Pasar Kerajaan Amarasi di Baun, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (Studi Etnoarkeologi)
APRILLIA NURKARUNIATI E.S., Dr. Widya Nayati, M.A.
2016 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIPasar merupakan salah satu pusat perekonomian yang memiliki peranan yang penting, karena mempertemukan penjual dan pembeli. Dalam suatu kota, pasar merupakan tanda pengenal kota yang juga berperan sebagai daya tarik terhadap orang-orang untuk datang berkunjung (Sumintarsih, dkk,2011:20). Dalam pelaksanaan pemerintahan masa lalu, keberadaan pasar sangat penting karena dapat menjadi identitas sebuah wilayah dan juga sebagai sumber pemasukan bagi penguasa setempat (Poesponegoro, dkk,1990:30). Ditinjau dari sistem perdagangannya, pasar sebagai wadah perdagangan terbagi menjadi dua, pasar tradisional dan pasar modern. Permasalahan yang dibahas adalah Bagaimana Pasar Kerajaan Amarasi di Baun pada tahun 1960. Pasar Baun Amarasi Nusa Tenggara Timur merupakan pasar tradisional Kerajaan Amarasi. Berdasarkan pendekatan etnoarkeologi yang telah dilakukan, Pasar Baun Amarasi masih dapat ditengarai yang digunakan untuk menjawab paradigma dari Ilmu Arkeologi yaitu merekonstruksi aktivitas pada masa lalu, yaitu aktivitas perdagangan Pasar Baun Amarasi pada masa lalu (1960). Dengan melihat perbandingan antara aktivitas pasar yang terjadi saat ini (2013) sama dengan aktivitas pasar yang ada di masa lalu (1960). Pasar Baun Amarasi pada saat ini (2013) tidak banyak mengalami perubahan dengan pasar Baun Amarasi masa lalu (1960). Hal itu dapat dibuktikan dari lokasi pasar, hari dan waktu pasar yang tidak mengalami perubahan. Walaupun saat ini secara administratif Kerajaan Amarasi telah menjadi kecamatan yang masuk dalam wilayah Kota Kupang.
The market is one of the economic centers that have an important role, because it brings sellers and buyers. In a city, the market is a sign identifying the city that also acts as an appeal to the people to come visit (Sumintarsih, et al, 2011: 20). In the implementation of past governments, where the market is very important because it can be the identity of a region and also as a source of income for local authorities (Poesponegoro, et al, 1990: 30). Judging from the trading system, as the container trade market is divided into two, traditional markets and modern markets. The problems discussed are How to Market Amarasi in the Kingdom in 1960. The market Baun Baun Amarasi East Nusa Tenggara is a traditional market Amarasi kingdom. Ethnoarchaeology based approach that has been done, the market can still be considered Baun Amarasi used to answer the paradigm of Archaeological Science that reconstruct activity in the past, the market trading activity Baun Amarasi in the past (1960). By looking at the ratio between the market activity that occurs at this time (2013) the same as the activity of the existing market in the past (1960). Amarasi Baun market at this time (2013) has not changed much with the market Baun Amarasi past (1960). It can be proved from the market place, day and time the market that does not change. Although currently administratively Amarasi kingdom has become districts included in Kota Kupang.
Kata Kunci : Rekonstruksi, Pasar, Etnoarkeologi, Amarasi, Baun NTT