DAYA HAMBAT EKSTRAK BIJI THEOBROMA CACAO TERHADAP PROPIONIBACTERIUM ACNES DAN STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS SECARA IN VITRO

Vina Ajeng Puspa Dewi, dr. Agnes Sri Siswati, SpKK(K); dr. Sri Awalia Febriana, SpKK, MKes, Ph.D

2016 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Akne adalah inflamasi kronis pilosebaseus pada 85% remaja dengan Propionibacterium acnes dan Staphyloccocus epidermidis ditemukan pada kultur pus akne. Terapi antibiotik topikal utama adalah klindamisin dan eritromisin dengan resistensi mulai ditemukan. Herbal memiliki sifat antibakteri karena kandungan flavonoid terutama golongan flavanol. Flavonoid biji T. cacao lebih tinggi dibanding anggur dan teh, dengan produksi terbesar ketiga dunia. Biji T. cacao mengandung flavanol catechin, epicatechin, dan epigallocatechin gallate yang juga ditemukan pada teh. Flavanol tersebut dapat merusak dinding sel bakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daya hambat ekstrak biji T. cacao terhadap S. epidermidis ATCC 12228 dan P. acnes 11827. Desain penelitian adalah kuasi eksperimental. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi dan tes sensitivitas dengan difusi disk, triplet, dengan kontrol positif klindamisin disk 2μg dan eritromisin 15μg. Hasil penelitian menunjukkan daya hambat ekstrak metanol biji T. cacao dimulai pada konsentrasi 25% dan berbanding lurus kenaikan konsentrasi. Daya hambat terhadap S. epidermidis ATCC 12228 signifikan lebih rendah dibanding eritromisin disk (p<0,05) tapi lebih kuat dibanding klindamisin disk (p<0,05). Daya hambat terhadap P. acnes ATCC 11827 signifikan lebih rendah dibanding klindamisin dan eritromisin disk (p<0,05). Kesimpulan : ekstrak metanol biji T. cacao memiliki potensi daya hambat terhadap S. epidermidis ATCC 12228 dan P. acnes ATCC 11827.

Acne is chronic inflammation of pilosebaceus occurs in 85% adolescence with Propionibacterium acnes and Staphyloccocus epidermidis found in pus culture. The main topical antibiotic therapy are clindamycin and erythromycin with resistance report found. Herbal has antibacterial activity due to flavonoid content, mainly flavanol. Theobroma cacao seed flavonoid is higher than grape and tea, with third biggest production in the world. It contains catechin, epicatechin, and epigallocatechin gallate flavanol which also found in tea. Flavanol destroys bacteria cell wall. The study purpose was to investigate T. cacao seed extract potential inhibition for S. epidermidis ATCC 12228 and P. acnes ATCC 11827. The study design was quasi experimental. Extraction was done with maseration, sensitivity test with disk diffusion, triplet, positive control were 2μg clindamycin disk and 15μg erythromycin disk. Theobroma cacao seed methanol extract has inhibition zone start at 25% concentration comparable with increase concentration. Power of inhibition for S. epidermidis ATCC 12228 is significantly lower compare with erythromycin disk (p<0,05) but stronger compare with clindamycin disk (p<0,05). Power of inhibition for P. acnes ATCC 11827 is significantly lower compare with erythromycin and clindamycin disk (p<0,05). Conclusion : Theobroma cacao seed methanol extract has inhibition potency for S. epidermidis ATCC 12228 and P. acnes ATCC 11827.

Kata Kunci : Theobroma cacao seed extract, S. epidermidis ATCC 12228, P. acnes ATCC 11827, disk diffusion, power of inhibition