PERBEDAAN PROPORSI KECEMASAN ANTARA ANAK SULUNG DAN ANAK BUNGSU

AFANIN YUNIZDIHAR, 1. Dr.Dra.Sumarni, M.Si ; dr.Moetrarsi Sri Kanapsijah, DTM&H,Sp.KJ

2016 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Kecemasan dan ketakutan adalah sinyal peringatan dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Kecemasan merupakan salah satu gangguan yang paling umum terjadi di masyarakat. Berdasarkan urutan kelahirannya, setiap anak mempunyai posisi yang unik dalam keluarga, ada anak sulung, anak tengah, anak bungsu dan anak tunggal. Setiap posisi anak akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dari orang tuanya, sehingga akan mempengaruhi sifat dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan ciri umum antara anak sulung dan anak bungsu merupakan faktor kuat dalam perbedaan penyesuaian pribadi dan sosial sepanjang rentang kehidupannya. Hal ini sangat berhubungan dengan penyesuaian terhadap stressor. Jika stressor tidak dapat diatasi dengan kemampuan penyesuaian diri maka akan timbul suatu konflik yang bermanifestasi sebagai kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi kecemasan antara anak sulung dan anak bungsu pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Teladan Yogyakarta Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan metode cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian mengisi kuesioner Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI) dan Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS). Hasil yang didapat dianalisis menggunakan Chi-square dengan software SPSS versi 21. Hasil: Dari total 108 subjek penelitian yang terdiri dari 54 anak sulung dan 54 anak bungsu, terdapat 34 anak sulung (31,5%) dan 18 anak bungsu (16,7%) yang mengalami kecemasan. Terdapat hubungan yang bermakna antara proporsi kecemasan dan urutan anak dalam keluarga dengan nilai p = 0,002 (p<0,05). Anak perempuan lebih cemas daripada anak laki-laki, namun tidak bermakna secara statistik. Hubungan antara proporsi kecemasan dengan usia, tempat tinggal dan jumlah saudara menghasilkan nilai p yang bervariasi namun tidak bermakna secara statistik (p>0,05). Simpulan: Terdapat perbedaan proporsi kecemasan antara anak sulung dan anak bungsu, dimana proporsi anak sulung yang mengalami kecemasan lebih banyak dibandingkan dengan anak bungsu.

Background: Anxiety and fear are the warning signal and acts as a reminder of the threat from within (internal) or outside (external). Anxiety is one of the most common disorders in the community. Based on the sequence of birth, every child has a unique position in the family, there is the eldest child, the middle child, the youngest child and only son. Each position of the child will get different treatment from his parents, that will influence the nature and behavior in everyday life. Common characteristic differentiate between the eldest and the youngest child is a strong factor in the differences in personal and social adjustment throughout their life span. It is highly associated with the adjustment to the stressor. If the stressor can not be solved with the ability of adjustment will give rise to a conflict that manifests as anxiety. Objective: This study aimed to determine the difference of anxiety proportion between the eldest and the youngest child in high school students of Teladan Yogyakarta. Methods: The study was descriptive analytic using cross-sectional method. Sampling was done by purposive sampling technique. Research subjects filled out questionnaires Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI-L) and the Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS). The results obtained were analyzed using Chi-square with SPSS software version 21. Results: From a total of 108 study subjects consisted of 54 eldest child and 54 youngest child, there were 34 eldest child (31.5%) and 18 youngest child (16.7%) who experienced anxiety. There was a significant association between anxiety proportion and sequence of children in families with p = 0.002 (p <0.05). Girls were more anxious than boys, but not statistically significant. The relationship between anxiety proportion by age, place of residence and number of siblings produce p values that varies but were not statistically significant (p> 0.05). Conclusions: There differences anxiety proportion between the eldest child and the youngest child, where the proportion of the eldest child who experience anxiety more than the youngest children.

Kata Kunci : proporsi kecemasan, anak sulung, anak bungsu