EVALUASI KLINIS, LABORATORIS DAN TINGKAT KEJADIAN INFEKSI Microsporum canis PADA KUCING PENDERITA DERMATITIS

HIZRIAH ALIEF J, Dr. drh. Soedarmanto Indarjulianto

2015 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Dermafitosis pada kucing dapat disebabkan oleh salah satu spesies dari golongan dermatofita yaitu M. canis serta bersifat zoonotik. Tingkat kejadian penyakit tersebut di praktisi dokter hewan cukup tinggi tetapi informasi secara formal di Indonesia masih sangat sedikit. Penelitian ini bertujuan melakukan pemeriksaan klinis dan laboratoris, isolasi dan identifikasi M. canis pada kucing penderita dermatitis. Sebanyak 30 ekor kucing yang secara klinis menunjukkan lesi dermatitis berupa kombinasi dari alopesia, eritema, papula, pustula, bersisik dan berkerak digunakan dalam penelitian ini. Pemeriksaan lesi klinis dan uji screening dengan lampu Wood's dilakukan sebelum pengambilan sampel. Sampel kerokan kulit dipupuk pada media sabouraud�s dextrose agar (SDA) untuk selanjutnya diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Koloni yang tumbuh kemudian diperiksa secara mikroskopis menggunakan pewarnaan Lactophenol Cotton Blue (LPCB). Hasil penelitian menunjukkan 17 sampel teridentifikasi M. canis secara makroskopis maupun mikroskopis, lesi kulit akibat infeksi M. Canis ditunjukkan eritema, alopesia, bersisik, crusty dengan lokasi penyebaran pada telinga, badan, kepala, leher, pungung dan ekor. Pemeriksaan hematologi rutin ditemukan adanya peningkatan eosinofil. Pemeriksaan parasitologi ditemukan parasit yang menyertai infeksi M. canis yaitu Notoedres cati, Toxocara catti, Diphylidium caninum, Ctenocephalides felis dan Isospora felis. Gambaran histopatologi kulit yang diduga dermatofitosis terlihat adanya radang granulomatosa, hiperplasia epitel, dan infiltrasi sel radang polimorfonuklear. Kejadian dermatofitosis banyak ditemukan pada kucing usia kurang 4 bulan, berambut panjang, jenis kelamin betina, ras Persia. Sedangkan faktor predisposisi penyakit tertinggi adalah kurangnya intensitas grooming. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kejadian dermatofitosis yang diakibatkan M. canis pada kucing penderita dermatitis mencapai 56,7%.

Dermatophytosis in cats can be caused by one species of dermatophytes groups called Microsporum canis and it can be zoonotic. The cases of dermatophytosis in cats at Yogyakarta encountered by veterinary practitioners, but the formal information in Indonesia is limited. The aims of this study is to evaluate the dermatophytosis in cats based on clinical sign and laboratorical examination including of isolation and identification M. canis from cats with dermatitis and blood profil examination. All of 30 cats with lesions dermatitis such as combination of erythema, papules, pustules, scaly and crusty used in this study. Samples of skin scraping were cultured in the Sabouraud's dextrose agar (SDA) media for macroscopically and microscopically identification. The morphology fungi colonies were microscopic examinated with Lactophenol Cotton Blue (LPCB) staining. The results showed that 17 of 30 samples indentfied as M. canis. Skin lesion from 17 positives samples showed erythema, alopecia, scaly and crusty with the various spreading bodies of lesion. Blood profile result showed eosionofilia. Parastiology examination found some parasites in cat infected by M. canis. They were Notoedres cati, Ctenochpelides felis, Diphylidium caninum, Toxocara catti and Isospora felis. Histopatology of dermatophytosis showed granulomatose cells infiltration, hiperplasia of epithelium layer and moderate infiltration of neutrofil and eousinofil. Most of the M. canis infection found on cat up to 4 mouths, female, long hair and Persian breed. Less grooming the most presdiposition factor of the diseases. Based on this study concluded that dermatophytosis with M. canis in cats is 56,7%.

Kata Kunci : Evaluasi klinis dan laboratoris, Microsporum canis, dermatitis, kucing