Pembentukan Enclave Komunitas Salafi: Studi Perumahan Eksklusif di Perumahan Korps Cacat Veteran Republik Indonesia Dusun Kencuran, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman
LINGGAR ARUM SARASATI, Dr. Haryanto, M.A
2016 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)Perumahan eksklusif mulai marak di Yogyakarta. Hal ini terasa aneh karena sering kali Yogyakarta digambarkan sebagai kota kosmopolit, tempat berbaur berbagai identitas bahkan Yogyakarta dijuluki The City of Tolerance. Banyak batas yang digunakan untuk menunjukkan eksklusifitas penghuninya, salah satunya identitas keagamaan. Kajian ini berusaha untuk menemukan alasan di balik keputusan untuk tinggal secara eksklusif. Mengambil kasus pada Perumahan Korps Cacat Veteran Republik Indonesia (KCVRI) yang penghuninya sebagaian besar menganut paham salafi-wahabi. Kelompok ini bisa dikatakan termasik minoritas di dalam Islam. Kelompok ini identik dengan gagasan purifikasi Islam, di mana ajaran Islam diterapkan sebagaimana oleh tiga generasi awal berdirinya Islam, yaitu para sahabat, thabiin dan thabiut thabiin atau kerap disebut dengan salafus salih. Perbedaan dalam cara beragama ini kemudian menjadi identitas kolektif dalam komunitas salafi-wahabi di perumahan KCVRI yang menciptakan batas-batas, baik secara fisik maupun non fisik. Di dalam batas-batas tersebut mereka memilih untuk hidup secara eksklusif demi menegakkan nilai dan norma yang mereka yakin sebagai komunitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa studi kasus tunggal. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi di lapangan, wawancara mendalam serta didukung dengan sumber sekunder yang mendukung untuk menemukan nilai dan norma dalam komunitas salafi wahabi di Perumahan KCVRI melalui pola interaksi yang mereka lakukan. Penelitian ini berusaha menjawab alasan di balik menjamurnaya hunian eksklusif di Yogyakarta. Perumahan KCVRI menjdi eksklusif merupakan pilihan bagi warga yang tinggal di dalamnya, sebagai cara untuk meneguhkan eksistensi mereka sebagai komunitas yang memiliki nilai dan norma tertentu. Nilai dan norma yang dianut merupakan pengejawantahan identitas salafi-wahabi secara sosial.
Yogyakarta has been recognised as a cosmopolitan city where various identities coexist. Yogyakara is also known as The City of Tolerance. However, recently there are many exclusive housings spread in Yogyakarta. The residents in these exclusive housings apply a lot of boundaries to present their exclusivity. One of them is their religous identity. This study tries to find the reasons behind their decision to live exclusively. This study focuses on the case found in the Indonesian Disabled Veteran Corps Housing where the residents are mostly salafi-wahabi. Salafi-wahabi is considered as minority in islam. They bring a fundamentalist approach to Islam following the earliest three generations of Islam who are the companions of Muhammad SAW, thabiin, and thabiut thabiin (salafus pious). The differences on the Salafi-wahabi�s religous practice in KCVRI becomes a collective identity and create both physical and non physical boundaries. They chose to stay within those limits and to live privately/exclusively in order to uphold the values and the norms they believe as a community. This study applies the qualitative method in the form of a single case study. The data collection was done by field observation, in-depth interviews, and also supported by the interaction pattern in Salafi-wahabi community in KCVRI housing as the secondary data to verify their values and norms. This study tries to find the reason behind the increasing number of exclusive housing in Yogyakarta. KCVRI housing becomes private and exclusive because of its residents� choice as a method of affirming their existence as a community that has certain values and norms. Those values and norms are the salafi-wahabi�s social identity manifestation.
Kata Kunci : salafi, politik identitas, perumahan eksklusif