Laporkan Masalah

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekowisata Bahari Di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi

NASRUN, Prof. Dr. Muhammad Baiquni, MA; Prof. Dr. Ir. Chafid Fandeli, MS

2016 | Tesis | S2 Kajian Pariwisata

Pulau Kapota merupakan salah satu pulau yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi. Pulau tersebut memiliki beragam obyek ekowisata bahari sehingga memicu pemerintah untuk mengembangkan ekowisata. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola pengelolaan ekowisata dan mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekowisata tersebut. Penelitian ini difokuskan di Desa Kapota Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Informan sebanyak 20 orang dipilih secara purposive dan responden berjumlah 86 orang terpilih menggunakan teknik random sampling. Data primer diperoleh langsung di lokasi penelitian menggunakan kuesioner, dokumentasi dan wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran terhadap bahan pustaka terkait. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengelolaan ekowisata di Pulau Kapota dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, pihak Taman Nasional Wakatobi membentuk Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP Banakawa) untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi ekowisata, menyiapkan paket ekowisata dan memberdayakan masyarakat lokal. Tahap kedua, Pemerintah daerah (Dinas Pariwisata) bekerjasama dengan organisasi lokal (LKM Baruga) untuk membuat sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekowisata serta memberdayakan masyarakat setempat. Tahap selanjutnya, pihak Taman Nasional Wakatobi, pemerintah daerah dan masyarakat lokal secara bersama-sama membentuk Pokdarwis Kapota Raya sebagai payung kelembagaan yang diharapkan mampu menjalankan praktek pengelolaan ekowisata dengan baik. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekowisata tersebut masih tergolong rendah dalam setiap tahapan pengembangan. Tahap perencanaan, nilai rata-rata total partisipasi masyarakat hanya sebesar 4,65, tahap pelaksanaan sebesar 11,35 dan tahap pengawasan sebesar 3,85. Rendahnya partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: ketidakterbukaan informasi terkait pengembangan ekowisata, lemahnya koordinasi dan komunikasi para stakeholder ekowisata, minimnya pemahaman masyarakat mengenai ekowisata dan adanya dinamika politik lokal.

Kapota is one of the island in the Wakatobi National Park area. The island has variety of marine ecotourism objects. As the result, this is made the local government taking care the situation as an opportunity to be developed ecotourism. The aim of this research is to describe the pattern of marine ecotourism management, and the last one is discover the level of community participation in the ecotourism management. The study was conducted in the North Kapota village of Kapota Island Wakatobi National Park. This research location was taken purposively. Twenty informan was chosen purposively and 86 respondents were choosen using simple random sampling. The primary data were obtained directly at research location using questionnaire, documentations and and in-depth interview. The secondary data were obtained by revieving related literature. The data analysis used descriptive analysis. The result found that the pattern of management Kapota Island as ecotourism carried out gradually. The first stage, Wakatobi National Park (WNP) established SPKP Banakawa to identify and map out the potential for ecotourism, set up a package of ecotourism and empowering local communities. The second stage, local government (department of tourism) join together with local institutions (LKM Baruga) to build the infrastructure in order to support ecotourism activities and empowering local communities. The next stage, both WNP, local government and local communities were together established a Pokdarwis Kapota Raya as main local institutions that expected to carry out management practices Kapota Island as ecotourism. The community participation in managing ecotourism were low. At the planning stage, the total value of community participation only at 4.65, implementation stage was 11.35 and monitoring stage was 3.85. This low community participation was affected by several factors such as the lack of information that related to tourism development, lack of coordination and communication of stakeholders, the lack of community's understanding about ecotourism itself, and the last is about political condition

Kata Kunci : Taman Nasional Wakatobi, Pulau Kapota, Pengelolaan, Ekowisata, Partisipasi Masyarakat, Wakatobi National Park, Kapota Island, Management, Ecotourism, Community Participation

  1. S2-2016-357650-abstract.pdf  
  2. S2-2016-357650-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-357650-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-357650-title.pdf