Faktor-faktor penghambat perubahan organisasi Bappeda Kabupaten Aceh Utara dalam pelaksanaan otonomi daerah
SULAIMAN, Teuku, Drs. Edi Prasetyo Nugroho, MBA
2002 | Tesis | Magister ManajemenSegala sesuatu biasanya akan berubah, demikian pula apa yang dihadapi oleh sebuah organisasi, baik perubahan itu berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Oleh karena itu bila struktur organisasi yang ada tidak dapat mewadahi perubahan yang timbul, perlulah struktur organisasi diubah, sementara sumber daya manusia perlu disesuaikan. Dalam perubahan tersebut mungkm saja ada pihak-pihak yang ingin mempertahankan status quo dan melawan perubahan yang terjadi. Agar proses perubahan dapat berjalan efektif serta terkelola secara baik dan tepat (s&Z@ZZy), maka pemahaman akan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan merupakan ha1 yang sangat penting. Penelitian ini membahas tentang perubahan dan pengembangan organisasi Bappeda Aceh Utara, yang bertujuan untuk; mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi hambatan karyawan dalam menghadapi perubahan, kemudian menganalisis faktor-faktor penghambat antara pegawai yang berjabatan dan pegawai staf biasa, berikutnya mengidentifikasikan tindakankebijakan yang dapat diusulkan pihak pimpinan untuk menangani faktor-faktor penghambat pada pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Penelitian ini mencoba menganalisa faktor hambatan perubahan organisasi dilihat dari aspek; kebiasaan, ekonomi, keraguan akan kemampuan, persepsi terhadap informasi, dan keahlian yang dimiliki, serta hubungan dengan orang lain. Berdasarkan perhitungan rata-rata tertimbang sederhana diperoleh rata-rata faktor penghambat pada pegawai yang berjabatan adalah sebesar 2,33 (rendah), sementara untuk pegawai staf biasa 2,37 (rendah). Untuk mengetahui apakah keduanya memiliki perbedaan faktor penghambat dalam pengembangan organisasi, maka dilakukan pengujian statistik F dengan analisis statistik deskriptif dan ANOVA dengan mempergunakan program microstat, dimana hasilnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata antara keduanya sebab Fhitung (1,397) lebih kecil dari Ftabel (4,OO). Berdisarkan analisis dengan menggunakan rata-rata tertimbang diperoleh hasil bahwa aspek hubungan dengan orang lain, dan aspek persepsi terhadap informasi menduduki peringkat yang tinggi sebagai faktor penghambat perubahan organisasi. Dari elemen-elemen yang menjadi faktor penghambat diketahui bahwa elemen perlu usaha keras untuk menjalankan tugas, dan eleinen tidak adanya pelatihan merupakan elemen penghambat perubahan organisasi yang tinggi, sementara . elemen tidak inampu mencapai produktivitas kerja, dan elemen tidak mampu meningkatkan produktivitas kerja menjadi faktor penghambat yang paling rendah. Tidak adanya perbedaan faktor penghambat perubahan organisasi yang signifrkan antara pejabat dan staf biasa di Bappeda Aceh Utara, memudahkan pihak pimpinan untuk menggunakan cara atau strategi yang sama pada seluruh pegawainya. Pimpinan Bappeda Aceh Utara perlu mengeliminasi faktor penghambat dari aspek hubungan dengan orang lain, dan aspek persepsi terhadap informasi, sementara elemen perlu usaha keras dan tidak adanya pelatihan merupakan elemen yang perlu menjadi perhatian. Langkah yang perlu diambil adalah dengan memberikan pendidikan dan melakukan komunikasi serta memberi kemudahan dan dukungan.
Everything will usually change, also what faces an organization, both internally and externally. Therefore, if existing organizational structure can not control occurring changes, the organizational structure needs change, while human resources need adjustment. In the change, there may be parties who want to remain their statusquo and opposite the occurring changes. In order that the change process works effectively and managed well and accurately (skillfidly), then understanding of factors affecting the changes is a vital issue. This study discusses organizational changes in Northern Aceh, whose objective is to : identify factors inhibiting personnel in facing changes, then analyze the inhibitor factors between current personnel and ordinary staff, and identi@ actiodpolicy that can be proposed by leader to solve the inhibitor factors for the personnel in facing the organizational changes. This study tries to analyze the inhibitor factors of organizational changes viewed from aspects of habit, economic, ability doubt, perception on information, owned skill, and relationship with others. Based on average simply considered calculation gets average inhibitor factors of current personnel as much as 2.33 (low), while for full-time ordinary staff is 2.37 (low). To understand whether both have different inhibitor factors in organizational changes, then statistic F-test by descriptive statistical analysis and ANOVA by using MICROSTAT software, where the results indicated that there is not any significant difference from both, because F-count (1;397) is lower than F-table (4.00). Based on the result of analysis using the averaged considered value, it is found that the aspects of relationship with others and perception on, information occupy higher rate as inhibitor factors of organizational changes. From elements becoming inhibitor factors, it is found that the elements of hard work to do job, and elements of no training is a high organizational changes, while the elements of incapability reach work productivity, and elements of incapability transform the work productivity into the lowest inhibitor factors. Absence of significant inhibitor factors of organizational changes between current personnel and ordinary staff in BAPPEDA of Northern Aceh enables leader to use same way or strategy in all personnel. The BAPPEDA of Northern Aceh leader needs to eliminate the inhibitor factors from aspect of relationship with others, and aspect of perception on information, while the elements of hard work and no training are ones that need to be considered. The necessary step is to educate and communicate and give ease and support.
Kata Kunci : Manajemen Organisasi,Otonomi Daerah,Bappeda Aceh Utara, change, devdopment, organizations tranhformation