Laporkan Masalah

Wacana Pelanggaran Hak Asasi Manusia Pada Peristiwa Pemberantasan Komunis Tahun 1965 Dalam Film Senyap

DEBBY DWI ELSHA, Novi Kurnia, M.Si, M.A., Ph.D.; Budi Irawanto, M.A, Ph.D.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Komunikasi

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis mengenai wacana pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam film dokumenter berjudul Senyap (2014) yang mengungkap adanya tindakan genosida, impunitas dan kebutuhan rekonsiliasi. Penelitian ini dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough yaitu wacana perubahan sosial dan metode analisis wacana visual Gillian Rose. Hasil temuan menunjukkan bahwa wacana yang terdapat dalam teks visual maupun verbal film cenderung mengarahkan penonton untuk mempercayai kebenaran bahwa kelompok komunis adalah korban pelanggaran hak HAM dengan berbagai cara yang tidak objektif dan justru provokatif. Contohnya dengan cara menyajikan shot-shot yang menampilkan ketegangan hubungan dua pihak berlawanan dan memberikan informasi yang timpang dan tidak menyeluruh sehingga menimbulkan dampak yang mengadudomba dan cenderung bersifat propaganda. Pada analisis level discourse practice juga memperlihatkan adanya relasi kuasa yang bermuatan politik yang berupaya melawan wacana dominan yang dibentuk oleh pemerintah Orde Baru dan ditujukan juga untuk pemerintahan masa sekarang. Pada analisis sociocultural ditemukan adanya perubahan sosial dimana masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat serta pemerintah yang menjadi lebih perhatian, memberikan tanggapan dan tindakan mengenai isu pelanggaran HAM pada peristiwa pemberantasan komunis 1965 setelah adanya film Senyap yang diputar secara masif diberbagai daerah.

This study aimed to describe the analysis of the discourse about human rights violations in the documentary film, The Look of Silence (2014), which revealed the existence of acts of genocide, impunity and reconciliation needs. This study uses the method of critical discourse analysis Norman Fairclough about the discourse of social change and visual discourse analysis methods Gillian Rose. The findings indicate that discourse in the visual and verbal text tend to direct viewers to believe the truth that the communists are the victims of human rights violations in various ways, that are not objective and precisely provocative. For example, by presenting a lot of shots that shown the opposing tensions between the two parties and provide information that is unbalanced and incomplete, bring into conflict and tends to be propaganda. At the level of discourse practice analysis also shown power relations such as political interest that attempts against the dominant discourse established by the government of the New Order and is intended also for the present government. In sociocultural analysis found the existence of social change where people, institutions and organizations along with governments to be more attentive, give more feedback and action on the issue of human rights violations in the eradication of Indonesian communist in 1965 following the The Look of Silence were screened on a massive scale in various areas.

Kata Kunci : film, dokumenter, wacana, komunis, HAM, genosida, impunitas, rekonsiliasi, film, documentaries, discourse, communism, human rights, genocide, impunity, reconciliation

  1. S2-2016-342980-abstract.pdf