SKOR KONDISI TUBUH (SKT) DAN STATUS REPRODUKSI SAPI PERAH DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BALAI PENGEMBANGAN BIBIT PAKAN TERNAK DAN DIAGNOSTIK KEHEWANAN (UPTD BPBPTDK) YOGYAKARTA
DANAR PRASETYO, Dr. drh. Prabowo Purwono Putro, M.Phil.
2016 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN SVINTISARI Tujuan tugas akhir ini disusun adalah untuk mengetahui pengaruh Skor Kondisi Tubuh (SKT) terhadap status reproduksi sapi perah berdasarkan data yang ada di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD BPBPTDK) Ngipiksari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara wawancara secara langsung dengan narasumber dan melakukan pengamatan di lapangan secara langsung selama berlangsungnya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 11 sampai 16 Maret 2016. Objek penelitian yang digunakan adalah sapi perah Friesian Holstein usia produktif dengan sampel sejumlah 48 ekor pada sapi laktasi, sapi kering bunting dan dara bunting. Metode penentuan nilai SKT sapi perah dilakukan dengan mengamati bagian tubuh sapi perah berupa bagian tulang rusuk sapi, tonjolan tulang pinggul depan, tonjolan tulang pinggul belakang, dan tulang ekor. Hasil pengamatan dari data yang diperoleh menunjukan bahwa sapi dengan SKT 2,5-2,9 sebanyak 10 ekor, SKT 3,0-3,5 sebanyak 38 ekor. Selain itu juga dilakukan penilaian tampilan reproduksi meliputi usia pubertas, siklus estrus, calving interval (CI), service per conception (S/C), conception rate (CR) dan days open (DO). Sapi dengan SKT 2,5-2,9 memiliki nilai S/C 3 kali, CI 18 bulan, CR 20%, DO 233 hari, dan sapi SKT 3,0- 3,5 memiliki nilai S/C 2 kali, CI 14.5 bulan, CR 48,39 %, DO 151 hari. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sapi dengan SKT 3,0-3,5 mempunyai performans reproduksi yang lebih dibanding sapi dengan SKT 2,5-2,9.
ABSTRACT The purpose of this study was to investigate the influence of Body Condition Score (BCS) on the reproductive status in dairy cattle based on the data contained at Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD BPBPTDK) Ngipiksari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. The data collection by direct interviews with sources and making observations in the field during activities (PKL) between March 11, 2016 and March 16, 2016. The object of the study is Frisian Holstein dairy cows productive age with the sample number 48 animals in lactating cows, dry cows pregnant and pregnant virgin. The method of determining the value of dairy cattle BCS done by observing the body parts in the form of ribcage, front hip bone spurs, bony hips back and coccyx. Observations from the data obtained indicates that cows with BCS 2.5 to 2.9 as many as 10 head and 3.0 to 3.5 BCS as many as 38 head. It also carried out assessment reproduction display include the age of puberty, estrous cycle, calving interval (CI), service per conception (S/C), conception rate (CR) and days open (DO). Cows with BCS 2.5 to 2.9 has a value of S/C 3 time, CI 18 month, CR 20%, DO 233 days, if BCS 3.0 to 3.5 has a value of S/C 2 time, CI 14.5 month, CR 48, 39%, DO 151 days. From this research can be concluded that cows with SKT 3.0 to 3.5 has reproduction performance than 2.5 to 2.9 cows with BCS.
Kata Kunci : Skor Kondisi Tubuh, Sapi Perah, status reproduksi.