Laporkan Masalah

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA DARI KELUARGA YANG BERCERAI : FAKTOR RISIKO DAN FAKTOR PROTEKTIF

AININDITA AGHNIACAKTI, Budi Andayani, Dr., M.A., Psikolog

2016 | Skripsi | S1 PSIKOLOGI

Perceraian telah menjadi fenomena di kalangan masyarakat Indonesia. Perceraian orangtua khusunya akan berdampak pada anak, terutama pada kondisi psychological well- being anak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psychological well- being pada remaja dari keluarga yang bercerai dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi psychological well-being. Pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai enam orang responden, tiga diantaranya adalah significant others. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif studi kasus. Hasi penelitian menunjukkan bahwa psychological well- being remaja dari keluarga yang bercerai ada yang tinggi dan ada pula yang rendah. Hal tersebut disebabkan oleh proses perkembangan yang dilalui setiap remaja dalam menuju psychological well-being berbeda dan terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psychological well-being remaja dengan keluarga yang bercerai. Faktor protektif yang muncul antara lain: (1) adanya hubungan positif antara anak dengan orangtua; (2) adanya dukungan sosial dari orang-orang sekitar; (3) memiliki teman-teman yang senasib; (4) adanya motivasi berupa pembuktian diri; dan (4) penggunaan strategi coping yang efektif dalam menangani stressor. Faktor risiko yang muncul antara lain: (1) hubungan antar orangtua yang tidak membaik pasca perceraian; (2) hubungan antara orangtua dan anak yang menurun pasca perceraian; (3) ketidakterimaan remaja akan perceraian orangtuanya; (4) waktu konflik dan perceraian orangtua yang terjadi pada masa remaja; dan (5) lama waktu setelah perceraian terjadi. Faktor internal dan eksternal juga turut mempengaruhi remaja dari keluarga yang bercerai dalam menuju psychological well-being.

Divorce has become a phenomenon among the people of Indonesia. Parental divorce have some impact on children, especially on the psychological well-being of the child. The aims of this study are to reveal the psychological well-being in adolescents from divorced families and the factors that influence psychological well-being. Six parcticipants were interviewed, three of them as significant others. This study uses qualitative method with a case study research. The results of this study show that adolescents from divorced families can have high psychological well-being and low psychological well-being. This is caused by the process of the development of each adolescent towards psychological well-being is different. There are several factors that can influence psychological well-being of adolescents with divorced families. Protective factors of psychological well-being are: (1) a positive relationship between child and parents; (2) the presence of social support; (3) adolescents have friends who are in the same boat; (4) the motivation to prove himself; and (5) the use of appropriate coping strategies in dealing with stress. Risk factors of psychological well-being are; (1) the relationship between parents do not getting better after the divorce; (2) the decline in the relationship between parents and child after divorce; (3) adolescents have not received their parental divorce; (4) the time of conflict and divorce that occurs in adolescence; and (5) the length of time after the divorce occurred. Internal and external factors also affect adolescents from divorced families towards the psychological well-being.

Kata Kunci : anak, keluarga, perceraian orangtua, psychological well-being, remaja/adolescent, child, divorced families, parental divorce, psychological well-being

  1. S1-2016-329381-abstract.pdf  
  2. S1-2016-329381-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-329381-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-329381-title.pdf