Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakpatuhan Terapi ARV pada ODHA Dewasa di Klinik VCT Kabupaten Cilacap

ZULPAHMI HARAHAP, dr.Eggi Arguni, M.Sc., SpA., PhD.; drg. Theodola Baning Rahayujati, M.Kes.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia dengan peningkatan infeksi HIV/AIDS baru tahun 2001-2012 sebesar 2,6 kali dan menempati urutan ketiga. Jumlah kasus baru HIV di Kabupaten Cilacap mengalami peningkatan di tahun 2014 dibanding tahun sebelumnya dimana angka kematian akibat AIDS/CFR sebesar 23,08%. Terapi ARV diperlukan untuk mengurangi total morbiditas dan mortalitas penderita HIV/AIDS serta mereduksi transmisi perinatal. Diperlukan kepatuhan terapi ARV yang tinggi untuk kesuksesan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan terapi ARV pada ODHA dewasa. Metode: Penelitian ini menggunakan desain case-control berdasarkan data sekunder klinik VCT Kabupaten Cilacap. Pengambilan sampel melalui teknik consecutive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 204 yang terdiri dari 102 kelompok kasus dan 102 kelompok kontrol dengan perbandingan 1:1. Kasus adalah ODHA dewasa yang tidak patuh menjalani terapi ARV dan kontrol adalah ODHA dewasa yang patuh menjalani terapi ARV. Analisis hubungan antar variabel menggunakan uji Chi-square dan analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil: Ada empat variabel yang terbukti secara bersama-sama mempengaruhi ketidakpatuhan terapi ARV pada ODHA dewasa yaitu tingkat pendidikan (OR= 5,67; 95%CI=2,89-11,12; p=0,00), jumlah CD4 (OR=5,58; 95%CI=1,54-20,2; p=0,01), PMO (OR=4,25; 95%CI=1,22-14,8; p=0,02) dan infeksi oportunistik (OR=4,22; 95%CI=2,16-8,26; p=0,00). Hasil uji kolinearitas tidak ditemukan adanya variabel yang memiliki hubungan dengan variabel bebas lainnya. Kesimpulan: Faktor-faktor yang berisiko terhadap ketidakpatuhan terapi ARV pada ODHA dewasa yaitu tingkat pendidikan, PMO, jumlah CD4 dan infeksi oportunistik (IO). Untuk itu klinik VCT Kabupaten Cilacap perlu melakukan pendampingan khusus dan konseling secara rutin kepada ODHA dewasa yang berpendidikan rendah, menyarankan kepada semua ODHA dewasa yang akan memulai terapi ARV memiliki PMO ARV dan Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap perlu melanjutkan program skrining HIV dengan menjangkau seluruh populasi yang berisiko.

Background: Indonesia as one of the countries in Asia with an increase in HIV/AIDS 2001 to 2012 by 2,6 times and ranks third. The number of new HIV cases in Cilacap district has increased in 2014 over the previous year in which the death rate from AIDS has increased in 2014 (CFR: 23.08%). ARV therapy can maximize the suppression of HIV replication so as to reduce the total morbidity and mortality of patients whith HIV/AIDS and reduce perinatal transmission. Highly therapeutic adherence is required to obtain treatment success. This study aims to determine the factors associated whith non-adherence with ARV therapy in adult PLWHA. Methods: This study was an observational case-control design using secunder data VCT clinic Cilacap district. Sampling through concecutive sampling technique. The total sample is 204 consisting of 102 cases and 102 controls in the ratio 1:1. Cases are adults PLWHA which non-adhere with ARV therapy and controls are adults PLWHA which adhere with ARV therapy. Assessment of adherence whith a notice adherence records using by a notice ichtisar therapy and ARV treatment in VCT clinic Cilacap district. Analysis of the association between variables using Chi-square and multivariate analysis using logistic regression. Results: Four variables were found to be independently associated with non-adherence ARV therapy in adults PLWHA. These included educational level (OR=5.67; 95%CI=2.89-11.12; p=0.00), CD4 count (OR=5.58; 95%CI=1.54-20.2; p=0.01), drug observed therapy (DOT) (OR=4.25; 95%CI=1.22-14.8; p=0.02) and opportunistic infection (OR=4,22; 95%CI=2.16-8.26; p=0.00). Colinearity test results did not reveal any variable that associated with the other independent variables. Conclusion: Factors that risk of non-adherence ARV therapy in adult PLWHA is the level of education, PMO, CD4 cell count and opportunistic infections. For the VCT clinic Cilacap District need to do a special assistance and counseling on a regular basis to PLWHA adults with low education, obliges all PLWHA adults will begin ARV therapy have a DOT and District Health Office Cilacap need to continue HIV screening programs to reach the entire population at risk.

Kata Kunci : Ketidakpatuhan terapi, ARV, ODHA, VCT, Kabupaten Cilacap