PUSAT KOMUNITAS KESENIAN RINDING GUMBENG DENGAN PENDEKATAN FLEKSIBILITAS RUANG UNTUK ANAK-ANAK USIA DINI
TEGUH EKO C, Diananta Pramitasari, M.Eng., Ph.D.
2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTURGunung Kidul merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini terdiri dari 18 kecamatan dan 144 desa. Salah satu kecamatan tersebut adalah kecamatan Ngawen. Kecamatan yang berada di sebelah utara dari wilayah administratif kabupaten Gunung Kidul memiliki potensi alam maupun budaya. Potensi alamnya yaitu hutan adat Wonosadi yang dilindungi dan sering dijadikan sebagai lokasi upacara adat Nyadran. Potensi budayanya adalah kesenian tradisional Rinding Gumbeng. Sebagai sebuah kesenian yang muncul dan berkembang di tengah kebudayaan masyarakat agraris, musik Rinding Gumbeng biasanya dimainkan untuk mengiringi perayaan seusai panen. Perayaan ini dilakukan sebagai ungkapan syukur petani kepada dewi Sri sebagai dewi penjaga padi yang sudah memberikan hasil panen yang melimpah kepada mereka. Pada perkembangannya saat ini, musik ini juga dimainkan saat upacara Nyadran (menjelang bulan puasa) di hutan adat Wonosadi dan di festival-festival kesenian lainnya. Namun sayangnya, perkembangan kesenian ini tidak dibarengi dengan tersedianya fasilitas yang mampu dan layak mewadahi semua kegiatan yang dilakukan komunitas ini. Di sisi lain sebagaimana kesenian tradisional lainnya, Rinding Gumbeng mulai dilupakan dan dipandang sebelah mata oleh generasi muda di kota pendidikan ini. Padahal sudah banyak prestasi yang diraihnya. Salah satu upaya publikasi sudah dilakukan oleh komunitas ini adalah dengan mengajarkan kesenian ini di sekolah-sekolah di wilayah sekitar kecamatan Ngawen. Untuk itu dirumuskan penyelesaian arsitektural untuk menyediakan tempat bagi komunitas Rinding Gumbeng dan memecahkan masalah yang terjadi pada bangunan pusat komunitas pada umumnya. Solusi ini diharapkan dapat mengoptimalkan keberadaan pusat komunitas di desa Beji untuk kegiatan komunitas dan pelatihan kesenian Rinding Gumbeng sekaligus mewadahi potensi masyarakat desa Beji sebagai pengrajin furnitur kayu sekaligus mampu menjadi sarana publikasi komunitas kesenian ini agar lebih dikenal masyarakat luas.
Gunung Kidul is one of the districts in the province of Yogyakarta Special Region. This district is composed of 18 districts and 144 villages. One of these districts are districts Ngawen. Districts in the north of the administrative area of ��Gunung Kidul regency has the potential of natural and cultural. Namely natural potential Wonosadi protected indigenous forests and is often used as the location for the ceremony Nyadran. Cultural potential is a traditional art Rinding gumbeng. As an emerging arts and culture thrive in the midst of an agrarian society, gumbeng Rinding music usually played to accompany the celebration after the harvest. This celebration is done as an expression of gratitude to the goddess Sri farmers as guardian goddess of rice that have been providing abundant harvests to them. In its development, the music is also played during the ceremony Nyadran (before the month of fasting) in indigenous forest Wonosadi and in other arts festivals. But unfortunately, the arts development is not accompanied by the availability of facilities capable and worthy accommodate all the activities carried out this community. On the other hand, as other traditional arts, Rinding gumbeng forgotten and underestimated by young people in the city's education. Though many accomplishments he achieved. One of the efforts already made by the publication of this community is to teach this art in schools in the area surrounding districts Ngawen. For the completion of architectural formulated to provide a place for community Rinding gumbeng and troubleshoot problems that occur in the community center building in general. This solution is expected to optimize the existence of a community center in the village of Beji for community activities and arts training Rinding gumbeng simultaneously accommodate potential Beji village communities as well as wooden furniture craftsmen to be a means of publication of this arts community to be more widely known.
Kata Kunci : Rinding Gumbeng, Musik, Bambu, Desa Beji, Gunung Kidul