Managing account receivable in PKU Muhammadiyah General Hospital Yogyakarta

RAKHMANTO, Deni Syamsu, Dra. Sri Handaru Yuliati, MBA

2002 | Tesis | Magister Manajemen

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi piutang dun memberi saran untuk mengatasi masalah piutang yang muncul di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakurta. Evaluasi mengenai piutang khususnya piutang tak tertagih harus diperhatikan lebih lanjut. Mengawasi dun mengontrol piutang harus dilaksanakun dun secara lebih lanjut, sebuah system harus direncanakan untuk menghindari dun mengatasi masalah dalam piutang, sehingga RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tidak terus menerus terbebani. Data dasar piutang dalam tiga tahun terakhir menjadi data pokok dalam penelitian ini, ditambah dengan data dari Neraca dun Laporan Rugi-laba selama lima tahun terakhir. Data piutang berupa data pencatatan secara manual oleh bagian keuangan. Analisa kualitatif dilakukan dalam penelitian ini dengan referensi dari jurnal, penelitian terdahulu, serta hasil wawancara dengan direktur dun seluruh staf yang terlibat dalam proses piutang. Jumlah piutang terus meningkat lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 1996, jumlah piutang adalah Rp. 91 0.708.01 7,OO dun meningkat menjadi Rp. 1.901.961.958,OO pada tahun 2000. Pada perhitungan rasio perbandingan antara piutang dengan total penjualan diperoleh data 10% pada tahun 1995, menurun menjadi 9% pada tahun 1996, 5% pada tahun 1997, 5% pada tahun 1998, mulai naik menjadi 8% pada tahun 1999, dun kembali menurun 7% pada tahun 2000. Periode penarikan piutang adalah 37,2 hari pada tahun 1995, menurun menjadi 33,9 hari pada tahun 1996, terus menurun menjadi 18,9 hari pada tahun 1997, 18,5 hari pada tahun 1998, naik menjadi 29,7 hari pada tahun 1999, dun turun 27 haripada tahun 2000. Piutang di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakurta terbesar adalah berasal dari pasien biasa, mulai dari 34,10% pada tahun 1996, meningkut menjadi 82,68% pada tahun 1997, 77.65 pada tahun 1998, 60,23% pada 1999, dun 63,34 pada tahun 2000. Kondisi piutang tak tertagih terfokus pada piutang dari pasien biasa. Untuk piutang dari katyawan maupun relasi tidak mengalami kesulitan dalam penarikun. Jumlah total piutang tak tertagih tahun I998 mencapai Rp. 98. I1 9.81 5,00, naik menjadi Rp. 192.854.200,OO pada tahun 1999, dun Rp. 380.755.560,OO pada taun 2000. Dari jumlah total piutang tak tertagih, persentase tak tertagih adalah 20,43% pada tahun 1998, 19,72% pada tahun 1999, dun 23,18% pada tahun 2000. Ketersediaan data piutang di RSU PKU Muhammadiyah Yogyahrta menjadi problem. Sangat minimnya data tentang piutang membuat rumah sakit ini susah untuk mengontrol piutang. Pengawasan secara kontinyu diperlukun untuk mengontrol kondisi piutang rumah sakit. Selain itu perlu adanya langkah inovatif dari pihak manajemen untuk memonitor dun memperlakukun piutang. Manajemen harus memberi perhatian lebih pada pengawasan piutang. Tiga ha1 penting yang harus diperhatikan dalam pengawasan piutang oleh manajemen adalah proses pencatatan, ketersediaan dun pengumpulan data para pasien yang berutang, serta klarifikasi penjelasan secara jelas kebijakan dalam tujuan sosial dun piutang tak tertagih.

The objectives of this thesis are to determine receivables condition and to give a suggestion to solve receivables problem that appear in PKU Muhammadiyah General-hospital Yogyakarta. Evaluating receivables especially on bad debt need to be intended. Monitoring and controlling have to be done in evaluating receivables condition, and fiuthermore, a system should be planned immediately to avoid and solve receivables condition so that's not make PKU Muhammadiyah General-hospital Yogyakarta more suffer to endure bad debt. Database on receivable in the last three years become a major resource of this research and data fiom Balance Sheet and Income Statement in the last five years. Database on receivable is needed to determine the basic condition of receivable. This data is noted manually by financial department time-by -time when debt happened. For balance sheet and income statement, the data was used to analyze financial performance, especially on receivables. Qualitative analysis is doing in this research base on the condition of receivable. Analyzing those data b&e on the previous research, journal and result of interviewed with the director, and all staff in PKU Muhammadiyah who in charge and is involved in receivable process. The amount of receivable was increase in the last five years. In five years, the amount was increase more than double. In 1996, then amount of receivables still Rp. 910,708,017.00, but the amount increased to Rp. 1,901,961,958.00 in 2000. From the result of financial analysis by calculate receivable turnover and day's sales outstanding, got the result that the percentage of receivable was 10% in 1995, decrease to 9% in 1996, 5% in 1997, 5% in 1998, and started increased to 8% in 1999, and finally back to decrease 7% in 2000. The day's sales outstanding in 1995 was 37.2 days, decrease to 33.9 days in 1996, continued decrease to 18.9 days in 1997, 18.5 days in 1998, started increase to 29.7 days in 1999, and decreased to 27 days in 2000. The receivables in PKU Muhammadiyah General-hospital shown that regular patient became the biggest portion that have debt in this hospital. From 34.10% in 1996, the percentage of debt fiom regular patient was increase to 82.68% in 1997, 77.65% in 1998, 60.23% in 1999, and 63.34% in year 2000. Financially, the effectiveness of collecting receivable in this hospital was not bad. In Day's sales Outstanding calculation, in 1995 this hospital need 37.2 days to collect their debt, 33.9 days in 1996, 18.9 days in 1997, 18.5 days in 1998, 29.7 days in 1999, and 27 days in 2000. Bad debt condition in PKU Muhammadiyah General-hospital was focused on debt fiom regular patient. For debt on employee or from Relation Company, collecting bill has not face any diflticulty. The accumulative amount of bad debt in 1998 reached Rp.98,119,815.00, Rp. 192,854,200.00 in 1999, and Rp.380,755,560.00 in 2000. From the amount of bad debt, the level of uncollected bill was 20.43% in 1998,19.72% in 1999, and 23.18% in 2000. Availability receivable data in this hospital become a problem. Limited collected information about receivable make this hospital could not monitor their debt well. Continually monitoring is needed for PKU Muhammadiyah General-hospital to control their debt condition. Monthly evaluation is necessary for this management to evaluate. Innovation in managing receivable can be done by make new method to treat debt. Management has to give more attention to receivable by make new section to control and to organize debt. Three main points to be considered in managing account receivable are process of recording, sufficient patient’s information, and clearly defining principle of charity and bad debt.

Kata Kunci : Manajemen Anggaran,Piutang,Rumah Sakit, account receivables, bad debt, hospital