Bendera Bintang Kejora, Burung Mambruk, dan Lagu Hai Tanahku Papua (Nasionalisme Eksternal dan Nasionalisme Internal Papua
FRED KEITH HUTUBESSY, Dr. Eric Hiariej, M.Phil
2016 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalPenelitian ini berfokus kepada nasionalisme orang Papua dalam bendera Bintang Kejora, burung Mambruk dan lagu Hai Tanahku Papua. Konflik yang berkaitan dengan ketiga entitas ini telah berlangsung cukup lama dan menimbulkan berbagai tindakan kekerasan. Fakta yang ditemukan melalui pengalaman partisipatif penulis, orang Papua tetap menggunakan dan menghidupi ketiga entitas ini dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, penelitian ini memiliki tiga tujuan penting yakni untuk mengeskplorasikan nilai-nilai yang terkandung dalam bendera bintang kejora, burung Mambruk, dan Lagu Hai Tanahku Papua, menemukan makna ketiga entitas ini dalam Nasionalisme Papua, serta menemukan hubungan antara ketiga entitas ini dengan konflik yang berkepanjangan di Papua hingga saat ini. Selanjutnya, penelitian ini menemukan bahwa ketiga entitas ini bermakna sakral yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman mitologi yang dipercayai membawa Papua jauh lebih baik (damai dan sejahtera) dan kemudian membentuk ideologi mereka. Pada akhirnya, ideologi ini ditransformasikan ke dalam proses pembentukan negara Papua Barat di tahun 1961. Di masa sekarang, ketiga entitas ini digunakan dalam kehidupan mereka yang bersifat fashionable, seperti baju dan aksesoris lainnya yang bernuansa bintang kejora dan mambruk. Hal ini kemudian dilarang penggunaannya oleh pemerintah dengan asumsi bahwa atribut ini merupan simbol perlawanan terhadap negara. Hal ini juga kemudian memunculkan pro dan kontra terhadap ketiga entitas ini dan membentuk Nasionalisme Internal dan Nasionalisme Eksternal yang berasumsi bahwa Papua ingin merdeka menurut pandangan eksternal dan tidak harus merdeka menurut pandangan internal. Pada akhirnya, kesimpulan dari penelitian ini menghasilkan sebuah bentuk Nasionalime Papua yang disebut Sakralitas-Nasionalisme yang merupakan bentuk Nasionalisme Papua yang menghidupi nilai-nilai yang terkandung dalam ketiga entitas ini.
The focus of this research is on Papuan nationalism symbolized in the Morning Star flag, Mambruk birds, and Hai Tanahku Papua song. Conflicts related to these three entities have lasted long enough and has caused many violence. Through a participatory experience, the author found a fact that Papuan people are still using the entities in their daily life. Therefore, there are three main purposes of this research, which are to explore the values of the Morning Star flag, Mambruk birds, and Hai Tanahku Papua song, to find the meaning of these entities in Papuan nationalism, and to discover the relationship between these three entities and the conflicts that continuously happen in Papua. Furthermore, this study found that those three entities have sacred meaning that were formed through experiences and mythology that believe that Papua will be better (more peaceful and more prosperous), and eventually led to the formation of ideology. This ideology then was transformed in the process of forming the West Papua state in 1961. In the present, these three entities are used in daily life and are used in a fashionable way, such as placing morning star and Mambruk bird illustration in shirts and other possible accessories, which then banned by the government because it is assumed as a symbol of opposition toward Indonesia. Pro and cons toward these three entities also rise and formed Internal Nationalism which assumes that Papua wants to be an independent country and External Nationalism which assumes that Papua does not need to be independent. Lastly, this study concludes that there is a form of Papuan nationalism called Sacred-Nationalism which contained the values of those three entities.
Kata Kunci : Nasionalisme, Papua, Sakral