PERIBAHASA DALAM BAHASA JAWA
HENDROKUMORO, Prof.Dr.Soepomo Poedjosoedarmo, M.A ; Prof.Dr.I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.
2016 | Disertasi | S3 LinguistikPeribahasa Jawa itu hingga saat ini masih digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Jawa, tetapi pada kenyataannya mereka kadangkala tidak memahami dengan pasti makna yang tersirat di dalamnya. Mereka kadang hanya meniru orang lain yang menggunakannya. Agar mereka dapat memahami makna peribahasa dengan baik, antara lain diperlukan pemahaman konteks dan struktur bentuk bahasanya. Jika hal makna sudah dipahami, maka fungsi dan keberadaan peribahasa di kalangan masyarakat Jawa akan dapat diketahui pula. Untuk mewujudkan hal ini, maka dilakukanlah penelitian tentang “Peribahasa dalam Bahasa Jawaâ€. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah strategi proses penelitian yang pada umumnya ditempuh. Langkah-langkah strategi yang dimaksud meliputi penyediaan data, analisis data, dan pemaparan hasil analisis data. Adapun metode yang digunakan untuk mengungkapkan makna peribahasa adalah metode hermeneutik, yakni metode yang menjelaskan penafsiran terhadap suatu teks yang dilakukan oleh penafsir dengan menyadari bahwa dirinya sendiri di tengah-tengah sejarah yang menyangkut baik penerimaan maupun penafsiran, serta cara mengerti sebuah teks peribahasa yang turut dihasilkan tradisi. Adapun data yang dianalisis di dalam konteks ini, ialah data peribahasa Jawa lisan dan tulis di kalangan masyarakat Jawa khususnya yang berada di Yogyakarta. Masyarakat Jawa beserta kebudayaannya hingga saat ini mempunyai sejarah panjang telah bersinggungan dengan suku bangsa asing maupun lokal lainnya, tetapi tetap mampu melahirkan dan menggunakan peribahasanya. Peribahasa Jawa itu merupakan cerminan rumusan dan kristalisasi pemikiran masyarakat Jawa yang sangat dalam dan untuk mengungkapkan serta mengiaskan sesuatu maksud tertentu. Adapun wujudnya ialah berbentuk kalimat atau kelompok kata yang berstruktur tetap dan ringkas. Peribahasa yang hingga sekarang masih digunakan itu, diciptakan oleh para pujangga atau orang-orang bijak sesuai dengan kontek penciptaannya dan dimaksudkan untuk mengajarkan nilai etis filosofis demi terciptanya kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang. Peribahasa Jawa menjadi bagian penting bagi masyarakat Jawa, karena peribahasa itu mengandung makna simbolik yang berisi tentang nilai-nilai moral. Nilai- nilai moral yang terkandung di dalam peribahasa itu bergayutan dengan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan oleh manusia, yaitu bagaimana seharusnya manusia berhubungan dengan Tuhan, manusia berhubungan dengan manusia lain, manusia berhubungan dengan diri sendiri, dan manusia berhubungan dengan makhluk hidup atau benda lain.
Javanese proverbs are still used as a means of communication by Javanese people, they sometimes do not understand exactly the implied meaning contained therein. They sometimes just imitate other people who use them. In order that they can understand the meaning of the proverbs well, it is necessary understand the context and structure of the language. If the meaning is well understood, the function and existence of proverbs among the Javanese society community will also be recognized. To accomplish such a thing, the research on Proverbs in Javanese language was conducted. This research was conducted by following the steps of generally- adopted research strategy. Such strategies included data collection, data analysis, and presentation of data analysis results. The method used to reveal the meaning of the proverb was a hermeneutic method, a method which describes the interpretation of a text done by the interpreter to be aware that he is in the middle of history concerning both reception and interpretation, as well as how to understand a proverb text that was also produced by tradition. The data analyzed in this context were oral and written Javanese proverbs among Javanese society, especially in Yogyakarta. Javanese society and its culture to this day have a long history of contact with foreign and other local ethnic groups, but is still able to create and use its proverbs. Javanese proverbs reflect the formulation and crystallization of the very deep thought of Javanese society community and reveal and make an analogy of a particular meaning. Proverbs are realized in the forms of sentences or group of words with fixed and concise structured. Still being used until the present time, Proverbs were created by poets or sages in accordance with the context of the creation and intended to teach a philosophical ethical values for the creation of harmonious and balanced life. Javanese proverbs are an important part of Javanese society, because they constitute symbolic meanings which contain moral values. The moral values contained in the proverb related to what should be done and not done by human beings, that is how human should have relationship with God, human with human beings, human with himself/herself, and human with living beings or other objects.
Kata Kunci : peribahasa, nilai moral, masyarakat Jawa ,proverbs, moral values, the Javanese society