SOSIO EPISTEMOLOGI KARL RAIMUND POPPER DAN RELEVANSINYA DENGAN DINAMIKA MASYARAKAT DI YOGYAKARTA SETELAH REFORMASI 1999-2004
VENTI WIJAYANTI, Dr. Hardono Hadi
2016 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatMasyarakat terbuka Popper ada karena masyarakat organik yang disebut sebagai masyarakat tertutup. Masyarakat terbuka yang berjalan demokratis merupakan cita-cita Popper. Dinamika masyarakat terbuka memiliki orientasi terhadap hubungan sosial, kepentingan sosial, dan lembaga sosial yang otomatis tersistem. Hubungan sosial, kepentingan sosial, dan lembaga sosial merupakan sumber dari penelaahan lebih lanjut dari pandangan sosio epistemologi. Penelitian ini berupaya untuk menemukan sosio epistemologi masyarakat terbuka Popper di Yogyakarta setelah reformasi 1999-2004. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dan wawancara langsung terhadap narasumber. Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian historis faktual mengenai realitas sosial. Objek material penelitian adalah masyarakat terbuka Popper. Objek formal penelitian adalah sosio epistemologi. Unsur-unsur metodis yang digunakan adalah interpretasi, komparasi, dan heuristika. Pemikiran masyarakat terbuka Popper sebagai bentuk dari sosio epistemologi. Masyarakat terbuka Popper di Yogyakarta setelah reformasi 1999-2004 merupakan tahapan awal membangun sistem sosial pemerintahan setelah terjadi gejolak nasional dan di regional sendiri. Masyarakat Yogyakarta memiliki sosio epistemologi yang dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan sebagai sumber rasionalitas pengetahuan dalam bermasyarakat maupun berorganisasi dalam lingkup wilayah geografisnya. Tahapan tersebut seperti berikut; tahapan historis, tahapan kritis, tahapan praktis. Tahapan tersebut merupakan perkembangan pemikiran dari bentuk masyarakat Yogyakarta yang multikutural, menerima segala bentuk perubahan, memiliki sumber daya manusia muda yang memiliki intelektual tinggi. Sosio epistemologi dari masyarakat Yogyakarta adalah empiris kritisisme. Masyarakat Yogyakarta memperoleh pengetahuan secara simultan dan menggunakan rasionya untuk berpikir secara kritis. Upaya jangka panjang untuk dijadikan sebagai bekal menjadi masyarakat demokratis adalah pendidikan politik dan pendidikan multikulturalisme.
Popper's open society there as an organic community which is referred to as a closed society. Open society that is democratic is a dream poppers. The dynamics of an open society orientations toward social relationships, social interests, and social institutions which automatically system. Social relationships, social interests, and social institutions are a source of further review of sight socio epistemology. This study seeks to find an open society socio epistemology Popper in Yogyakarta after the reform 1999-2004. This study is a literature and interviews directly to the speakers. The model used is a model of factual historical research concerning social reality. Material object Popper study was an open society. Formal object of research is socio epistemology. The elements used are methodical interpretation, comparison, and heuristics. Popper open people's minds as a form of socio epistemology. Popper's open society in Yogyakarta after the 1999-2004 reform of the early stages of building a social system of government after the national and regional turmoil itself. Yogyakarta society have socio epistemology that can be described in several stages as a source of rationality in the social and organizational knowledge within the scope of the geographical area. Stages are as follows; historical stages, critical stages, practical stages. The stages of the development of ideas that shape multicultural communities in Yogyakarta, accept any form of change, has a young human resources that have high intellectual. Socio epistemology of the people of Yogyakarta is empirical criticism. Yogyakarta people acquire knowledge simultaneously and use the ratio to think critically. Long-term efforts to serve as a preparation into a democratic society is political education and multicultural education.
Kata Kunci : masyarakat terbuka, sosio epistemologi, mayarakat Yogyakarta / open society, socio epistemology, Yogyakarta society