Komoditas cabai merupakan salah satu komoditas unggulan yang dihasilkan dan dibudidayakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Cabai merupakan komoditas yang memiliki peranan penting dalam perencanaan pembangunan nasional karena sering berpengaruh terhadap angka inflasi. Jaringan rantai pasok komoditas cabai perlu dikontrol agar keefisienan sistem dapat tercapai, terlebih mengingat cabai merupakan komoditas yang bersifat perishable (mudah rusak) namun pada umumnya masih memiliki rantai distribusi yang panjang, sehingga pengelolaan sistem logistik dan sistem distribusinya menjadi penting untuk diperhatikan. Analisis struktur biaya logistik dan profit margin digunakan untuk memberikan suatu penyusunan strategi manajemen rantai pasok yang tepat yang berimplikasi pada pengendalian dan pengurangan aspek biaya logistik serta pencapaian efisiensi dalam sistem rantai pasok komoditas cabai. Perhitungan struktur biaya logistik dilakukan dengan menggunakan metode activity based cost yaitu berdasarkan aktivitas aktual yang terjadi pada setiap tier. Perhitungan profit margin dilakukan dengan menghitung marjin pemasaran, share margin, dan profit margin dari setiap tier. Dari hasil perhitungan akan diketahui proporsi biaya logistik dan nilai RPM dari setiap tier sehingga dapat dijadikan landasan dalam menyusun strategi rantai pasok yang tepat. Hasil urutan proporsi biaya logistik terbesar yaitu on-farm cost sebesar 54,49%, material handling cost sebesar 32,19%, procurement cost sebesar 8,21%, maintenance cost sebesar 2,54%, transportation cost sebesar 1,93%, dan information cost sebesar 0,64%. Hasil urutan profit margin terbesar yaitu pada pedagang kecil sebesar 3,22, pengepul sebesar 0,90, pedagang besar sebesar 0,70, dan pada tingkat petani sebesar 0,51. Strategi rantai pasok yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan efficient supply chain strategy yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan harga terendah melalui minimasi biaya logistik.

Chili commodity is one of leading commodities produced and cultivated by most Indonesian. Chili is a commodity which has an important role in national development planning due to it often affects the inflation rate. Chili�s supply chain network needs to be controlled, hence, efficiency of the system can be achieved, especially considering that chili is a perishable. However, generally chili still has a long distribution chain, therefore logistics management systems and distribution systems becomes important to be considered. Logistic cost structure and profit margin analysis were used to provide an appropriate supply chain management strategy which implies controlling, reducing logistics costs aspect and achieving efficiency in chili commodity supply chain system. The calculation of logistics cost structure was done by using activity based cost method which is based on actual activities which happened in each tier. On other hand, the calculation of profit margin is calculated by calculating marketing margin, share margin, and profit margin of each tier. The calculation results would show proportion of logistics costs and RPM value of each tier, therefore it could become foundation on arranging supply chain strategy appropriately. The result of proportion order from the largest logistics cost are; on-farm cost is 54.49%, material handling cost is 32.19%, procurement cost is 8.21%, maintenance cost is 2.54%, transportation cost is 1.93% and information cost is 0.64%. On the other side, ordering of profit margin from the largest are; small traders is 3.22, collectors is 0.90, wholesalers is 0.70, and on the farm level is 0.51. Supply chain strategy which can be done by using efficient supply chain strategy which aims to meet the needs of consumers with the lowest price through minimization of logistics cost.

Kata Kunci : cabai, profit margin, rantai pasok, struktur biaya logistik