Faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kualitas Perseptual Pejalan Kaki di Jalan Prawirotaman
MUTIA NURDINA, Ir. Jatmika Adi Suryabrata, M.Sc., Ph.D. ; Syam Rachma Marcillia, ST., M.Eng., Ph.D.
2016 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturPrawirotaman yang juga disebut Kampung Turis ini merupakan area penting bagi Yogyakarta karena merupakan area wisata. Banyak wisatawan terutama wisatawan asing yang tinggal di Prawirotaman, karena fungsi bangunannya dominan penginapan. Hal yang dominan terlihat di ruang jalan ini adalah banyak pejalan kaki, baik wisatawan maupun penduduk lokal. Namun, kondisi fisik dan skala ruang jalan tidak memenuhi standar ruang jalan yang baik. Padahal, pengguna jalan tidak hanya pejalan kaki, tetapi juga kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik antar pengguna ruang jalan. Tesis ini bertujuan mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap penilaian pejalan kaki tentang kualitas perseptual ruang Jl. Prawirotaman. Metode penelitian dilakukan dengan teknik kuesioner yang dibagikan kepada wisatawan asing, wisatawan lokal, dan penduduk lokal. Penilaian kualitas perseptual pada kuesioner tersebut dikaitkan dengan kondisi fisik dan non fisik yang ada. Hasil penelitian menunjukkan penilaian wisatawan asing, wisatawan lokal, dan penduduk lokal terhadap kondisi fisik lebih rendah dari pada kondisi non fisik. Meskipun ruang jalan secara fisik dianggap biasa dan kurang memenuhi standar ruang jalan yang baik, ruang Jl. Prawirotaman tetap dianggap menyenangkan karena faktor non fisik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa faktor non fisik seperti fungsi bangunan, aktivitas, keberadaan wisatawan dan penduduk lokal, pejalan kaki, serta sikap masyarakat lebih berpengaruh terhadap penilaian kualitas perseptual. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat perbedaan penilaian antar responden dimana penilaian penduduk lokal terhadap kondisi fisik sedikit lebih rendah daripada wisatawan asing dan wisatawan lokal.
Prawirotaman as Tourist Kampong is an important touristic area in Yogyakarta. Many tourists stay in Prawirotaman because the dominant building function is accomodations. There are many pedestrians, both tourists and local residents. But, the built-environment and street scale are not ideal. In fact, the street users are not only pedestrians but also motorized and non-motorized vehicles. This leads to conflict among the street users. This thesis presents factors affecting the pedestrians perceived perceptual qualities of Prawirotaman street. The research method was done by using questionnaire distributed to foreign tourists, local tourists, and local residents. Perceptual qualities assessment on the questionnaire was associated with built-environment and non built-environment in Prawirotaman. The research result shows that tourists and local residents perceived built-environment perceptual qualities assessment is lower than the non built-environment one. Although the built-environment is considered not ideal, still Prawirotaman street space considered as enjoyable for non built-environment. Thus, the non built-environment factors such as activities, tourists, local residents, and pedestrians, as well as public attitudes affect more on perceived perceptual qualities. The research result also shows that there are differences among the respondents assessment. The local residents perceived built-environment perceptual qualities assessment is slightly lower than the foreign tourists and local tourists perceived built-environment perceptual qualities assessment.
Kata Kunci : penilaian perseptual, penilaian kualitas, kualitas perseptual, fisik, non fisik, ruang jalan, pejalan kaki, perceptual assessment, perceived qualities, perceptual qualities, built environment, non built environment, street space, pedestrian