EFEKTIVITAS PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DALAM MENGURANGI LAHAN KRITIS DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

IRVAN MARANATHA S, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A.,Ph.D.;Ir. Gunung Radjiman, M.Sc.

2016 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Penelitian ini berkaitan dengan Program Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan pengaruhnya terhadap pengurangan lahan kritis diluar kawasan hutan. Lokasi penelitian di Kabupaten Gunungkidul, tepatnya pada dua Kelompok Tani pelaksana KBR yaitu Kelompok Tani Subur Desa Semin Kecamatan Semin dan Kelompok Tani Sumber Desa Umbulrejo Kecamatan Ponjong. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengukur efektivitas Program KBR berdasarkan perubahan tingkat kekritisan lahan; (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas program KBR pada lokasi yang dinilai paling efektif dan sebaliknya; serta (3) Mengkaji prospek keberlanjutan program KBR. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deduktif. Dokumen dan data verbal yang diperoleh, diinterpretasikan, kemudian ditelaah untuk selanjutnya disimpulkan. Tujuan pertama dianalisis dengan mengukur perubahan tingkat kekritisan lahan sebelum dan sesudah program menggunakan data sekunder (shapefile). Setelah tujuan pertama terjawab, tujuan kedua dianalisis secara komparatif untuk melihat perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pada Kelompok Tani Subur dan Kelompok Tani Sumber. Tujuan terakhir dideskripsikan secara proyektif untuk mengetahui prospek keberlanjutan program KBR di masa depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program KBR selama 5 tahun (2010-2015) merehabilitasi lahan kritis seluas 33.659,19 Ha. Khusus tahun 2010, mampu merehabilitasi lahan kritis seluas 6.250 ha dan Kelompok Tani yang paling efektif adalah Kelompok Tani Subur dan sebaliknya yang paling tidak efektif adalah Kelompok Tani Sumber. Faktor yang relevan dan berpengaruh terhadap efektivitas program KBR di Kabupaten Gunungkidul antara lain: (1) Partisipasi dalam program KBR; (2) Pemahaman terhadap program KBR; (3) Persepsi terhadap resiko lahan kritis; (4) Keadaan fisik lingkungan; dan (5) Kondisi sosial ekonomi. Dari prospek keberlanjutan disimpulkan bahwa Program KBR sangat berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat (pro growth) sehingga juga berpotensi mengurangi tingkat kemiskinan (pro poor). Selain itu program KBR sangat pro environment karena mengurangi lahan kritis dan dapat menyerap polutan terutama emisi karbon tetapi tidak terlalu banyak menyerap tenaga kerja (pro job).

This research related to the People Nursery (KBR) Program and its effect on the reduction of critical lands outside the forest area. The research location in Gunung Kidul Regency, precisely at two farmer groups implementing KBR namely Farmers Group Subur in Semin Village of Semin District and Farmers Group Sumber in Umbulrejo Village of Ponjong District. This study aims to (1) Measure the effectiveness of the KBR program based on the changes in Land Criticality Level; (2) Identify the factors that influence the effectiveness of the KBR Program on the location considered the most effective and vice versa; and (3) Assess the prospects for sustainability of the KBR Program. The method used is qualitative with the deductive approach. Documents and verbal data obtained, interpreted, and then analyzed for further inferred. The first objective was analyzed by measuring changes in Land Criticality Level before and after the program using secondary data (shapefile). Having missed the first goal, the second goal comparatively analyzed to see a comparison of the factors that influence the effectiveness of the Farmers Group Subur and Farmers Group Sumber. Last objective described in projective to know the prospects of sustainability KBR program in the future. The results showed that the KBR Program for 5 years (2010-2015) rehabilitate critical land area of 33.659,19 hectares. Special in 2010, capable to rehabilitate the critical land area of 6.250 hectares and the most effective Farmer Groups is Farmers Group Subur and vice versa least effective is Farmers Group Sumber. The relevant factors and affect the effectiveness of the KBR Program in Gunung Kidul Regency, among others: (1) Participation in the KBR Program; (2) Understanding of the KBR Program; (3) The perception of the risk of critical land; (4) The physical state of the environment; and (5) socio-economic condition. From the prospect of sustainability concluded that KBR Program is potentially increase incomes (pro-growth) thereby also potentially reducing the level of poverty (pro-poor). In addition the KBR Program very pro-environment because it reduces critical land and can absorb pollutants mainly carbon emissions but not too much to absorb labor force (pro-job).

Kata Kunci : RHL, Program KBR, Lahan Kritis, Tingkat Kekritisaan Lahan, Efektivitas, Keberlanjutan