Laporkan Masalah

Museum Sejarah Benteng Van den Bosch dengan Metode Hybrid Architecture

FAUZIA NUR HANIFAH, Prof. Ir. T. Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D.

2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Peninggalan sejarah sudah selayaknya dihargai dan dijaga sebagai sebuah pembelajaran akan masa lalu. Indonesia yang kaya akan perjalanan sejarahnya memiliki beragam kisah yang terekam oleh banyaknya peninggalan yang tersisa, dimulai dari zaman purba, zaman kerajaan, zaman penjajahan hingga kemerdekaan. Sayangnya tidak seluruh peninggalan sejarah sudah mendapatkan perawatan sesuai prosedur. Banyak kerusakan yang terjadi mulai dari akibat termakan usia, rendahnya perawatan, bencana alam hingga tangan jahil manusia. Kondisi bangunan sejarah yang memburuk juga dialami oleh Benteng Van den Bosch, yang terletak di Kabupaten Ngawi. Bangunan ini dahulunya merupakan benteng yang dibuat oleh militer Belanda sebagai pertahanan ketika menjajah Indonesia. Sempat menjadi pangkalan militer RI dan gudang senjata, pada tahun 2011 bangunan ini kemudian dibuka untuk umum. Sejak saat tersebut, Benteng Van den Bosch mulai ramai didatangi oleh para wisatawan. Namun, yang kini terjadi adalah keputusan untuk menjadikan reruntuhan benteng sebagai tempat wisata, tidak dibarengi dengan perawatan yang memadai dan media pembelajaran sejarah bagi para pengunjungnya. Guna memfasilitasi wisatawan yang datang, Benteng Van den Bosch membutuhkan sebuah desain tambahan yang dapat menjaga keutuhan dari peninggalan yang tersisa serta mewujudkan ruang edukasi yang berkelanjutan. Upaya konservasi berupa adaptive reuse yang sesuai adalah dengan menambahkan fungsi museum di benteng dengan metode infill design. Konsep yang digunakan adalah contextual complexity. Contextual complexity merupakan serangkaian konsep yang menjawab tantangan dan permasalahan di site. Konsep contextual complexity bertujuan untuk mempertahankan keistimewaan Benteng Van den Bosch. Konteks-konteks yang harus dipertahankan dan dikembangkan diantaranya adalah nilai sejarah, struktur, budaya, lanskap, serta arsitektur dari bangunan benteng itu sendiri. Metode yang digunakan untuk menggabungkan benteng dengan museum adalah Arsitektur Hybrid. Seperti halnya wujud hybrid pada biologi, metode hybrid mengartikan bahwa Museum Benteng merupakan sebuah produk baru yang dihasilkan dimana keduanya tidak dapat dipisahkan menjadi museum dan benteng kembali. Benteng Van den Bosch menjadi sebuah museum yang menceritakan sejarahnya sendiri kepada pengunjung yang datang. Selain itu, dengan penambahan fungsi museum, maka peninggalan sejarah benteng akan tetap terjaga dan mendapat pengelolaan yang baik.

Historical remains are appropriately valued and protected as a lesson of the past. Indonesia is rich in its history has a variety of stories recorded by the many remaining relics, starting from ancient times, the days of empire, the colonial period to independence. Unfortunately, not all relics of history is getting the appropriate treatment procedure. Much of the damage that occurred from inedible due to age, low maintenance, natural disasters up to the hands of ignorant humans. Historical buildings deteriorating conditions experienced by Fort Van den Bosch, located in Ngawi. This building was once a fort made by the Dutch military as a defense when Indonesia invaded. Had become military bases and arsenals of RI, the building was opened to the public in 2011. Since that time, Fort Van den Bosch began crowded visited by tourists. However, the decision to make the ruins of the fort as a tourist spot, is not accompanied by adequate treatment and history learning media for the visitors. To facilitate the tourists coming, Fort Van den Bosch require an additional design that can maintain the integrity of the remaining relics and to realize sustainable education space. The appropriate conservation effort in the form adaptive reuse is to add functionality museum in the castle with infill design methods. The concept used is contextual complexity. Contextual complexity is a set of concepts that address the challenges and problems at the site. Contextual complexity concept aims to maintain the privilege of Fort Van den Bosch. Contexts should be maintained developed which are of historical value, structure, culture, landscape, and architecture of the fort building itself. The method used to combine the fort with the museum is Hybrid Architecture. As hybrid term in biology, hybrid methods mean that the Castle Museum is a new product that is produced in which the two can not be separated into a museum and the castle back. Fort Van den Bosch becomes a museum that tells its own history to visitors. Moreover, with the addition of the function of the museum, the fort historical relics will remain intact and got good management.

Kata Kunci : Benteng Van den Bosch, Museum, Museum Sejarah, Hybrid Architecture

  1. S1-2016-333695-abstract.pdf  
  2. S1-2016-333695-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-333695-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-333695-title.pdf