RISIKO DISFUNGSI EREKSI OLEH TERAPI BISOPROLOL PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER STABIL

Firman Fauzan Arief Lutfie, dr. Harijadi, SpPA(K)..; Dr. dr. Bambang Hariwiyanto, Sp.THT-KL(K)

2016 | Tesis-Spesialis | SP KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR

Latar belakang : Bisoprolol merupakan terapi anti angina dan iskemik pada pasien PJK stabil. Penggunaan bisoprolol dapat menurunkan angka kematian dan rehospitalisasi sebesar 34% dan 28%. Penggunaan bisoprolol memiliki risiko terhadap kejadian disfungsi ereksi (DE). Sel leydig memiliki reseptor sel beta yang turut berfungsi dalam pelepasan hormon testosteron sehingga hambatan yang terjadi pada reseptor tersebut oleh bisoprolol dipercaya dapat mengganggu pelepasan hormon testosteron. Gangguan pelepasan hormon testosteron pada akhirnya akan menyebabkan DE. Metode : Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol berpasangan retrospektif dengan matching usia. Disfungsi ereksi pada laki-laki penderita PJK yang sudah dilakukan angiografi koroner diperiksa dengan kuisioner IIEF-5. Anamnesis dan pemeriksaan rekam medis dilakukan untuk melihat riwayat pemberian bisoprolol terakhir selama 6 bulan. Gejala depresi diperiksa dengan kuisioner HADS. Hasil : Dari 157 subjek, dibagi dalam 105 pasien kelompok kasus dan 52 pasien kelompok kontrol. Dari kelompok kasus 90 pasien mendapatkan terapi bisoprolol (85.7%). Rasio odd bisoprolol terhadap DE pada pasien PJK stabil sebesar 2 namun tidak signifikan secara statistik (95% IK 0,85- 2,93; p= 0,262). Dari hasil subanalisis didapatkan pemberian bisoprolol dengan dosis > 5 mg signifikan secara statistik (OR 2,65, 95% IK 1,12 - 6,26, p=0,026). Faktor perancu yang berperan signifikan dari hasil analisis multivariat adalah diabetes (OR 3,8, 95 % IK 1,658,88, p=0,002). Simpulan : Penderita PJK stabil yang mendapatkan terapi bisoprolol memiliki risiko lebih tinggi terjadinya disfungsi ereksi dibandingkan dengan tidak mendapat bisoprolol, namun tidak signifikan secara statistik (OR 2, 95 % IK 0,85 -2,93 (P = 0.262)).

Background : Bisoprolol is an anti angina and ischemic therapy in patient with stable coronary artery disease (CAD). Moreover it can decrease mortality and rehospitalization rate up to 34 % and 28 %. However its also known to increase erectile dysfunction risk. Leydig cells has beta receptorw which contribute in testosterone release. The blockade of beta receptor by bisoprolol can inhibit testosterone release and cause erectile dysfunction (ED) Method : This retrospective case control study was done by age matched paired method. Men with CAD as diagnosed by angiography were evaluated for ED. Erectile function was assessed by a 5-item version of the International Index of Erectile Function (IIEF-5). History of disease and medical record were evaluated to check history of bisoprolol therapy for the last 6 month. . Depression was screened using Indonesian version of Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Result :From 157 total subject, patients were divided into 105 patients in case grup and 52 patients in control grup. Ninety patient (85.7%) had history of bisoprolol therapy. The odd ratio of bisoprolol to have ED risk was 2, but there was not significant statistically (95% CI 0,85- 2,93; p= 0,262). From sub analysis result 5 mg bisoprolol therapy have significant statistic result to ED risk (OR 2,65, 95% CI 1,12-6,25; p=0,026). Diabetes was another confounding factor which have significant risk to ED from multivariate analysis result (OR 3,8, 95 % CI 1,65-8,88, p=0,002). Conclussion : Stable CAD patients with bisoprolol therapy have a higher risk of ED compare with stable CAD patient without bisoprolol, however it was not statistically significant (OR 2, 95 % CI 0,85-2,93; p= 0,262).

Kata Kunci : Bisoprolol, erectile dysfunction, stable coronary artery disease