HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN LEADER-MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN STRES KERJA DI ERA GLOBALISASI
ANNAS NURIL QUR'ANI, Rahmat Hidayat, S.Psi M.Sc. Ph.D
2016 | Skripsi | S1 PSIKOLOGIEra globalisasi yang tidak hanya menyuguhkan perubahan namun juga memberikan tuntutan lebih di lingkungan kerja, tidak terkecuali juga dihadapi oleh Pegawai Negeri Sipil yang merupakan salah satu aparatur negara. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih mengalami stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perfeksionisme dan Leader-Member Exchange (LMX) dengan stres kerja. Skala yang digunakan untuk pengukuran stres kerja adalah skala Effort-Reward Imbalance yang melihat stres kerja di era globalisasi berdasarkan keseimbangan antara effort dengan reward. Subjek penelitian merupakan 135 PNS golongan III Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda menujukkan adanya hubungan yang signifikan antara perfeksionisme dan LMX dengan stres kerja (p 0,00). Hasil sumbangan efektif dari kedua variabel independen terhadap stres kerja adalah 13,5 % dengan sumbangan masing-masing yaitu perfeksionisme sebesar 2,9% sementara LMX sebesar 10,6%. Analisis tambahan berdasarkan faktor demografis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan stres kerja ditinjau dari jenis kelamin dengan p 0,019 (<0,05).
Era of globalization not only presenting changes but also provide numerous demans no exception among civil servants who serve their country. This matter allows them to experienced work stress. This study was coducted to determine the relationship between perfectionism and leader-member exchange (LMX) with work stress among civil servant in Purworejo Regency. This study using effort-reward imbalance (ERI) scale for measuring work stress in the era of globalization by looking at the balance between effort and reward. The subjects were 135 civil servants which is in category III who works at government agencies in Purworejo. Multiple regression analysis showed association between perfectionism and LMX with work stress (p 0,00). The results of effective contribution of two variables was 13,5%. Perfectionism contributed 2,9% and LMX accounted for 10,6%. Additional analyzes were carried out using demographic factors indicate that there are differences in work stress in terms of gender with p 0,019 (<0,05).
Kata Kunci : stres kerja, effort-reward imbalance (ERI), perfeksionisme, leader-member exchange (LMX), pegawai negeri sipil, work stress, effort-reward imbalance, perfectionism, leader-member axchange, civil servants