Identitas Sosial pelaku Perkawinan Beda Agama
MUHAMMAD IRSYADUL IBAD, Prof. Dr. Faturochman, M.A
2016 | Tesis | S2 PsikologiIdentitas sosial menjadi salah satu topik pentig dalam ranah psikologi sosial yang salah satunya terfokus pada relasi antar manusia dan kelompok dalam lingkup sosial. Penelitian ini mencoba mendalami pelbagai dinamika identitas sosial yang terjadi dalam keluarga pelaku perkawinan beda agama. Identitas sosial dinilai sebagai struktur kognitif manusia yang beroperasi untuk membedakan posisi individu dalam kelompok yang spesifik. Identitas sosial terbentuk dari pelbagai dinamika dan aspek, timbal balik antara aksi dan reaksi yang beroperasi melalui mekanisme pembedaan dan perbandingan sosial. Identitas sosial adalah aspek yang dinamis dalam kehidupan manusia dan bukan sesuatu yang statis. Penelitian berbasis fenomenologi ini dilakukan dengan 4 keluarga (total 8 orang responden) sebagai responden. Para responden dipilih dengan beberapa kriteria, seperti telah menjalani perkawinan lebih dari 3 tahun. Sebanyak tiga dari keempat keluarga responden tersebut merupakan pasangan yang mempertahankan perkawinan dengan tetap menjalankan keyakinan agama yang berbeda. Ketiganya dapat dinilai sebagai keluarga yang sukses dengan kemampuannya menjaga keutuhan keluarga. Analisis naratif disajikan dalam laporan penelitian ini yang bersumber dari catatan lapangan, dokumen terkait, hasil wawancara dan pengamatan pada lingkup masing-masing subjek. Penelitian ini menunjukkan bahwa perkawinan beda agama adalah ruang persentuhan sosial yang kompleks. Dua pasangan yang berbeda identitas sosial ditunut untuk berbagi peran dan membanugun interdependensi antas belah pasangan. Interdependensi antar belah pasangan adalah salah satu kunci dalam perkawinan campur ini. Di lain sisi, penelitian ini menunjukkan bahwa interdependensi keluarga baru terhadap keluarga batih (inti) turut memengaruhi keberlanjutan perkawinan campur. Konsolidasi identitas dan upaya memperkuat interdependensi antar belah pasangan, sekaligus menjaga batasan interdependensi dengan keluarga batih menjadi penting untuk diperhatikan oleh pelaku perkawinan beda agama.
The Identity and social identity have been recognized as one of the top issues in social psychology which focused on relation among human being in social context. This research is conducted to overview the dynamics among inter-religious marriage actors. Specifically the social identity is regarded as the the human cognitive structure which differentiates the presence of individual as part of particular groups. It has been generated from various specific situation, action and reaction, such as social differentiation and comparation. The social identity is regarded as the dynamic and not static aspect of human being. This Research was conducted based on the phenomenological approach with four families as the main informant. The informant chosen in the research were four families with more than 3 years marriage period. Three of four families regarded as successful family indicated by family survival. This research performed in Yogyakarta. Narrative analysis conducted along the the research process upon interview results, ground notes, and related documents found as supporting research materials. This research found that interreligious families are the complex field where social identities elaborate each other. Ability among the the inter-religious marriage actors to set up independent situation from the main family tends to create the interdependent relationship between the actors. Independency from the main family, formally is needed along the first phase of marriage. Capacity of communication, trust and power distribution is also the main aspect that influence the family survival among interreligious marriage.
Kata Kunci : Social Identity, Interreligious Marriage, Interdependency