IDENTIFIKASI Streptococcus agalactiae DAN Streptococcus iniae PADA IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI INDONESIA BERDASARKAN FENOTIP, GENOTIP DAN ANTIGENIK

TITIS CANDRA DEWI, Prof. drh. Kurniasih, MV.Sc, Ph.D ; Dr. drh. Surya Amanu, MS ; Dr. drh. Bambang Sutrisno, MP

2016 | Disertasi | S3 SAINS VETERINER

IDENTIFIKASI Streptococcus agalactiae DAN Streptococcus iniae PADA IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI INDONESIA BERDASARKAN FENOTIP, GENOTIP DAN ANTIGENIK INTISARI Streptococcus iniae dan S. agalactiae sudah dilaporkan di beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Jambi dan Papua. Identifikasi secara fenotip atau konvensional memakan waktu yang lama, dan sering terjadi kesalahan identifikasi. Pengujian molekuler digunakan untuk mendukung pengujian konvensional, namun membutuhkan biaya tinggi. Salah satu metode uji yang efektif, akurat dan cepat adalah metode serologi. Wabah akibat infeksi bakteri ini masih banyak ditemukan di Indonesia. Gejala klinis sangat bervariasi dan perubahan patologi yang ditimbulkan akibat infeksi Streptococcus di Indonesia belum dilaporkan dengan jelas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui : 1) karakteristik secara fenotipik isolat S. iniae dan S. agalactiae yang berasal dari Indonesia, 2) karakteristik secara genotipik isolat S. iniae dan S. agalactiae, 3) patogenesitas S. agalactiae pada ikan nila, 4) sifat antigenik S. iniae dan S. agalactiae. Isolat diisolasi pada media darah, dan diinkubasi pada 25 oC selama 48 jam, dilanjutkan uji biokimia untuk identifikasi. Uji molekuler terdiri atas ekstraksi, amplifikasi pada 16S region menggunakan primer forward 24F 5'-AGAGTTTGATCCTGGCT-3' dan primer reverse 1540R 5'-AAGGGAGGTGATCCAGCCGCA-3 ', disequensing dan dianalisa dengan Kimuraa's two parameter model, serta filogeni. Ikan nila diinfeksi S. agalactiae, diotopsi pada hari 3, 5, 7 dan 9 setelah infeksi untuk pemeriksaan histopatologi. Antigen S. iniae dan S. agalactiae disuntik ke kelinci dewasa dengan konsentrasi 109 sel/ml pada minggu 1, 2, 3 dan 4, dengan dosis 0,5 ml, 1 ml, 2 ml dan 3 ml, kemudian dipanen pada minggu ke 5. Serum anti yang diperoleh diuji titer antisera, metode AGP dan aglutinasi. Identifikasi morfologi S. iniae dan S. agalactiae sesuai dengan uji genotip. Perubahan histopatologi pada hari ke 3, ditemukan bacterial clump pada hati, peningkatan melanomacrofag pada ginjal, dan nekrosis epitel usus. Pada hari ke 7, terlihat hemoragi membran otak, serta bakterial clump dan keradangan pada jantung dan ginjal. Bakteri S. iniae dan S. agalactiae menghasilkan serum anti yang spesifik pada kelinci, yang ditunjukkan dari hasil Whole cell Agglutination dan Agar Gel Precipitation (AGP). Identifikasi bakeri secara fenotip membutuhkan waktu yang lama, dan keahlian khusus dari laboran. Identifikasi secara genotip dapat mendukung fenotip, membutuhkan waktu yang lama, biaya mahal, namun hasil akurat. Metode serologi dapat digunakan untuk identifikasi bakteri secara cepat, biaya murah, dan akurat. Kata Kunci : fenotip, genotip, antigen, serum anti

IDENTIFICATION OF Streptococcus agalactiae AND Streptococcus iniae ON TILAPIA (Oreochromis sp.) IN INDONESIA BASED ON PHENOTYPIC, GENOTYPIC AND ANTIGENIC STUDIES ABSTRACT Streptococcus iniae and S. agalactiae has been reported in several regions in Indonesia such as Bali, Jambi and Papua. Identification phenotypically or conventional time-consuming, and often occurs misidentification. Molecular testing is used to support conventional testing, but requires a high cost. One test method that is effective, accurate and fast is serological methods. Outbreaks caused by bacterial infection is still prevalent in Indonesia. Clinical symptoms vary widely and pathological changes caused by Streptococcus infection in Indonesia have not been reported with clear. The research aims to determine: 1) phenotypic characteristics isolates of S. iniae and S. agalactiae from Indonesia, 2) genotypic characteristics isolates of S. iniae and S. agalactiae, 3) the pathogenicity of S. agalactiae on tilapia, 4) properties antigenic S. iniae and S. agalactiae. Isolates grown in the blood medium, and incubated at 25 �° C for 48 hours, followed by biochemical testing for identification. Molecular test consists of extraction, amplification of the 16S region using forward primer 24F 5'-AGAGTTTGATCCTGGCT-3' and reverse primer 1540R 5'-AAGGGAGGTGATCCAGCCGCA-3 ', sequensing and analyzed with Kimura's two-parameter models, and phylogeny. Tilapia infected with S. agalactiae, in autopsy on day 3, 5, 7 and 9 after infection for histopathological examination. Antigen S. iniae and S. agalactiae was injected into adult rabbits at weeks 1, 2, 3 and 4, with a dose of 0.5 ml, 1 ml, 2 ml and 3 ml, then harvested at week 5. Titer antibody obtained in the test antisera, AGP and agglutination. Morphological identification of S. iniae and S. agalactiae in accordance with the genotype test. Histopathological changes on days 3, found bacterial clump in the liver, increased melanomacrofag the kidneys, and intestinal epithelial necrosis. On day 7, visible hemorrhagic brain membranes, as well as bacterial clump and inflammation of the liver and kidneys. Bacteria S. iniae and S. agalactiae produce specific anti-serum in rabbits, shown from the results Whole cell Agglutination and Agar Gel Precipitation (AGP). dentification of the bacterial phenotype takes a long time, and the special skills of the laboratory. Genotype identification can support the phenotype, time consuming, expensive, yet accurate results. Serological methods can be used to identify bacteria quickly, cheaply and accurately. Keywords: phenotype, genotype, antigen, serum anti

Kata Kunci : phenotype, genotype, antigen, serum anti