PEMBENTUKAN KESALEHAN KOLEKTIF DALAM MASYARAKAT URBAN MIDDLE-CLASS MILLENNIALS (STUDI KASUS SURABAYA HIJRAH)
AJENG WIDYA P, Dr. R.B. Abdul Gaffar Karim, S.I.P., M.A.
2019 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHANPenelitian ini bertujuan untuk melihat relasi kuasa yang dibangun atas wacana yang bersifat diskursif oleh kelompok dakwah Surabaya Hijrah. Temuan menunjukkan bahwa relasi kuasa yang terbentuk dalam kelompok dakwah Surabaya Hijrah melalui pengembangan diskursus-diskursus yang mereka buat. Diskursus ini diperoleh melalui konten-konten dakwah yang mereka buat dan dipublikasikan melalui media sosial Instagram @surabayahijrah. Ada dua diskursus besar yang diproduksi oleh kelompok Surabaya Hijrah untuk membuat jamaahnya menjadi lebih saleh. Pertama, melakukan rekonstruksi makna atas masjid sehingga masyarakat muslim menengah perkotaan khususnya anak muda mau datang ke masjid dan beraktivitas di dalamnya. Kedua, memproduksi wacana tentang menikah muda sebagai solusi atas permasalahan rumah tangga masyarakat muslim menengah perkotaan. Melalui dua wacana tersebut menunjukkan bahwa Surabaya Hijrah berperan sebagai domain kuasa (yang men-supply nilai-nilai/ajaran) melalui Ustadz kepada jamaah yang mengikuti kajian-kajian secara online ataupun offline di masjid. Data untuk penulisan artikel didapatkan melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Wawancara mendalam dan observasi partisipan dilakukan sejak bulan April-Mei 2018 dan September-Oktober 2018. Adapun instrument teoritik yang digunakan adalah konsep kekuasaan Foucault untuk menjelaskan bentuk relasi kuasa yang terbentuk dalam interaksi antara Surabaya Hijrah dengan jamaahnya untuk menghasilkan subjektivitas baru sebagai muslim yang lebih saleh sesuai dengan wacana yang diproduksi.
This study aims to see power relations built on discursive discourse by the Surabaya Hijrah preacher group. The findings show that power relations were formed in the Surabaya Hijrah through the development of the discourses. This discourse was obtained through the preacher content that they made and published on Instagram @surabayahijrah. There are two large discourses produced by the Surabaya Hijrah group to make their worshipers more pious. First, do reconstruction of meaning on mosques so that Muslim society especially the young urban middle would come to the mosque and have some activities in it. Second, producing a discourse about a young married as a solution to the problems of domestic Muslim communities of the urban middle. Through these discourses, it shows that Surabaya Hijrah acts as the domain of power which supplies values through the Ustadz to pilgrims. Data for writing articles obtained through qualitative research with case study approach. In-depth interviews and participant observation were conducted from April-May 2018 and September-October 2018. The theoretical instruments used were the concept of Foucault's power to explain the form of power relations formed in the interaction between Surabaya Hijrah and its congregation to produce new subjectivity as a more pious Muslim according to the discourse produced.
Kata Kunci : kesalehan kolektif, masyarakat urban middle-class millennials, relasi kuasa