verstehen, interpretasi dan hermeneutika. Lengger diambil dari kata lang dan enggar yang berarti seni pertunjukan yang dilakukan secara mengembara untuk menghibur masyarakat. Lengger telah hidup dan berlangsung secara terus-menerus dari generasi dahulu sampai sekarang di Banyumas sebagai seni pertunjukan yang berfungsi sebagai sarana hiburan dan sarana ritual. Seni pertunjukan Lengger memunculkan hubungan antara perempuan dengan alam yang disebut dengan Ekofeminisme. Perempuan dalam seni pertunjukan Lengger yang berperan sebagai penari, sejalan dengan konsep pemikiran Ekofeminisme dalam menawarkan manusia pada gaya hidup yang berkelanjutan melalui nilai-nilai tradisional feminin yang melekat dalam diri perempuan. Perempuan dalam seni pertunjukan Lengger memberikan manusia cara baru berhubungan dengan alam yaitu melalui penghargaan terhadap alam bukan-manusia yang ditunjukan dalam peran penari Lengger di berbagai ritual di antaranya ritual bukak kelambu, baritan dan bersih desa/sedekah bumi. Seni pertunjukan Lengger juga mengalami perubahan dalam perjalanannya. Perubahan-perubahan yang terjadi membuat seni pertunjukan Lengger dalam beberapa hal tidak lagi sejalan dengan pemikiran Ekofeminisme, misalnya pada ritual bukak kelambu dan pada pergantian sesajen dari bahan-bahan alam menjadi bahan-bahan kimia modern.
Lengger is one of the traditional performing arts in Bnayumas. Lengger art performance has two functions for Banyumas society which are, as entertainment and as means of ritual. This research is aimed to answer three questions, which are; 1) description of Lengger art performance 2) Ecofeminism as a theory of environmental ethic, 3) analysis of Ecofeminism on women in Lengger art performance. Lengger art performance as material object on this research shown a role of a women as Lengger dancer who become mediator between society with nature in the rituals of Banyumas society. Belief of women as Lengger dancer in Banyumas who are considered closer to nature then viewed by ecofemism as formal object of this research. This research is library research, which is catagorized as philosophy qualitative research. The steps in this research are, data inventory, data classification, then analized by verstehen, interpretation and hermeneutic method. Term Lengger taken from Javanese language that is lang and enggar, that means performing arts performed by wondering to entertain people. Lengger lived and develop in Banyumas since earlier generation to present, as entertainment and as a means for rituals. Lengger as traditional performing art in Banyumas emerge a connection between woman and nature which called Ecofeminism. Woman as dancer in Lengger art performancein line with Ecofeminism indicate a sustainable life style through the natures of feminine that is inherent in Lengger dancer. Lengger dancer in Lengger art performance also give human a new perspective to connect with nature through respect for nature, that it shown implicitly in various rituals such as bukak kelambu, baritan and bersih desa/sedekah bumi.The chancges in Lengger art performance is not consistent with ecofeminism, for example in bukak kelambu ritual, as well as the sajen replacement of natural materials into modern chemical materials.
Kata Kunci : Kata kunci: Lengger, perempuan, Ekofeminisme.