POLA SPASIAL KEMISKINAN KABUPATEN/KOTA DI PULAUSUMATERA TAHUN 2010-2013

MUHAMMAD IQBAL, Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D

2016 | Tesis | S2 Ekonomika Pembangunan

Persentase penduduk miskin di Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun akan tetapi jika dilihat di tiap wilayah yang lebih kecil baik itu antarpulau besar, antarprovinsi dan antarkabupaten/kota masih menunjukkan kesenjangan antarwilayah. Pulau Sumatera memiliki jumlah penduduk miskin terbesar setelah Pulau Jawa dengan angka rata-rata yang masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Pulau Sumatera juga memiliki persentase penduduk miskin yang terus menurun. Disparitas kemiskinan antara provinsi di Pulau Sumatera juga masih tinggi dimana tingkat kemiskinan tertinggi di Provinsi Aceh dan Bengkulu. Berdasarkan fakta tersebut penelitian ini berusaha untuk melihat pola sebaran kemiskinan pada tingkatan kabupaten/kota dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di wilayah Pulau Sumatera tahun 2010�2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi persentase penduduk miskin, Angka Melek Huruf (AMH), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), laju pertumbuhan PDRB, belanja modal, dan Pendapatan Asli Daerah serta data peta wilayah. Untuk mengetahui pola sebaran kemiskinan alat analisis yang digunakan adalah dengan sistem informasi geografis dan keterkaitan spasial. sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan digunakan regresi panel (fixed effect model). Berdasarkan hasil analisis sistem informasi geografis diketahui bahwa kemiskinan yang tinggi banyak terdapat di bagian ujung utara Pulau Sumatera (Provinsi Aceh) dan ujung selatan Pulau Sumatera (Lampung, Bengkulu) serta Kepulauan di sisi Selatan (Nias dan Mentawai). Dengan autokorelasi spasial diketahui bahwa Pola sebaran kemiskinan di Pulau Sumatera membentuk kantong-kantong kemiskinan dimana kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin tinggi cenderung bertetangga dengan kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin tinggi pula (hotspot). Daerah hot spot terkonsentrasi di wilayah Provinsi Aceh, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Nias. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kemiskinan kabupaten/kota di Pulau Sumatera dalam rentang waktu 2010-2013 adalah TPT, AMH, laju pertumbuhan PDRB, proporsi belanja modal dan proporsi Pendapatan Asli Daerah.

The percentage of poor people in Indonesia from year to year continue to decline, but when seen in each of the regions smaller both large inter-island, inter-provincial and inter-district/city still shows the gap between regions. Sumatra Island had the largest number of poor people after the island of Java with average figures are still higher than the national average. Sumatra Island also has a high percentage of poor continues to decline. The poverty disparity between provinces in Sumatra Island is still high where the highest poverty rate in The Province of Aceh and Bengkulu. Based on these facts this study attempted to look at the spatial pattern of poverty at the level of districts/cities and the factors that affecting poverty in the region of Sumatera Island 2010�2013. The data used in this research is secondary data which include the percentage of the poor, literacy rates, unemployment rate, GDP growth rate, capital expenditure and local revenues as well as a data map of the area. To determine the pattern of spread of poverty is an analytical tool used by geographic information systems and spatial autocorrelation. Whereas to determine the factors that influence the poverty regression panel (fixed effect model). Based on the analysis of geographic information systems is known that high poverty is widely available on the north end of the island of Sumatra (Aceh Province) and the southern tip of the island of Sumatra (Lampung, Bengkulu) as well as the islands on the South side (Nias and Mentawai). With spatial autocorrelation knows that the distribution pattern of poverty on the island of Sumatra, forming pockets of poverty in which districts/cities with a high percentage of poor people tend to neighboring districts/cities with a high percentage of poor people anyway (hot spot). Hot spot areas are concentrated in the Province of Aceh, Bengkulu, Lampung and Nias. Factors that significantly affect poverty districts/cities in Sumatra within the period 2010-2013 is the unemployment rate, literacy rate, GDP growth rate, the proportion of capital expenditure, and the proportion of revenue.

Kata Kunci : Keywords: poverty, GIS, spatial autocorrelation, data panel regression.