Laporkan Masalah

STRATEGI PENGELOLAAN MARAH DAN EKSPRESI EMOSI MARAH PADA ORANG JAWA

SAFIRUDDIN AL BAQI, Dr. Nuryati atamimi, S.U.

2016 | Tesis | S2 Psikologi

Marah merupakan emosi yang wajar dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari. Marah bisa dialami oleh siapa saja, namun ekspresi marah bisa berbeda antara satu individu dengan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh pengelolaan marah yang dimiliki. Orang Jawa dikenal sebagai kelompok masyarakat dengan perilaku sopan dan jarang mengekspresikan marah dengan terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan marah serta ekspresi marah orang Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Data diperoleh melalui proses wawancaradanobservasi. Metode analisis data menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang Jawa yang lahir dan dibesarkan di DI Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya emosi marah, yaitu perilaku orang disekitar, ketika disalahkan oleh orang lain, ketika ada yang mencampuri urusan pribadi, dan ketika harga diri disinggung. Emosi marah subjek dikelola dengan menahan diri untuk tidak langsung mengungkapkannya tetapi dengan berpikir sejenak untuk mengintrospeksi apakah permasalahan yang ada merupakan kesalahannya atau bukan. Ketika subjek merasa benar maka akan diungkapkan secara verbal dengan menggunakan kata-kata yang sopan atau memilih diam karena diam dianggap lebih sopan. Ketika subjek merasa bahwa permasalahan yang ada adalah kesalahannya maka subjek akan diam dan menarik diri. Pengelolaan marah subjek dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor budaya Jawa yang menekankan kerukunan atau harmonisasi hubungan dengan orang lain, penekanan rasa hormat pada orang dengan yang lebih tua atau yang memiliki derajat dan tingkat ekonomi lebih tinggi, dan penekanan pada rasa malu ketika melakukan perilaku yang tidak sesuai norma. Faktor lain selain faktor budaya adalah faktor peran sosial, pengetahuan agama, dan usia. Ekspresi marah secara asertif muncul tergantung pada peran sosial yang dimilikinya. Saat keinginan untuk menjaga kerukunan atau untuk menghindari konflik dirasa lebih besar, maka subjek memilih untuk mengekspresikan kemarahannya secara pasif, yakni dengan diam atau dengan simbol-simbol perilaku tertentu. Ekspresi marah yang dipilih subjek memberikan dampak secara fisik, psikologis, dan sosial.

Anger is a normal emotion within humans in everyday life. Anger can be experienced by anyone, but anger expression can vary from one individual to another. This is influenced by anger management. The Javanese are known as a group of people who has well mannered behavior and rarely expressed their anger openly. This study aims to determine how Javanese manage their anger and how they express their anger.This study used a qualitative approach with a phenomenological method. These method exist through interviews and observations. Methods of data analysis using Interpretative Phenomenological Analysis. Respondents in this study were 5 Javanese who was born and life in Yogyakarta. The results showed that there were several factors that contributed to their anger, which is the behavior of people around them, blamed by other, and when the privacy is interference by others. Anger of subject managed by suppress their anger and think for a moment to introspect whether the problem is their mistake or not . When the subject feels that they are right, they will be disclosed verbally by using words that are offensive or choose to remain silent, because silence is considered more polite . When the subject felt that the existing problems are caused by his fault then he will be silent and withdrawn.Anger management of subjects is influenced by several factors, such as Javanese culture that emphasizes harmonization of relationships with others, the emphasis of respect for the older or who have higher on degree and economic level, and an emphasis on shame when behavior do not fit the norm. Another factors are social roles, knowledge, religion, and age. Assertive anger expression appeared depend on its social role. When the desire to maintain harmony or to avoid a perceived greater conflict, the subject chose to express his anger passively, by silence or by symbols behavior. Anger expressions of subject impact them physically, psychologically, and socially.

Kata Kunci : Pengelolaan marah, Ekspresi marah, Orang Jawa/ Anger expression, Anger management, Javanese people