Laporkan Masalah

PERAWATAN PEDET POST NATAL SAMPAI SIAP KAWIN PADA SAPI PERAH BETINA DI UPTD BPBPTDK YOGYAKARTA

NINDI E SUKMA, Dr. drh. Prabowo Purwono Putro, M. Phill

2016 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN SV

Kunci keberhasilan dalam usaha ternak sapi perah yang utama adalah perawatan pedet post natal. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perawatan pedet post natal sampai siap kawin pada sapi perah betina di UPTD BPBPTDK Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, pencatatan, dan observasi langsung di lokasi periode 29 Februari 2016–5 Maret 2016. Perawatan tersebut meliputi penanganan pedet post natal, pemberian pakan dan minum pada pedet maupun sapi dara, perkandangan, pemberian tanda pengenal, kebersihan kandang, manajemen kesehatan, pengamatan tanda-tanda birahi, hingga kelainan siklus birahi yang dapat terjadi pada sapi dara. Pemberian kolostrum dilakukan selama 5 hari sebanyak 6 liter/hari/ekor, pakan hijauan yang digunakan adalah rumput raja yang sudah di-chopper sedangkan pakan penguat berupa campuran katul, polar, bungkil, dan tetes tebu ditambah dengan mineral dan garam sebanyak satu sendok makan. Dari data di lapangan didapatkan skor kondisi tubuh pada sapi dara untuk perkawinan adalah 3. Perkawinan pertama terhadap sapi perah dara dilakukan pada umur 19 bulan menggunakan metode inseminasi buatan dengan melihat tanda-tanda birahi pada sapi dara. Penanganan pedet post natal, pemberian pakan, konsentrat, dan air minum, dan manajemen kesehatan ternak sudah cukup baik, sedangkan kebersihan kandang dan ternak masih buruk. Penyakit yang sering terjadi adalah diare, luka, skabies dan sudah ditangani dengan cukup baik oleh dokter hewan dan paramedis.

The first successful key of dairy cattle is managing how to treat post natal calf. This research aimed to find the treatment of post natal calves until they ready mate for reproduction in dairy cattle of UPTD BPBPTDK Yogyakarta. The data were taken by interviewing, recording, and direct observation in the location over the between 29 February 2016 and 5 March 2016. The cares consisted of maintaining the post natal calves, feeding and watering of post natal calves and heifer, penning in, managing the ear tags, pens sanitation, health management, estrous cycle, until the estrous cycle disorder which could be happened to heifer. Each calf was fed with the colostrum for over 5 days with 6 liter per day. The feed was combination of chopped king grass and the concentrate consisting of the chaff, wheat pollard, soybean waste “bungkil”, and molasses. In the next step, the combination was added with a spoon of mineral and salt. From the obtained data, showed body condition score for breeding of the heifers at UPTD BPBPTDK Yogyakarta was 3. The first breeding of heifers was mate at age 19 months with insemination method based on estrous signal. The cares of post natal calf, the feeding, watering, and health management of cattle were fine. In contrast, the pens and the cattle sanitation were quite unsatisfying. Meanwhile, the frequent diseases that found to the cattle are diarrhea, scabies, and abscess, but these were able to be treated well by the veterinarian and paramedics.

Kata Kunci : pedet, sapi dara, SKT, birahi.

  1. D3-2016-355030-abstract.pdf  
  2. D3-2016-355030-bibliography.pdf  
  3. D3-2016-355030-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2016-355030-title.pdf