PENGALAMAN ORANGTUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL : STUDI FENOMENOLOGI DI YOGYAKARTA
DWI KARINA ARIADNI, Dra. YAYI SURYO PRABANDARI, M.Si, Ph.D; DR. Dra. Sumarni DW, M.Kes
2016 | Tesis | S2 KeperawatanPENGALAMAN ORANGTUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL : STUDI FENOMENOLOGI DI YOGYAKARTA Latarbelakang: Anak disabilitas intelektual memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya dalam berperilaku seksual yang tidak sehat. Hal ini dikarenakan mereka mengalami kesulitan untuk memperoleh keterampilan komunikasi, sosialisasi, pengetahuan, dan keterampilan secara mandiri, serta berisiko untuk menjadi terisolasi secara sosial. Mereka perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pemberian pendidikan seks. Pemberian pendidikan seks merupakan salah satu peran utama yang dilakukan orangtua. Hubungan komunikasi antara orangtua dan anak tentang seks memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual anak. Hal ini akan menjadi lebih mudah,dan efektif, jika pendidikan seks diberikan secara dini, rutin dan terbuka oleh orangtua. Tujuan: Mengetahui gambaran pengalaman orangtua dalam memberikan pendidikan seks pada anak disabilitas intelektual. Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan adalah orangtua (ayah atau ibu) yang memiliki anak disabilitas intelektual tingkat ringan atau sedang berusia 9-18 tahun dan bersekolah di SLB N 1 Yogyakarta. Teknik pengambilan partisipan secara purposive sampling. Pengumpulan data dengan diskusi kelompok terfokus (DKT) sebanyak 8 ibu dan wawancara mendalam kepada 4 ibu dan 1 ayah. Triangulasi sumber (ayah atau ibu) dan metode (DKT dan wawancara mendalam), serta member checking. Analisis data menggunakan metode Colaizzi. Hasil: Ditemukan 6 tema pengalaman orangtua dalam memberikan pendidikan seks pada anak disabilitas intelektual, yaitu persepsi orangtua dalam memberikan pendidikan seks, pengetahuan orangtua tentang pendidikan seks dan seksualitas pada anak disabilitas intelektual, sikap orangtua dalam memberikan pendidikan seks, hambatan orangtua dalam memberikan pendidikan seks, faktor-faktor yang mempermudah dalam memberikan pendidikan seks dan harapan orangtua. Kesimpulan: Pengalaman orangtua dalam memberikan pendidikan seks pada anak disabilitas intelektual secara garis besar berbeda dengan orangtua yang memiliki anak normal, terutama pada aspek cara pemberian pendidikan seks yang harus sering diulang dan disampaikan secara perlahan-lahan, metode pemberian pendidikan seks dengan dipraktikkan dan pemilihan topik dalam pemberian pendidikan seks lebih sedikit. Peran orangtua khususnya ibu sangat penting dalam memberikan pendidikan seks dibandingkan dengan peran guru. Temuan ini dapat menginformasikan dukungan dan bahan untuk membantu orangtua menghadapi perkembangan seksual anak-anak mereka.
PARENTS’ EXPERIENCES HAVING CHILDREN WITH INTELLECTUAL DISABILITY PROVIDING SEX EDUCATION : A QUALITATIVE STUDY IN YOGYAKARTA Background: Children with intellectual disability have the same sexual needs as the average children. Their vulnerability increases with discrimination and neglect in provision of sexual and reproductive health information and services. Lack of knowledge is compounded by difficulties in learning, lack of social skills, low esteem, poor body image and lack of access to formal education in sexuality and reproductive health. Parents are their children's primary sex educators but many parents are afraid of talking to their children about sex. Parents, health care professionals and teachers working with children with intellectual disability to prioritize the sex education. Sex education comprehensible to children with intellectual disability sets the stage for a healthier, safer, socially acceptable and more fulfilling sex life in adulthood. Objectives: To explore experiences of parents in providing sex education to children with intellectual disability. Method : A qualitative study using phenomenological approach. Focus group methodology and indepth interviews (face-to face) were utilized for qualitative investigation. Focus group were conducted with eight mothers and interviews were performed with four mothers and one father having children with mild or moderate intellectual disability, aged nine-eighteen years registered at SLB Negeri 1 Yogyakarta. Data trustworthiness was obtained with source and method triangulation and also by member checking. Colaizzi method was used to identify core themes and patterns. Result : Six themes were found : perception of parents in providing sex education, knowledge of parents about sex education and sexuality in children, parents' attitudes in providing sex education, barriers in providing sex education, factors facilitating talking about sex and expectations of parents. Conclusion: Experience of parents in providing sex education to children with intellectual disability is different from parents with normal children. The difference in giving sex education should be frequently repeated and delivered slowly, the method of giving sex education with practice and parents had spoken about fewer sexual topics with their children. The role of parents, especially mother is very important to provide sex education than teacher. The finding can inform more sensitive supports and materials to help parents deal with sexual development of their children.
Kata Kunci : orangtua, pendidikan seks, anak disabilitas intelektual