ANALISIS RASIO LANCAR OPTIMAL PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

SUSWINI, Irwan Taufiq Ritonga, M.Bus., Ph.d., Ak., CA.

2016 | Tesis | S2 Akuntansi

Pemerintah daerah wajib mengelola keuangannya sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif, dan efisien (UU 17/2003; UU 1/2004; PP 58/2005). Berdasarkan penelitian Ritonga et al. (2012) menyimpulkan bahwa tingkat solvabilitas keuangan jangka pendek pemerintah daerah di Indonesia tinggi yaitu rasio kas sebesar 29,41, rasio cepat sebesar 34,30, dan rasio lancar sebesar 38,55 kali aset lancarnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah memiliki solvabilitas keuangan jangka pendek yang kuat, tetapi dengan jumlah aset lancar yang berlebihan. Melihat komposisi aset lancar yang didominasi oleh kas, maka angka rasio solvabilitas keuangan jangka pendek yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh manajemen kas yang belum dikelola secara efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis rasio lancar optimal pemerintah daerah (studi kasus pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data sekunder diperoleh dengan studi dokumentasi berupa Neraca, LAK, dan CaLK pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013, 2014, dan 2015 serta data dari website perbankan yang resmi, yang digunakan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menyimpan kasnya. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu memodifikasi aset lancar dengan cara menentukan saldo kas optimal model Miller & Orr dan memodifikasi kewajiban lancar tahun 2013 dan 2014 karena pencatatannya masih cash basis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio lancar optimal Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat ditentukan dengan metode tersebut. Secara spesifik, terdapat penurunan rasio lancar pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 sebesar 75,74 persen, tahun 2014 sebesar 94,02 persen, dan tahun 2015 sebesar 26,15 persen. Penurunan rasio lancar tahun 2013 dan 2014 lebih besar dibandingkan dengan rasio lancar tahun 2015. Kondisi ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2013 dan 2014 lebih banyak memiliki kas dibandingkan kas yang dimiliki pada tahun 2015. Perbedaan tersebut disebabkan faktor dana keistimewaan yang diterima Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta kali pertama tahun 2013.

Regional governments shall manage their finances in accordance with the principles of economical, effective, and efficient (Law 17/2003; Law 1/2004; PP 58/2005). Based on research Ritonga et al. (2012) concluded that the level of short-term financial solvency of local governments in Indonesia, namely high cash ratio amounted to 29.41, quick ratio of 34.30, and a current ratio of 38.55 times its current assets. This indicates that local governments have short-term financial solvency is strong, but the excessive amount of current assets. Seeing the current asset composition dominated by cash, the number of short term financial solvency ratios are high in Indonesia due to cash management that has not been managed effectively and efficiently. This study is conducted to analyze the optimal current ratio of local government (the case study on Local Government Yogyakarta). This study used descriptive qualitative approach. The collection of secondary data obtained by the study of documentation in the form of balance sheet, LAK, and CaLK the Local Government of Yogyakarta Special Region in 2013, 2014, and 2015 as well as data from banking official website, which used the Local Government of Yogyakarta Special Region to save cash. Data analysis performed in this study is to modify the current assets by determining the optimal cash balance model of Miller and Orr and modify current liabilities in 2013 and 2014 because the recording is still cash basis. The results of this study concluded that the optimal current ratio of Local Government of Yogyakarta Special Region can be determined by those methods. Specifically, there is a decrease in the current ratio at the Local Government of Yogyakarta Special Region in 2013 amounted to 75.74 percent in 2014 amounted to 94.02 percent, and in 2015 amounted to 26.15 percent. A decrease in the current ratio in 2013 and 2014 is greater than the current ratio in 2015. This indicates that the Local Government of Yogyakarta Special Region in 2013 and 2014 had more cash than the cash held in 2015. The difference is due to factors privilege funds received by the Local government of Yogyakarta Special Region first time in 2013.

Kata Kunci : rasio lancar, aset lancar, kewajiban lancar, saldo kas optimal