Serangan Rusia ke Ukraina Sebagai Instrumen Balance of Power Terhadap NATO
SYAHRUL, Dr. Nanang Pamuji Mogasejati
2016 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan InternasionalPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap penyerangan Rusia ke Ukraina sebagai instrumen balance of power terhadap NATO. Sejatinya sengketa antara Rusia dan Ukraina berawal setelah Viktor Yanukovych menolak kesepakatan dagang dengan Uni Eropa sehingga melahirkan aksi gerakan protes dari masyarakat Ukraina. Setelah Yanukovych menolak kesepakatan dagang dengan Uni Eropa secara tiba-tiba Ukraina memutuskan untuk menjalin hubungan kerjasama dengan Rusia. Kesepakatan kerjasama yang dikenal Joint Action Plan antara Rusia dan Ukraina melahirkan dinamika politik terhadap domestik Kiev. Masalah muncul atas ketidak-konsistenan Yanukovych dalam menerapkan undang-undang non blok sehingga keputusan untuk menjalin hubungan dengan Rusia telah meruntuhkan konsep non blok yang selama ini dibangun sebagai bentuk pertahanan diri. Munculnya berbagai protes dalam internal Ukraina telah menggugurkan hubungan kerjasama dengan Rusia dan bahkan menyeret Viktor Yanukovych turun dari jabatannya. Hal tersebut membuat konflik Ukraina Timur semakin mewarnai studi hubungan internasional di mana arah kebijakan luar negeri Ukraina mampu menyeret dua blok besar dalam ketegangan. Keterlibatan Rusia dalam konflik Ukraina merupakan imbas dari gerakan protes Krimea yang menginginkan keluar dari bayangan Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Hal tersebut, membuat Rusia semakin yakin untuk menjadikan Krimea sebagai sanksi terhadap tindakan Ukraina memilih bergabung dengan barat. Apalagi Rusia memiliki banyak kepentingan di Krimea khususnya dalam pembangunan militer. Selain itu, fungsi Laut Hitam terhadap Rusia digunakan untuk mengontrol aktifitas pasukan NATO di Eropa Timur serta untuk mengntrol jalur pipa gas menuju Uni Eropa. Hal tersebut menjadikan Laut Hitam sebagai tempat yang diperebutkan dan dianggap sebagai daerah yang mampu memberikan kekuatan terhadap pasukan Rusia. Sehingga perjuangan Rusia dalam mempertahankan Krimea telah mampu menciptakan perubahan balance of power di kawasan Timur.
The aims of research to reveal Russia attack to Ukraine as balance of power instrument against NATO. Indeed, dispute between Russia and Ukraine being happen after Victor Yanucovych reject trade agreements with European union so that engender protest action by Ukraine society. After rejected agreements trade with European Union decided Ukraine suddenly to establish cooperative relationship with Russia. Cooperation agreement who know within joint action plan both Russia and Ukraine has been engender political dynamics to Kiyv domestice. The problem appeared on Yanucovych inconsistency within law of non-aligned implementation so as Yanucovych decision to establish cooperative relations with Russian has been downfall non-aligned concept which has been built as a form of self-defense. Engender some protest in Ukraine domestic has been downfall cooperative relations with Russia and more pull Yanucovych up to step down in Ukraine. It is making East Ukraine conflict increasingly coloring study of international relations, where Ukraine foreign policy able to pull greater blok two up in suspense. Russian involvement in Ukraine war is impect from Crimea protest movement which wants out of Ukraine shadow and joining with the Russian. it is making Russian more believe to make Crimea being sanctions on Ukraine action joining with west country. Even less, Russia has some interest in Crimea, especially in the construction of military. Furthermore, the function of the Russian black sea to used control the activities of NATO forces in Eastern European and to control oil and pipelines towards the European Union. This makes black sea as who contested place and considered as a region capable of providing force to the Russian army. So that Russian strungle to the keep Crimea has been able to create balance of power change in Eastern European. Key word: power, security, balance of power, national interest and foreign policy.
Kata Kunci : power, security, balance of power, national interest and foreign policy.