Laporkan Masalah

Teologi Lingkungan dalam Islam dan Kristen (Studi tentang Pemikiran Mujiyono Abdillah dan Robert P. Borrong)

NAFISAH, Dr. Moch. nur Ichwan; Leonard C. Epafras, Ph.D

2016 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Penelitian tesis ini bertujuan untuk melihat pemikiran teologi lingkungan dari Mujiyono Abdillah dan Robert P. Borrong. Penelitian ini juga ingin melihat bagaimana persamaan dan perbedaan dari pemikiran Abddilah dan Borrong, kemudian bagaimana sumbangan pemikiran mereka untuk krisis lingkungan. Selain itu penelitian ini juga akan melihat posisi pemikiran mereka dalam pemikiran-pemikiran teologi lingkungan Islam dan Kristen. Jenis penelitian tesis ini adalah studi pustaka. Sumber data terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer penelitian ini adalah buku Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur’an karya Abdillah dan Etika Bumi Baru karya Borrong. Sedangkan sumber sekunder adalah buku-buku dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pemikiran teologi lingkungan Abdillah dan Borrong. Data-data tersebut kemudian ditelaah, diolah dan dianalisis dengan pendekatan hermenutik Hans-Georg Gadamer. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh temuan bahwa pemikiran teologi lingkungan Islam Abdillah ada dua konsep yaitu pertama teologi proporsional, kedua teori meta-sosial-sistem. Teologi proporsional adalah teologi yang menempatkan manusia dalam posisi wajar sebab ia mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagimana makhluk lain dan ia juga merupakan bagian integral dari alam. Sedangkan teori meta-sosial-sistem adalah teori yang menegaskan bahwa manusia tidak sama derajatnya dengan spesies lain dalam ekosistem, kendati demikian ia juga bukan makhluk istimewa yang boleh berlaku sombong terhadap spesies lain. Pemikiran teologi lingkungan Kristen Borrong juga menghasilkan dua metode; pertama teologi teosentri inklusif, dan kedua etika bumi baru. Teologi teosentrif inklusif adalah teologi yang mendasarkan kepada nilai-nilai Alkitab yang berpandangan segala sesuatunya berpusat kepada Allah. Etika bumi baru adalah etika lingkungan yang didasarkan kepada nilai-nilai Alkitab yang menghasilkan tiga etika lingkungan yaitu etika kepelayanan, etika solidaritas dan etika damai sejahtera. Baik Abdillah maupun Borrong mendasarkan teori lingkungan mereka kepada nilai-nilai kitab suci. Melalui pemikiran teologi lingkungan mereka, Abdillah dan Borrong ingin menyadarkan manusia agar mereka menata kembali hubungan dengan lingkungannya. Adapun metode yang dipakai mereka sedikit berbeda Abdillah hanya menggunakan teologi sementara Borrong selain teologi juga etika Alkitab. Pemikiran teologi lingkungan mereka ini merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi krisis lingkungan sebab ia bisa sebagai teori lingkungan alternatif untuk masyarakat dalam memperlakukan lingkungannya. Selain itu pemikiran Abdillah dan Borrong mampu melengkapi sekaligus sebagai kritik terhadap pemikiran-pemikiran teologi lingkungan yang sudah ada. Di sisi lain pemikiran mereka juga sebagai kritik terhadap teologi tradisional yang masih tekstual, misalnya dalam memahami konsep manusia sebagai khalifatullah dan imago dei. Kata Kunci: Teologi Lingkungan, Abdillah, Borrong

This research aims to look at the environmental theology thought of Mujiyono Abdillah and Robert P. Borrong. In addition, this research also wants to see to how the similarities and differences of Abdillah and Borrong’s thought as well as how their theories contribute to the environmental crisis. In addition, this study will look at the position of their thoughts in the thoughts of environmental theology of Islam and Christianity. This research is a library research. The primary source is a book entitled Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur’an, Abdillah’s work and Etika Bumi Baru, Borrong’s works. Meanwhile the secondary sources are books, and writings relating to the environmental theology thought of Abdillah and Borrong. Furthermore these data are processed and analyzed by the hermeneutic approach of Hans-Georg Gadamer. The research found that Islamic environmental theology of Abdillah are; firstly, proportional theology and, secondly meta-social-system theory. Proportional theology places human being in the ecosystem properly, since human being has strength and weakness points as the same as other creatures. Meanwhile meta-social-system theory is a theory that asserts that humans do not have the same level with other species, but they also should not act arbitrarily to other species. Borrong also produces two theories of environmental theology, firstly theocentri inclusive theology, and secondly new earth ethic. Theocentric inclusive theology is a theology that based on biblical values and believes that everything is centered on God. The new earth ethic is an environmental ethic based on the values of the Bible. This ethic produces three environmental ethics, they are; stewardship ethics, solidarity ethics, and peace ethics. Abdillah and Borrong based their environmental theory to the values of holy book. Through these theories, both Abdillah and Borrong want to awaken people so that they restructure the relationship with the environment. They used a slightly different method because Abdillah only uses theology and Borrong besides using theology he also uses biblical ethics. These theories provide an invaluable contribution to the environmental crisis, because they could as an alternative environmental theory to the community in treating the environment. Moreover, their thought able to complement as well as a critique of traditional theology that is textual. Key Words: Environmental Theology, Abdillah, Borrong

Kata Kunci : Teologi lingkungan, Abdillah, Borrong