PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR BERBASIS FILSAFAT MARITIM (Studi Kasus: Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur)
KHAIRUL UMAM, Dr. Rizal Mustansyir
2016 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFATPenelitian ini berangkat dari permasalahan ekonomi yang terjadi pada masyarakat pesisir, khususnya Masyarakat Pesisir Desa Legung Timur. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inti persoalan atau masalah yang dihadapi masyarakat pesisir dengan metode dan cara berfikir atau sudut pandang filsafat maritim, dan untuk mengetahui bagaimana seharusnya pembangunan dilakukan untuk menyelesaikan persoalan ekonomi masyarakat pesisir berbasis filsafat maritim dengan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk melakukan pencarian dan pengumpulan data dengan sudut pandang filsafat maritim. Pencarian dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Tipe dan model penelitian ini adalah penelitian tentang masalah aktual masyarakat dan problema filosofis. Penelitian ini juga bisa masuk dalam jenis kualitatif fenomenologis. Unsur metodis pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data dan metode interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi inti persoalan pada Masyarakat Pesisir Desa Legung Timur adalah, tidak berdayanya ekonomi nelayan di tengah hegemoni tengkulak atau pengepul ikan, rendahnya nilai ekonomi yang diperoleh nelayan, tidak adanya lembaga ekonomi masyarakat yang dapat membantu meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi masyarakat, terdapat kendala pada aktivitas penangkapan ikan yaitu semakin berkurangnya hasil tangkapan ikan karena nelayan tidak mengetahui pola persebaran ikan dan tidak memiliki teknologi untuk mengetahuinya, minimnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga ekosistem laut dan merawat kelestarian lingkungan, dan lambatnya perkembangan teknologi di bidang kemaritiman, serta pemerintah tidak berperan untuk membantu mengatasi persoalan ekonomi, pengetahuan, dan teknologi yang dihadapi masyarakat. Inti persoalan tersebut apabila dilihat dari dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis filsafat maritim, dapat diuraikan sebagai berikut: pertama, dimensi ontologis filsafat maritim atas pembangunan ekonomi masyarakat pesisir menemukan bahwa pelaku ekonomi sebagai pengada tidak mampu menentukan ada dan besar tidaknya keuntungan ekonomi bagi dirinya sendiri karena kesewenangan para tengkulak atau pengepul ikan dalam menentukan harga jual komoditas ikan; kedua, dimensi epistemologis filsafat maritim atas pembangunan ekonomi masyarakat pesisir menemukan bahwa belum ada upaya dari internal Masyarakat Pesisir Desa Lagung Timur untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknologi sarana penangkapan ikan dalam rangka meningkatkan hasil tangkapan ikan; ketiga, dimensi aksiologis filsafat maritim atas pembangunan ekonomi masyarakat pesisir menemukan bahwa belum ada nilai kemandirian atau kemerdekaan ekonomi dari para nelayan sendiri untuk menentukan nilai ekonomi dari hasil tangkapan ikannya, sehingga mereka tetap berada dalam kuasa para tengkulak atau pengepul ikan.
The purpose of this research are to understand the core issues faced by coastal communities with the methods and ways of thinking or point of view of philosophy of maritime. Other than that, this study to find out how the construction should be done to solve the economic problems of coastal communities based on philosophy of maritme. The method of research is qualitative research through interview, field observation, documentation, and literature studies. The model of research is study of actual problmes of society and philosophical problems. This research also can entry in type of phenomenological qualitative. Elements methodical of data processing the used in this research is the method of data analysis and interpretation methods. The results showed that the core issue of the coastal community village at East Legung is helplessness of economy fisherman in the middle of the hegenomy of middlemen or collectors fish, low economic value obtained fishermen, the absence of economic community organizations that can help improve the quality and economic value of society, there are constraints on fishing activity, namely the reduction in fish catches as fisherman do not know the distribution pattern of fish and do not have the technology to find out, the lack of knowledge about the importance of protecting the marine ecosystem and care for the environment, and the lastes technological developments in the field of maritime, as well as the government does not play a role to help overcome the economic problems, knowledge, and technologies that face society. Core of the problem could be seen from the dimensions of the ontological, epistemological, and axiological philosophy of maritime, can be described as follows: first, the dimensions of ontological in philosophy of maritime science on the economic development of coastal communities found that the economic actors as the provider is not able to determine the presence and substantial absence of economic benefits for herself for abuse of the middlemen or fish collectors in determining the selling price of fish commodities; second, dimensions of epistemological in philosophy of maritime on economic development of coastal communities found that there has been no effort from Coastal Community internal Legung East Village to add insight and knowledge of technological means of fishing in order to increase fish catches; the third, dimensions of Axiological in philosophy of maritim on the economic development of coastal communities find that there is no value independence or economic independence of the fishermen themselves to determine the economic value of the catch of fish, so that they remain in control of the middlemen or fish collectors.
Kata Kunci : Pembangunan, Ekonomi, Masyarakat Pesisir, Filsafat Maritim