Laporkan Masalah

Pengujian bias beta saham dan metode koreksinya di Bursa Efek Jakarta

ZAINUDIN, Kiagus Muhammad, Dr. Jogiyanto Hartono, MBA

2002 | Tesis | Magister Manajemen

Beta (p) merupakan pengukur kepekaan (sensitivitas) saham terhadap pasar. Beta adalah mekanisme kontrol terhadap resiko sistematis dan mengukur volatilitas return saham terhadap return pasar yang dihitung pada suatu periode waktu yang sama. Perhitungan Beta yang bias dapat tejadi karena adanya ketidaksamaan waktu antara return saham dengan return pasar. Pasar modal negara berkembang (emergmg market) seperti Bursa Efek Jakarta berpotensi untuk menghasilkan beta yang bias, karena biasanya saham-saham tidak semuanya aktif diperdagangkan setiap hari, atau bahkan tidak aktif dalam setiap sesi perdagangannya, yang disebabkan perdagangan saham yang tidak sinkron (non.synchronous trading) dan juga transaksi perdagangannya jarang tejadi (thin market). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian ulang apakah beta saham di Bursa Efek Jakarta merupakan beta yang bias atau tidak, dan metode koreksi bias beta mana yang paling tepat untuk diterapkan di Bursa Efek Jakarta. Ada tiga buah metode koreksi yang akan diuji, yaitu metode Scholes-Williams, metode Dimson, dan metode Fowler-Rorke. Sampel yang terpilih sebanyak 190 buah, yaitu saham yang memenuhi kriteria terdaflar, diperdagangkan, dan tidak mempunyai koefisien beta tahunan negatif lebih dari satu buah pada periode 1 Januari 1997 sampai dengan 31 Desember 2001. Analisis yang dilakukan dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama melakukan pengujian dengan menggabungkan sampel dalam satu periode dan kedua melakukan pengujian dengan memecah sampel menjadi lima sub periode. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 99% beta saham di Bursa Efek Jakarta merupakan beta yang bias. Pengujian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa metode koreksi Dimson dengan empat lag-lead adalah metode yang paling mampu untuk mengurangi bias beta yang terjadi. Metode koreksi ini dapat diterapkan pada penelitian yang tidak berdasarkan pada event study, sedangkan apabila penelitian dilakukan dengan event study, maka metode koreksi yang paling tepat digunakan adalah metode Fowler-Rorke dengan periode empat Zagl e d .

Beta (p) is a measure of the sensitivity of a security to market movements. Beta as a systematic risk measures volatility between security returns and market returns in the same period. If those retuns are not calculated in the same trading period, then the beta will be biased. The characteristics of emerging market, such as Jakarta Stock Exchange (JSX), is nonscynchronous trading activity and thin market. The goals of the research are to re-examine whether or not the beta biased is occurred in Jakarta Stock Exchange (JSX) and to find the best method for beta bias correction. The research compares three method beta bias corrections, Scholes and Williams, Dimson, and Fowler and Rorke. Sample in this research are 190 securities listed in JSX in period 1 January 1997 to 31 December 2001. The examination result shows that at the confidence level 99%, beta in Jakarta Stock Exchange (JSX) are biased. The research find that Dimson using 4 lags and 4 leads is the best method for beta bias correction. This method is the best for non event-study research, and if the research in event-study basis, the best method is Fowler-Rorke using 4 lags and 4 leads.

Kata Kunci : Beta Saham, Bias Beta, BEJ, beta biased, emerging market, nonsynchronous trading, thin market.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.